Sukses

Fashion

Kolekasi Blazer Kaya Warna yang Nyaman Digunakan di Musim Panas

Fimela.com, Jakarta Jika membahas tentang fashion item yang tak lekang oleh waktu dan juga selalu pantas digunakan setiap saat, blazer menjadi jawaban yang tepat untuk digunakan. Kehadiran Blazer mampu membawa penampilan seseorang semakin stylish dan modern secara bersamaan. Namun, satu kendala yang terjadi di negara tropis seperti Indonesia, penggunaan blazer dianggap kurang nyaman karena alasan udara panas, dan lain sebagainya. 

Salah satu merek blazer ternama Sacco hadir untuk menjawab segala keinginanmu untuk tampil chic dan tetap nyaman dengan blazer. Sacco merupakan blazer yang dirancang di London, produksi Napoli, berbasis di Singapura ini dibuat dengan material mewah dan berkualitas Vitale Barberis Canonico yang diciptakan dengan keahlian tingkat tinggi untuk menghasilkan sebuah blazer berkualitas. Alexander Hascher sang founder ingin menciptakan sebuah blazer dengan konsep ready-to-wear yang hadir dengan 12 pilihan warna.

Koleksi lightweigh blazer Sacco

Dengan segala pengalaman lebih dari 20 tahun di industri fashion, Alexander telah memegang peran penting di beberapa rumah mode ternama seperti Christian Dior, Yves Saint Laurent, Hugo Boss, Bally, dan beberapa nama lainnya. Keahliannya juga mencakup tentang pengembangan brand, produk development, retail dan e-commerce. Begitu juga dengan brand Sacco yang ia miliki. Dengan Sacco, Alexander memperkenalkan sebuah konsep baru yakni ePOP. Sebuah e-Commerce Point of Purchase di mana terdapat kombinasi antara e-commerce dan retail boutiques.

Keunikan tersebut tentu akan memberikan pengalman baru yang lengkap dari sebuah single layer blazer terbaik dengan struktur desain ringan yakni hanya 300 gram, namun mampu memberikan statement pada penampilan para penggunanya di seluruh dunia. Untuk koleksi lengkapnya, cek situs saccoitaly.com.

 

#GrowFearless with FIMELA

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading