Sukses

Fashion

6 Desainer Sepatu Pesaing Louboutin

Next

Charlotte Olympia

Charlotte Olympia Dellal sang creative director ini adalah lulusan Cordwainers di London, dia sempat bekerja untuk rumah mode Ungaro dan Giambattista Valli sampai akhirnya membuat lini sepatunya pada tahun 2007.

Ciri khas sepatu rancangannya adalah garis feminin yang terinspirasi dari gaya glamor era tahun 40an dengan sentuhan detil pop up yang penuh warna, jenaka dan quirky. Semua sepatunya diproduksi di Itali dan di sol sepatunya terdapat logo sarang laba-laba warna emas.

Sepatu platform dengan hak tebal, kitten flats dan juga heels dengan corak buah yang akhirnya berhasil mencuri perhatian para fashionista. Sarah Jessica Parker, Kiera Knightly, Blake Live, Katy Perry dan juga Beyonce adalah segelintir selebriti yang mengaku tergila-gila dengan labelnya. Para fashion label seperti Victoria Beckham, Zac Posen, Clements Ribeiro, Emilio de la Morena dan Matthew Williamson menunjuk label ini sebagai partner kolaborasi untuk menopang koleksi mereka.

Label ini sudah memiliki butik independen di lokasi pretisius Mayfair di London dan juga di beberapa portal online seperti Bergdorf Goodman, Dover Street Market, Harrods, Harvey Nichols, Isetan, Neiman Marcus, Net-A-Porter, Podium dan Selfridges. Penasaran ingin mencoba sepatu ini? Datang saja ke On Pedder, Plaza Indonesia.

Next

Nicholas Kirkwood

Berbeda dengan desain centil ala Charlotte Olympia, Nicholas menawarkan statement shoes dengan desain yang lebih edgy dengan potongan hak yang “tidak lazim”. Jebolan sekolah Central Saint Martins jurusan Fine Art foundation memulai karir di industri fashion ketika ditawari bekerja di butik Phillip Treacy ketika sedang bermain ski di Klosters pada tahun 1999.

Akhirnya dia memilih sepatu karena merasa belum ada sepatu yang seunik topi Phillip Treacy atau baju se-intricate Alexander McQueen. Pada tahun 2005 dia membuatkan sepatu untuk koleksi Ghost dan John Rocha untuk mengumpulkan uang untuk lini perdana sepatunya. Terkenal berkat inovasinya menggunakan material seperti devore satin, hand printed leather dan suede, phyton, kulit stingray dan lain-lain membuat dia berhasil memenangkan award Condé Nast Footwear News Vivan Infantino pada tahun 2006 untuk kategori emerging talent. Untuk di Amerika sendiri editor majalah Visionaire, Cecilia Dean menyukai koleksinya dan kemudian “menjodohkan” dia dengan Rodarte. Setelah itu dia menjadi perguncingan hangat dikalangan para editor dan berhasil memenangkan beberapa penghargaan lagi.

What we love about his collection? adalah desainya yang sangat futuristik dan beberapa hak tingginya mengingatkan kita akan gedung pencakar langit yang modern. Paduan aksen bulu, prints dan cut out materialnya sungguh memberikan wajah baru untuk statement shoes.
Selebriti dengan personal style yang eksentrik seperti Sarah Jessica Parker, Kirsten Dunst, Michelle Williams hingga Leighton Meester terlihat mengenakan koleksi sepatu Nicholas pada beberapa kesempatan. Sepatu ini juga bisa kamu dapatkan di On Pedder, Plaza Indonesia Jakarta, dengan starting price Rp 8 juta ke atas.

Next

Brian Atwood

Selain sepatu seksi dan glamor yang ia ciptakan, desainer dibalik label ini juga memiliki figur yang tidak kalah rupawan. Mantan model ini adalah orang Amerika pertama yang yang diperkerjakan oleh mendiang Gianni Versace untuk lini Versus dan akhirnya naik pangkat menjadi kepala desainer untuk lini aksesori Versace. Setelah 9 tahun bekerja di sana, dia banyak belajar dari para artisan untuk menciptakan high quality product dan akhirnya Brian berani mendirikan label sepatunya sendiri pada tahun 2001.

Terkenal dengan “Hitler Heels” yang tinggi menjulang, label ini dengan cepat menjadi talk of the town para stylist dan akhirnya terlihat dipakai oleh artis-artis Hollywood.
Berkat inovasi dan kegigihannya dia berhasil mendapatkan penghargaan sebagai Best Accessory Design oleh CFDA Swarovsky Perry Ellis award, dan sekarang menjabat sebagai creative director untuk label asal Swiss, Bally.

Bangga dengan tag “Made in Italy”nya label ini menjunjung tinggi kualitas dan juga produksi yang masih dibuat secara tradisional sehingga kuantitas sepatu setiap musim sangat terbatas. Kesuksesan label ini membuat Brian melansir lini kedua dengan harga yang lebih sensible, B by Brian Atwood.
Meskipun beberapa desain sepatu dari label ini terlihat cukup menakutkan, tapi Rachel Bilson, Olivia Palermo, dan Emma Stone kerap mnemilih karyanya untuk menghadiri acara red carpet premier mereka. Saking sayangnya Kristen Stewart rela menenteng sepatu Brian Atwood-nya dengan bahan velvet dan menukar dengan sneakers saat melewati jalanan yang kotor.

Next

Jerome C. Rousseau

Jebolan sekolah Cordwainers dan adik kelas Jimmy Choo ini melansir label sepatunya pada tahun 2008. Jerome sang desainer yang berasal dari Canada menawarkan sepatu hak tinggi (pastinya) dengan desain yang lebih eksentrik ala show girl dan sepatu era lampau dengan detail yang intricate. Glitter, detail tali temali pada bagian heels sepatu, cut out pada samping sepatu, hingga bentuk heels yang melengkung adalah beberapa detail “pintar” yang membuahkan dia “Who Is On Next” dari majalah Vogue Italia.

Selebriti yang terkena demam sepatu Jerome antara lain Charlize Theron, Cameron Diaz, Scarlett Johansson, Kristen Stewart, Katie Holmes, Drew Barrymore, January Jones, Olivia Wilde, dan Nicole Richie. Meskipun harganya termasuk lumayan mahal namun Jerome meyakinkan semua sepatunya dibuat dengan kualitas tinggi dan semuanya dibuat di Itali.

Ruang imajinasinya yang tanpa batas berhasil menghasilkan sepatu “Quorra” untuk film Tron: Legacy, dan juga dia menciptakan sepatu pump pink bahan glitter yang terinspirasi oleh Miss Piggy. So far koleksi sepatunya baru bisa didapat di Barneys, Saks Fifth Avenue, Harvey Nichols, Browns, Le Bon Marche, Holt Renfrew, Dover Street Market, dan kami tidak sabar untuk mendapati koleksinya di Indonesia.

Next

Joanne Stoker

Pengalamannya bekerja di kantor arsitek member sudut pandang yang berbeda dalam mendesain lini sepatunya. Potongan heels yang asimetris, hingga hak yang dibuat seperti konstruksi bangunan menjadi nilai lebih dari sepatu karyanya yang berkesan futuristik.

Memang mungkin namanya belum seterkenal yang lain, namun Vogue Itali sudah memprediksi bahwa label ini siap bersaing dengan para seniornya. Kreasinya yang bisa dibilang sangat berbeda dengan yang lain berhasil membuahkan pernghargaan dari First Into Fashion award, dan juga mentorship dengan Jimmy Choo.

Sekarang ini dia sedang membuat koleksi “Light-up” shoes, di mana ia memasang lampu LEDs di dalam hak laser-cut plexi. Warna-warni pelangi akan mengiringi perjalanan kamu dan jika batre-nya sudah habis kamu bisa mengisi ulang lewat sambungan USB di computer. Cukup spektakuler bukan?

 

Next

Tabitha Simmons

Hampir semua posisi di industri fashion sudah ia cicipi. Setelah lulus dari sekolah film di Kingston Univeristy dia memulai karirnya sebagai model yang kemudian dilanjutkan sebagai fashion stylist dan kemudian desainer sepatu.

Selain sibuk mendesain label sepatunya, Istri dari fotografer ternama Craig McDean adalah contributing editor untuk Vogue, dan juga contributor tetap untuk majalah Dazed and Confused. Sense of fashion yang tinggi juga membawanya menjadi stylist untuk panggung runway besar seperti Dolce & Gabbana dan Alexander McQueen.

Lini sepatunya yang dilansir pada tahun 2009 dengan cepat merebut hati dunia. Gaya British yang sedikit nakal dan playful berpadu dengan siluet yang sleek membuat Julianne Moore, Kate Middleton hingga Kate Moss memilih memijakan kaki mereka diatas heels Tabitha untuk acara penting mereka.

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading