Sukses

Fashion

Tory Burch: (Nyaris) Sempurna dan Suka Hip-Hop

Jakarta
Awal Juli kemarin, saya berkesempatan untuk bertemu langsung dengan CEO sekaligus desainer Tory Burch pada saat pembukaan flagship boutique-nya di Paris. Pada saat memasuki ruangan private di lantai paling atas butik terbarunya di Rue Saint-Honore, saya sungguh terkagum dengan penataan interiornya. Sofa biru beludru nan nyaman, diaksentuasi bantal bermotif chevron, kursi antik serta wallpaper peony yang cantik senada dengan tirai yang terpasang dari langit-langit menjuntai ke lantai berkarpet. Saat menapakkan kaki di lantai tersebut untuk berbincang langsung dengan sang desainer, sulit untuk memusatkan pikiran antara mengagumi tatanan interior atau sosok Tory Burch yang nggak kalah chic serta super fresh. Penampilan Tory sungguh mengintepretasikan konsep dari brand-nya, dengan gaun bermotif abstrak dominasi warna biru dan orange (warna favoritnya) aksesori simple dan cocktail ring di tangan kanan.


Art and Prints


"Saya cinta Indonesia!" kata Tory Burch. Perempuan mungil bertubuh atletis tersebut mengaku terinspirasi dengan budaya Bali serta sangat menyukai batik. Ditanya tentang kelekatan brand-nya dengan art dan vibrant print, Tory mengaku kalau hal tersebut seperti sudah mendarah-daging. "Menurut saya print itu sangatlah personal dan orang biasanya akan merespon (pada print) atau tidak sama sekali. Memadukan warna dan print dengan cara yang nggak biasa merupakan kesukaan saya. India adalah salah satu tempat yang menginsipirasi saya, Maroko, dan batik!" kata Tory lagi.


Tory mengaku sangat tertarik dengan segala bentuk art, itu juga sebabnya ia mengambil jurusan kuliah History of Art di Universitas Pennsylvania. "Inspirasi yang datang dari art itu banyak sekali. Tapi yang sulit adalah bagaimana menginterpretasinya dan tidak membuatnya terlalu blak-blakan. Saya juga selalu menyukai bagaimana art inspire music, menginspirasi arsitektur - bagaimana semua hal tersebut berkesinambungan. It is about culture."


Paris adalah kota yang selalu dekat di hatinya. Sang desainer pertama kali datang ke Paris sebagai mahasiswi, dan sangat terpukau melihat art, lukisan serta patung yang bisa ia pelajari dari dekat. "Saya sangat menikmati jalanan kota Paris, sangatlah cantik, arsitekturnya, dan juga para perempuannya yang sangat chic dan sophisticated," ungkap Tory. Seorang interior desainer asal Perancis juga menginspirasi butiknya, yaitu Madeleine Castaing, terkenal dengan gaya yang quirky dan penuh warna. "Beberapa karpet Mme. Castaing kami gunakan di butik terbaru ini."



Digital and Social Media


Di era internet dan media sosial, Tory mengatakan bahwa ia berusaha untuk fokus dan lebih banyak 'mengedit' koleksinya. "Saya pikir saat kita mendapatkan banyak sekali akses dan pilihan untuk segala hal, perempuan menjadi lebih perlu item yang spesial, sehingga (desainer) jadi lebih perlu untuk mengkurasi."


Banyak traffic dari website Tory Burch, di mana pelanggan dari seluruh dunia bisa mendapatkan apapun yang (mungkin) nggak mereka dapatkan dari butik lokal, seperti koleksi home ware misalnya. Akun Pinterest dan Instagram Tory Burch juga terus mendapatkan followers setia. Ditanya tentang konsep serta traffic blog-nya, "Kami nggak punya bujet khusus yang besar untuk membangun perusahaan ini, jadi harus berpikir dan melihat dari arah yang beda. Media sosial sangat membantu kami untuk membangun brand ini," kata Tory. "Media sosial memberikan para pelanggan kami jendela untuk 'mengintip' ke dalam (brand) Tory Burch."


"Saya selalu tertarik dan ingin tahu dengan perkembangan digital serta internet. Bisa dibilang kami mengadopsi perkembangan tersebut cukup cepat. Sekitar sebelas tahun yang lalu kami melansir e-commerce yang pada saat itu belum terlalu banyak dilakukan oleh industri fashion. Secara tidak langsung, kami membangun brand ini melalui media sosial, dengan menggunakan PR (Public Relation) dan marketing. Serta selalu berusaha untuk inovatif dan membuat brand kami dibicarakan banyak orang. Digital adalah contoh yang sempurna untuk perkembangan secara berkala dan terus menerus. Sekarang dengan dibukanya flagship boutique Tory Burch di Paris, salah satu dari deretan butik cantik dari 150 butik dan lebih dari 3.000 toko di departement store dan mal seluruh dunia, serta e-commerce toryburch.com; Tory mengambil langkah pengembangan dengan hati-hati. Memilih kualitas dibanding kuantitas saat memutuskan untuk membuka toko baru.


Sentuhan pribadi memang membuat Tory Burch menjadi pemain atas dalam sektor affordable-luxury. Brand lain yang menggunakan nama desainernya, sangat sedikit yang membagi kehidupan pribadi mereka ke dalam produk. Bisa dibilang, personal point of view yang dimiliki brand Tory Burch adalah yang membuat brand tersebut sangat menarik. Karena orang selalu ingin tahu isi kehidupan orang lain, dan dalam hal ini, sisi personal Tory Burch adalah sesuatu yang banyak perempuan ingin miliki serta ketahui.


Tory Burch memiliki lebih dari 1 juta likes di Facebook Fanpage, 162.076 Pinterest followers, 362ribu di Twitter, dan 864.000 di Instagram - dan setiap platform sosial media tersebut merupakan esensi pribadi Tory Burch. The Tory Blog, di satu hari bisa membahas tentang musisi atau musik, kemudian pilihan buku yang harus dibaca, tips traveling saat di Paris, coat pilihan Tory dan berbagai image art dan warna dan bunga yang memanjakan mata. Semuanya merefleksikan bagaimana keseharian serta cara pandang Tory, sebagai pribadi yang menyukai art, traveling, seorang ibu dan perempuan karir serta pernyuka musik hip-hop. Saat Tory membicarakan sesuatu apakah itu lewat twitter, blog atau percakapan langsung, yang dibahas nggak hanya tentang (brand) pakaiannya, tapi hal-hal yang menarik pribadinya. Hal ini membuat banyak perempuan yang merasa Tory Burch adalah 'teman' mereka, karena merasa mengenal dekat sosoknya.


Dalam feed Instagram Tory - yang seperti akun Twitter-nya di-update sendiri oleh Tory - ada regram foto bunga yang dari akun instagram salah satu anak kembarnya, surf board Tory Burch yang merupakan bentuk kepeduliannya terhadap riset penyembuhan kanker payudara, sampai video yang diambilnya saat menonton konser U2. Hal-hal yang dekat dan menjadi minat pribadinya. Di beberapa selfie yang ada, rambut pirang sebahunya bahkan bukan dalam tatanan sempurna.

Family and Values


Disinggung soal keluarga, Tory mengaku kalau ia sangat melindungi privasi keluarganya, walaupun bisnisnya sangatlah tercampur dengan elemen pribadinya."Yang saya bangun adalah bisnis saya - dan pastinya merupakan perpanjangan dari diri saya," kata perempuan bersuara halus ini. "Tapi, saya pun harus tetap melindungi anak-anak saya."


Selalu terlihat terbuka lewat posting social media-nya, Tory mengaku kalau ia sangat mengawasi kegiatan social media ketiga anak laki-lakinya; si kembar Henry dan Nicholas terutama yang paling kecil, Sawyer. "Saya berusaha untuk mengawasi social media mereka, siapa yang mereka follow, apa yang mereka post. But they do teach me a lot of things. Dan setiap bepergian untuk pekerjaan, mereka selalu memberikan daftar tempat-tempat yang menurut mereka, harus saya datangi."


Tory selalu berusaha menyempatkan diri untuk berlibur dan menghabiskan waktu dengan anak-anaknya. Saat bepergian, ia akan meluangkan waktu untuk ngobrol lewat FaceTime atau saling berkirim pesan. Tory mengaku sangat disiplin pada anak-anaknya, mengajarkan mereka untuk menjadi pribadi yang aktif, sportif dan always a true gentlemen. Tory selalu bangun pagi untuk mengantarkan anak-anaknya ke sekolah dan ada di rumah untuk menyambut mereka dan membantu dengan pekerjaan rumah. "Apapun yang terjadi di kantor, usahakan untuk membuat batasan, dan ketika di rumah bersama anak-anak, you have to be a mom. Saya nggak akan bisa jadi CEO atau desainer yang baik kalau nggak bisa jadi ibu yang baik. Memang sangat sulit, tapi bisa dikerjakan."


Berlibur bersama ketiga anak laki-lakinya merupakan kesempatan yang selalu dinantikan oleh Tory. Ditanya tempat yang paling memorable untuk ia dan keluarganya, Tory menjawab Machu Piccu di Peru, di mana mereka berempat hiking sampai di puncak yang paling atas. "It took us five hours! But that was one of the most unforgettable moment." Plan berlibur mereka dalam waktu dekat? Bersafari ke Afrika Selatan! Sounds like so much fun.

Growth and Inspire


Awal kisah Tory Burch bisa dibilang sudah menjadi legenda: Sebagai ibu dari tiga anak balita, ia meninggalkan karirnya yang sudah cukup tinggi di dunia fashion PR (Public Relation) untuk membesarkan anak-anaknya. Momen tersebut datang di saat Tory hamil anak ketiganya. "It was tough...but I knew that being a mom came first and I wouldn't be able to do both effectively."


Tapi, di dalam hati, Tory selalu ingin untuk membuat sesuatu dengan satu konsep khusus: Ingin item yang berkualitas, klasik, gampang dikenakan dan terjangkau. Latar belakangnya yang berkecukupan bisa dibilang membentuk cara pandangnya. Kedua orangtua Tory adalah sosok yang punya nama di Amerika, ayah Tory, Buddy Robinson merupakan pentolan New York Stock Exchange, sebelum menikah sempat mengencani aktris Grace Kelly. Reva, sang ibu, adalah mantan aktris yang pernah berhubungan dengan pembalap Steve McQueen. Kedua latar belakang tersebut membawa cerita dan souvenir dari perjalanan keliling dunia mereka yang membuka mata Tory akan art dan keindahan.

The infamous tunic that inspires the Tory Burch brand.

 


Di usia 37 tahun, terinspirasi dari tunik yang ia temukan di pasar loak Paris, Tory membentuk tim kecil (yang terdiri dari teman dekat dan keluarganya) kemudian memulai perusahaannya di meja dapur apartemennya di Manhattan, tempat ia tinggal sampai sekarang. Keluarga Tory membantu di pembukaan toko pertamanya, di daerah Nolita, tahun 2004. Saat pintu toko yang berwarna orange dibuka, para perempuan menyerbu masuk, dan menghabiskan seluruh stok yang tersedia, termasuk tunik yang dijual dengan harga sekitar USD200. Bisnis Tory Burch untung dalam waktu dua tahun.


Tory menciptakan produk yang bagus dan cantik. Tapi menentukan harga dengan sangat taktis - tidak terlalu tinggi dan terlalu rendah. Seorang editor berkata, ballet flats Tory Burch yang diberi nama Reva, dari nama sang ibu, dihargai sekitar 3-5juta rupiah sepasang. "Untuk seseorang yang terbiasa menghabiskan uang sekitar 10-20juta untuk sepasang sepatu Manolo atau Choo, bisa membeli sepatu Tory Burch dengan harga tersebut dan kualitas yang ditawarkan? Wow banget, kan?" kata sang editor yang memang penggila sepatu tersebut. Dan untuk para perempuan yang mungkin baru sampai di (harga) sepatu  500ribu sampai 1 juta rupiah, memiliki flat Reva adalah aspirasi tersendiri, yang masih dalam jangkauan mereka. Jutaan pasang sepatu Reva telah terjual di seluruh dunia, tapi koleksi yang dikeluarkan Tory Burch nggak melulu item klasik seperti flat shoes dan tunik. Ada juga deretan koleksi yang fashionable serta well-designed setiap season-nya, dan selalu dipersiapkan secara matang dengan konsep dipikirkan dengan baik. Hal ini semakin menegaskan posisi brand Tory Burch di affordable luxury, yang bisa jadi merupakan salah satu segmen penting di dunia fashion saat ini.


Salah satu lagi sisi dari Tory Burch adalah sebagai seorang perempuan yang juga peduli sesama. Alasan utama memulai bisnisnya, yaitu agar bisa membuat yayasan untuk perempuan dan anak-anak. "Giving back was always part of the plan and has become a part of the company's DNA," ungkap Tory di bukunya "Tory Burch in Color". Pada tahun 2009, Tory Burch Foundation diluncurkan. Melalui pinjaman, program mentoring serta pendidikan entrepreneur, yayasan tersebut mengajak perempuan yang memiliki usaha kecil dan keluarga mereka untuk meraih kesuksesan sendiri. Who run the world? Girls!

Success and Restraint


Ditanya soal kesuksesannya secara pribadi, menurut Tory; "Success is about restraint. Dengan bersabar dan membuat keputusan berdasarkan pemikiran jangka panjang sangatlah membantu. Boleh saja melakukan banyak hal, tapi coba untuk melakukannya secara perlahan dan organik. Dan bagi perempuan, kita harus percaya dengan yang kita lakukan, dan ikuti jalan yang ada. Perempuan harus lah bisa seambisius laki-laki and be proud of it." Hal tersebut pun ia terapkan dalam membangun butik pertamanya di Paris ini. Butuh waktu bertahun-tahun untuk mencari tempat yang tepat, gedung yang sesuai, desain yang pas untuk mewujudkan apa yang diinginkannya.


Kesuksesan Tory Burch dengan memberikan sesuatu yang baru dan segar di harga yang terjangkau; nggak hanya di negara asalnya, Amerika; tapi juga sudah merambah dunia. "Apakah kami mendesain sesuatu yang khusus di tempat yang ingin kami tuju? Ya. Tapi kami nggak membuat satu produk khusus untuk satu negara, tapi mendesain sesuatu yang bisa diterima seluruh dunia."


Walaupun Tory mengaku nggak memiliki latar belakang desain dan sangat menghargai pendapat tim desain-nya, tapi ia seperti memiliki insting khusus tentang apa yang dibutuhkan oleh pelanggannya yang berbeda kelas pendapatan dan umur. Latar belakang sekolah dan tahun-tahun yang ia habiskan sebagai PR di berbagai brand fashion ternama membuatnya mempunyai satu kekuatan yang mungkin nggak dimiliki oleh desainer lainnya; Tory mengerti apa yang diinginkan oleh pelanggannya dan ia mengerti bisnis dari sudut pandang PR.


Produk keluaran Tory Burch bisa dibilang klasik, tetap trendy tapi accessible (nggak menakutkan bagi yang bukan trend addict), plus feminin serta versatile. Apakah kamu ibu rumahtangga yang hendak menjemput anak sekolah atau perempuan kantoran yang bergegas meeting dengan klien, produk Tory Burch, nggak membuatmu pusing di pagi hari karena kebingungan memilih pakaian. Fashionable but not fashion victim!

(Almost) Perfect and Likes Hip-Hop


Inspiring, bilioner, smart, pretty, ibu yang baik dan dicintai anak-anaknya, stylish serta pebisnis handal; bisa dibilang Tory (hampir) sempurna. Yang menarik, ada sedikit kontradiksi dengan image tersebut: Tory menyukai musik hip-hop, terutama rap. Playlist musik yang diakunya ada di personal iPod bercampur antara the Grateful Dead dan Tupac. Lihat saja, update playlist yang ada di blog-nya, sangat eklektik dan merambah musisi tahun 80-an sampai beberapa nama terbaru. Pun terbukti dengan adanya Lauryn Hill sebagai surprise element di pesta pembukaan butiknya kemarin.


Obrolan ditutup dengan foto bersama, dimana saya sungguh berharap punya waktu untuk mempercantik diri agar nggak berbanding terbalik dengan Tory yang tampil chic (maklum, begitu mendarat di Paris, saya dan perwakilan dari Time International yang merupakan representatif Tory Burch di Indonesia, langsung bergegas ke butik Tory Burch untuk sesi wawancara ini. Setelah 17 jam perjalanan Jakarta-Paris!) Kata-kata yang saya sungguh ingat dari Tory dan dituliskannya di buku "Tory Burch in Color" yang saya bawa khusus dari Jakarta adalah; "Always remember to live your life in full color and to follow your dreams. Love, Tory."

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading