Sukses

Fashion

Keindahan Bunga dan Kicau Burung Jadi Inspirasi 3 Desainer di Panggung JFW 2020

Fimela.com, Jakarta Makeup dan fashion adalah dua hal yang identik dan tidak dapat dipisahkan. Saat ini, jalannya sebuah fashion show tidak lepas dari dukungan makeup yang menambah drama pada model. Untuk itu brand makeup lokal Make Over menggandeng tiga desainer kenamaan tanah air untuk menciptakan koleksi mode untuk menggambarkan tren makeup terbarunya.

Dalam gelaran mode tahunan Jakarta Fashion Week 2020, Make Over dan tiga desainer Indonesia yaitu Tities Sapoetra, Yosafat Dwi Kurniawan, dan Albert Yanuar menampilkan show bertajuk Colors Uncensored. Colors Uncensored merupakan tren makeup terbaru dari Make Over yang menonjolkan masing-masing bagian wajah mulai dari face, eyes, dan lips dengan tema Contra Contour, Eyesight Shade, dan Lip Blast Off.

Ketiga desainer yang memiliki karakter bebeda ini, menerjemahkan tren makeup ini kepada pecinta mode di Indonesia dan dunia lewat karya mereka. Lewat koleksi ini Make Over kepada setiap perempuan untuk berani merepresentasikan karakter mereka yang menarik melalui ragam warna.

Seperti masing-masing desainer menampilkan koleksinya sesuai dengan DNA desain mereka. Tities Sapoetra terinspirasi dari keindahan bunga Canaga, yang menjadi judul koleksi ini. Canaga merupakan sebuah bunga yang memiliki bentuk dan wangi yang sangat khas. Bunga ini dulunya hanya dipakai keluarga bangsawan dalam upacara-upacara penting, serta memiliki khasiat yang sangat bagus untuk kesehatan.

Keindahan bunga canaga diwujudkan oleh Tities dalam warna cantik yang terinspirasi dari Make Over eye pallete varian Powerstay 'Royal Rose' dan 'Uptown Bae'. Koleksi ini didominasi warna-warna kuat seperti ungu, pink, dan oranye. Koleksi Canaga ini menghadirkan keindahan seorang perempuan dalam bentuk print beauty polkadot yang diwujudkan dalam beragam busana ready to wear.

 

Melihat negara-negara Asia Timur lewat koleksi Yosafat Dwi Kurniawan

Sementara Yosafat Dwi Kurniawan mengusung tema "The Far East". Istilah ini digunakan oleh bangsa Eropa sejak abad ke-12 untuk menggambarkan negara-negara Asia Timur. Seperti namanya, koleksi ini didominasi nuansa negara-negara Asia Timur seperti Cina, Korea, dan Jepang yang dikemas dengan sudut pandang Eropa. Seperti pemandangan pegunungan diterjemahkan oleh Yosafat menjadi motif dengan teknik digital print.

Yosafat juga mengambil inspirasi dari kostum dalam film-film Hollywood yang berlatar belakang Asia Timur. Selain itu, arsitektur gedung futuristik yang memiliki garis modern juga menginspirasi Yosafat untuk diterjemahkan menjadi siluet dalam koleksi kali ini.

 

Kicau burung pada koleksi Albert Yanuar

Setelah melihat keindahan bunga dan berkeliling negara-negara Asia Timur, Albert Yanuar mengajak untuk mendengar merdunya kicau burung-burung lewat koleksinya bertajuk Vere Volucres. Vere Volucres merupakan kata lain dari 'Springs Birds' yaitu burung-burung yang hidup di pulau tropis seperti Indonesia.

Burung Kakak Tua, Beo, dan Flaminggo menjadi objek utama yang mendominasi koleksi Albert kali ini. Koleksi ini menggunakan beberapa teknik bordir manual dengan tangan dengan tingkat kerumitan yang tinggi, sehingga menghasilkan tekstur tiga dimensi tanpa menggunakan bulu-bulu asli.

Koleksi ini menggunakan material tile yang sangat lembut, satin sutra, chifon sutra, dan organza yang memberikan efek dramatik, feminin, halus, dan berkarakter. Warna dasar biru tua, navy, merah tua, pink, dan abu-abu menggambarkan keindahan warna-warni burung tropis ini. Lewat koleksi ini Albert mengajak menikmati keindahan fauna Indonesia dalam wujud fashion tanpa harus melukai mereka dengan mencabuti bulunya.

#GrowFearless with Fimela

 

Daftarkan dirimu di sini untuk mengikuti berbagai kelas inspiratif di FIMELA FEST 2019! 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading