Sukses

Fashion

Kisah Inspiratif Elle B. Mambetov, Desainer Muslim Amerika Serikat Bangkitkan Kembali Bisnisnya usai Ditipu dan Dipenjara

Fimela.com, Jakarta Elle B. Membetov merupakan seorang desainer pakaian wanita asal Amerika Serikat yang tinggal di London. Karya-karyanya selalu sukses dan mencuri perhatian publik. Bahkan, di tahun 2016, label fashionnya yang bernama Elle B Zhou berkesempatan tampil di London Fashion Week.

Karya desainer muslim kelahiran Texas ini juga ditampilkan di majalah papan atas seperti Vogue, Elle, hingga Harper's Bazaar. Namun, mimpi indahnya seketika berubah menjadi mimpi buruk. Dia telah ditipu oleh temannya yang menyebabkan Membetov harus mendekam di penjara.

Kala itu di tahun yang sama, Mambetov mengalami putus cinta dengan kekasihnya yang telah menjadi support system. Ia juga mengalami keguguran. Saat itulah teman dekatnya menghiburnya dan membantu mengelola bisnisnya.

Namun tak di sangka, temannya justru mengkhianatinya. Sang teman menggunakan namanya untuk membuat dokumen palsu hingga menggunakan namanya untuk membuka rekening dengan dokumen palsu..

Hingga beberapa hari kemudian, petugas polisi pun menangkap Mambetov dan didakwa atas enam tuduhan penipuan. Padahal penipuan tersebut dilakukan oleh temannya atas nama dirinya.

Mendapat Ketidakadilan

Mambetov kemudian ditangkap dan dipenjara karena dicurigai melakukan penipuan. Meski tanpa surat perintah dan bukti yang kuat. "Hal pertama yang dikatakan polisi adalah'Dia orang Afrika-Amerika, dia berbahaya, dia kejam dan dia memiliki keyakinan sebelumnya di AS yang melibatkan kekerasan'," cerita Membetov kepada Glamour.

Tak berhenti sampai di situ, selama persidangan Membetov juga mengalami diskriminasi. Suaranya di bungkam. Pengacaranya tidak boleh duduk berdampingan dengannya selama proses persidangan.

"Apa yang membuat frustrasi tentang sistem peradilan Inggris adalah bahwa Anda tidak duduk dengan pengacara Anda. Di negara bagian Anda duduk di sebelah mereka sehingga Anda dapat memberi tahu mereka ketika ada sesuatu yang salah. Di Inggris, mereka membuat Anda terpisah. Saya tidak bisa mengatakan apa-apa kecuali saya berdiri dan melambaikan tangan. Suaraku dibungkam. Yang bisa saya sumbangkan untuk percakapan itu adalah 'tidak bersalah'" cerita Membetov, dilansir Glamour.

Hakim akhirnya memutuskan Mambetov harus mendekam di penjara dengan keamanan maksimum sampai bukti kuat ditemukan. Namun ternyata, ia dipenjara bersama beberapa pelaku kriminal berbahaya di Inggris, dan ketika perintah pembebasan pemerintah dikirim agar dia dibebaskan, penjara menolak membebaskannya.

“Saya terjebak secara tidak adil, di penjara dengan keamanan maksimum, dengan beberapa penjahat paling berbahaya di Inggris,” ungkap Membetov.

Berjuang Mendapatkan Keadilan

Belum cukup sampai di situ, semua rekan di industri tempat dia bekerja sangat keras benar-benar meninggalkannya. Membetov mengaku selama mendekam di penjara tak ada satupun temannya yang mengunjunginya.

“Tidak ada yang berbicara kepada saya, tidak ada yang menulis kepada saya, tidak ada yang mau membantu saya, atau bahkan mengunjungi saya. Kecuali penata rambut saya yang dengan baik hati mengadopsi anjing saya dan memeliharanya sejak saat itu,” kata Membetov.

“Semua orang hanya meninggalkan saya karena keadaan,” lanjutnya.

Selama beberapa bulan berikutnya, Mambetov berjuang agar perintah pembebasannya ditegakkan. Namun usahanya sia-sia, ia terus-menerus dimasukkan kembali ke selnya karena 'masalah dokumen'.

“Itu adalah mimpi buruk,” katanya, merinci banyak contoh rasisme, pelecehan, dan pelanggaran seksual seiring berjalannya waktu. “Anggota staf penjara seharusnya membuat Anda tetap aman, bukan menyalahgunakan kekuasaan mereka,” ungkap Membetov.

“Tidak peduli apa yang telah saya capai, mereka hanya melihat saya dan mengklasifikasikan saya sebagai orang kulit hitam. Kadang-kadang ketika saya sedang berjalan di jalan dan saya melihat seseorang yang mirip dengan seseorang yang saya kenal di penjara, saya merasa takut. Jantungku berpacu saat pikiranku membawaku kembali tanpa peringatan. Ini adalah hal yang sulit untuk diatasi, dan keajaiban saya selamat,” lanjutnya.

Berhasil Dibebaskan

Setelah perjuangan yang panjang untuk mendapatkan keadilan, di penghujung tahun 2018 Membetov akhirnya dibebaskan Ia pun memutuskan kembali ke negara asalnya. Mambetov diberitahu bahwa dia akan bebas ketika dia mendarat di AS, tanpa catatan kriminal dan tidak ada cara bagi orang untuk mengetahui apa yang dia alami kecuali dia memberi tahu mereka.

“Kedutaan mengunjungi saya sebelum saya pergi, hanya untuk memeriksa saya, dan saya dimasukkan ke dalam pesawat. Saya hanya menahan napas sampai pesawat mengudara. Baru pada saat itulah saya yakin saya akhirnya bebas,” tutur Membetov.

 

Mulai Meniti Karir Kembali sebagai Seorang Desainer

Hiatus bertahun-tahun sebagai seorang desainer tak menghentikan langkah Membetov untuk mulai mendesain lagi. Namun tentu membangun kembali label fashionnya setelah jatuh bukan perkara yang mudah.

“Ketika saya mencoba mendesain pakaian lagi, pakaian yang saya coba buat adalah bencana, konstruksinya gagal dan mereka tidak memiliki imajinasi,” akunya.

Beruntungnya, suami barunya Selim selalu mendukungnya dan mendorongnya untuk bangkit. Hingga pada September 2020, ia pun berhasil membangun toko Elle B Zhou di Amerika Serikat.

“Meluncurkan kembali merek, dan beralih ke mode sederhana terasa seperti penyelesaian perjalanan panjang. Fashion adalah bagian bawaan dari diri saya. Sepertinya saya tidak bisa mengguncangnya, apapun yang terjadi. Terlepas dari apa yang dibawa kehidupan, itu adalah satu-satunya hal yang selalu saya ingat. Ini adalah siapa saya,” kata Mambetov.

Selain itu, setelah masuk Islam, pendekatannya terhadap industri telah berubah. Keinginannya bukan lagi menjadi nama terpanas Fashion Week, tetapi pencipta sesuatu yang otentik dan bermakna.

“Saya telah menghilangkan perasaan tertekan karena perlu menciptakan sesuatu yang komersial, tetapi berbicara kepada audiens target tertentu dan sejenisnya. Sekarang, saya membuat karya yang saya rasa akan memecahkan masalah, atau yang akan saya nikmati, atau yang saya butuhkan,” tuturnya.

Idealnya, ini akan berkembang menjadi kolaborasi yang memungkinkannya menciptakan busana sederhana dengan harga terjangkau, dan peluang baginya untuk mendukung organisasi reformasi penjara seperti UNODC dengan karya seninya.

“Fashion adalah tempat saya memulai dan itu sangat penting bagi saya, tetapi saya akan lalai jika saya tidak menggunakan pengalaman saya untuk kembali dan membantu orang lain yang menderita ketidakadilan,” tandasnya.

 

#Elevate Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading