Sukses

Beauty

Menjaga Lingkungan Hidup dengan 5 Rutinitas Kecantikan Ini

ringkasan

  • Rutinitas kecantikan juga bisa membuat kita menjaga lingkungan hidup
  • Mulai dari tidak menggunakan tidak menggunakan tisu basah hingga deodorant, kita dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan hidup

Fimela.com, Jakarta Isu lingkungan hidup memang sedang gencar dibicarakan oleh khalayak banyak. Hal ini dikarenakan kerusakan lingkungan semakin parah, dilihat dari banyaknya sampah di laut, hutan terbakar, hingga cuaca yang tidak menentu.

Nah, salah satu cara untuk menjaga lingkungan hidup ialah dengan mengurangi penggunaan barang-barang yang bisa menghasilkan polusi dan limbah sekali pakai, seperti sedotan plastik, botol air plastik hingga cangkir kopi sekali minum.

Tak hanya itu, rutinitas kecantikan juga bisa membuat kita menjaga lingkungan hidup lho. Bagaimana caranya? Berikut daftarnya yang dilansir dari The Independent.

1. Gunakan kapas atau tisu wajah yang bisa digunakan kembali dan biodegradable

Tisu wajah bisa diandalakna untuk menghapus riasan, tapi tahukah jika kerusakan lingkungan yang ditimbulkan tisu wajah sangat besar?

Menurut kelompok riset Mintel, 47 persen orang Inggris secara teratur menggunakan tisu wajah, yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa terurai dari tempat pembuangan sampah karena komposisi bahan yang hampir tidak dapat dihancurkan seperti poliester, polipropilena, kapas, pulp kayu, atau serat rayon. Sebuah survei di Inggris juga mengungkap jika tisu adalah penyebab penyumbatan paling besar di selokan atau sekitar 93 persen.

Melihat kondisi tersebut, ada beberapa alternatif yang tidak terlalu merusak lingkungan. Jika tidak sanggup berpisah dengan tisu wajah, sejumlah merek kini menawarkan alternatif tisu yang dapat terbiodegradasi dan dapat digunakan kembali. Atau, gunakan bantalan penghapus makeup yang dapat digunakan kembali dan dicuci.

2. Tukar aerosol dengan deodoran stick alami

Sebagian besar dari kita menggunakan deodoran setiap hari yang berbahan dasar aerosol dan berkemasan roll-on. Dilihat dari kemasannya, produk ini juga dapat merusak lingkungan.

Biasanya, deodoran roll-on dikemas dalam dua lapisan plastik, yang berarti sangat sulit untuk didaur ulang. Mengingat plastik membutuhkan waktu hingga 450 tahun lamanya untuk terurai dan jutaan orang menggunakan deodoran roll-on setiap hari, maka kita bisa membayangkan berapa jumlah plastik yang hanya berasal dari deodoran roll-on saja.

Meskipun berita baiknya adalah aerosol dapat didaur ulang, gas terkompresi yang digunakan di dalamnya memiliki dampak berbahaya pada emisi CO2.

Untuk itu, pilihlah deodoran alami atau tanpa kemasan. Ini adalah alternatif yang bagus karena produk ini selain bisa membantu menjaga bau, juga memiliki dampak minimal pada dunia di sekitar kita. Formula bebas aluminium ini akan baik untuk tubuh Anda, serta terhadap lingkungan.

3. Pilih produk yang bisa diisi dan daur ulang

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Garnier dan TerraCycle, hanya 50 persen kemasan kamar mandi yang bisa didaur ulang, dibandingkan dengan 90 persen kemasan dapur. Dan, mengingat bahwa industri kosmetik global menghasilkan 120 miliar unit kemasan setiap tahun, itu adalah pemborosan yang besar.

Untungnya, ada beberapa kemajuan yang dibuat di dunia kecantikan. Lush misalnya, telah secara besar-besaran memperluas pilihan produk bebas kemasan 'Naked' yang sekarang mencapai 50 persen dari jangkauan inti, termasuk gel shower, pelembap, dan lipstik isi ulang berlapis lilin yang dapat dimasukkan ke dalam wadah yang dapat digunakan kembali.

Sejumlah merek lain muncul sebagai tanggapan terhadap meningkatnya permintaan akan kemasan yang lebih sedikit. Misalnya L'Occitane dan Rituals yang menawarkan kemasan isi ulang dan merek seperti Origins, & Other Stories dan Mac Cosmetics yang menawarkan sistem penghargaan ketika pelanggan mengembalikan plastik kosong mereka botol.

4. Tukar cotton buds plastik dengan versi bambu

Diperkirakan bahwa ada 1,8 miliar cotton buds bertangkai plastik yang digunakan warga Inggris. Terlebih lagi, sekitar 10 persen dari cotton bud ini dibuang ke toilet.

Cotton bud bertangkai plastik hanyalah salah satu dari ribuan produk sanitasi yang dibuang dengan tidak benar yang dapat mengakibatkan pencemaran saluran air dan lingkungan laut. Bahkan benda satu ini juga mengancam satwa liar.

Bentuk cotton bud yang panjang dan tipis dapat menembus organ-organ internal hewan laut yang secara tidak sengaja menelannya, dan batang plastik ini juga secara teratur muncul di perut burung laut.

Untuk itu, gunakan cotton bud bambu, seperti yang dibuat oleh merek Hydrophil.

5. Jangan gunakan merek yang menggunakan terlalu banyak plastik

Ketika industri kecantikan terus bergulat dengan masalah plastik, banyak perusahaan mulai berinovasi menciptakan produk yang mencakup pengemasan dan bahan-bahan yang lebih berkelanjutan, dengan menggunakan kemasan biodegradable atau memanen bahan dengan cara yang lebih ramah lingkungan.

#Changemakers

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading