Sukses

Fashion

Kolaborasi Inspiratif APR dan Komunitas Peduli Lingkungan di Fashion Revolution Indonesia

Fimela.com, Jakarta Ketika membahas sampah, topik ini seakan nggak pernah ada habisnya dan solusinya seolah nggak berujung. Padahal jika dipikirkan lagi dampaknya terhadap lingkungan dan berkomitmen menjalankan solusinya mulai dari skala kecil, permasalahan sampah dapat diatasi dengan maksimal.

Salah satu penyumbang sampah limbah terbesar di dunia berasal dari industri fesyen (fast fashion) yang berdampak pada ketersediaan air bersih dan perubahan iklim.

Nggak cuma itu saja, menurut United Nations Partnership on Sustainable Fashion and the SDG’s dikutip laman zerowaste.id, serat kain dari limbah tekstil pun diprediksi berkontribusi besar sebagai penyebab plastik masuk ke air laut.

Itu jika dilihat dari sisi lingkungan. Kalau dilihat dari sisi pekerjanya, industri fesyen dan tekstil melibatkan banyak pekerja perempuan yang menggantungkan hidupnya lewat bidang pekerjaan ini.

Sayangnya, kondisi lingkungan kerja, sistem sosial, dan minimnya upah masih belum mendukung konsep women empowerment  yang adil, beretika dan berkelanjutan. Hingga sebuah insiden menyedihkan terjadi.

Jika kamu masih ingat, pada 2013 terjadi insiden menyedihkan di mana 1.133 orang tewas dan 2.500 orang terluka karena ambruknya Gedung Rana Plaza, Dhaka, di Bangladesh. Rana Plaza merupakan gedung yang menampung lima garmen yang memproduksi fast fashion berskala besar yang dipasarkan di dunia. Dari peristiwa itu lahirlah Fashion Revolution.

Berkaitan dengan hal tersebut, tahun ini Asia Pacific Rayon (APR) dan Closed Loop Fashion (CLF) kembali menginisiasi gerakan mendukung ethical dan sustainable fashion, untuk disemarakkan di Tanah Air lewat Fashion Revolution Indonesia.

"Fashion Revolution Indonesia merupakan dukungan kami selaku pelaku swasta untuk berkolaborasi dan bersama-sama mewujudkan sustainable dan ethical fashion di Indonesia. Kami berharap gerakan Fashion Revolution tidak berhenti disini dan terus digalakkan untuk menciptakan ekosistem fesyen yang aman, adil dan berkelanjutan," ujar Evelyn Santoso selaku Head of Business Development Asia Pacific Rayon, Rabu (14/4), di Jakarta.

Ya, Fashion Revolution Indonesia diadopsi dari gerakan komunitas global Fashion Revolution Week yang mengajak pelaku fesyen Indonesia untuk mendukung sustainable and ethical fashion lewat serangkaian acara yang berlangsung pada 13-14 April 2022, seperti:

Brand & Exhibition Bazaar

Dalam acara ini, APR melibatkan lima brand yang mendukung fesyen berkelanjutan dan ethical, yaitu Thread-to Fabric, Inen Signature, Gajah Duduk, Batik Trusmi, dan Rubysh. Saat berbincang dengan tim Fimela.com, Encep Amir, CEO Rubysh mengungkapkan, Fashion Revolution Indonesia merupakan event yang mengedukasi para pencinta fesyen.

"Bagi saya,  poin dari event ini adalah awareness karena mungkin banyak orang yang belum mengenal bahwa ada juga brand-brand sustainable. Untuk memperkenalkan dan mengedukasi brand sustainable menurut saya harus perlahan," kata Amir.

Kontribusi Amir dalam industri fesyen adalah memanfaatkan limbah plastik seperti botol kemasan PET hingga HDPE untuk dijadikan perhiasan unik. Menariknya lagi, sejak 2019 hingga hari ini, Amir memberdayakan perempuan untuk membuat karya seninya.

"Sebagian besar proses produksi kami melibatkan ibu-ibu yang tinggal di bangunan semi permanen dekat tempat pengumpulan sampah. Total saat ini ada 30 orang perempuan yang membantu Rubysh dengan sistem kerja paruh waktu," jelas Amir.

Selain Rubysh, Inen Signature sebagai label fesyen berkelanjutan juga membawa pesan mencintai bumi dan lingkungan. Ya, Inen Signature memanfaatkan serat Viscose-rayon dari APR untuk menampilkan koleksi eco-print-nya sebagai produk fesyen yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. 

Offline Workshop

Tahun ini, APR dan CLF menghadirkan Bintang Aziizu, pemilik label fesyen ByBinzu untuk menggelar offline workshop. Dalam Fashion Revolution Indonesia ini, Bintang sharing tentang teknik mencelup dan proses pewarnaan alami menggunakan serat Viscose-rayon dari APR.

"ByBinzu mengisi workshop indigo shibori yang basic. Untuk pewarna alami agar warna lebih menyala memang nggak bisa di sembarang kain. Dengan menggunakan kain Viscose itu penyerapan untuk pewarnaan jadi sangat bagus," kata Bintang, Rabu (13/4).

Selain itu pada Kamis (14/4), offline workshop eco-print dilakukan oleh Inen dari Inen Signature menggunakan 100% Viscose-rayon dari APR. Dalam teknik pewarnaan alami ini, Ini menggunakan sejumlah bahan alam, seperti secang, jawale, tingi, dan daun-daunan hijau.

Kampanye #TukarBaju

#TukarBaju adalah kampanye yang diluncurkan Zero Waste Indonesia, untuk menciptakan kesadaran bagi masyarakat dan sebagai solusi sampah fesyen dan limbah tekstil di Indonesia.

Ya, #Tukarbaju menjadi konsep dimana orang-orang membawa pakaian bekas layak pakai, lalu menukarnya dengan pakaian milik orang lain. Solusi hemat dan ramah lingkungan untuk tetap berganti-ganti gaya fesyen tanpa mengeluarkan biaya untuk membeli pakaian baru.

Pop up event #TukarBaju di Fashion Revolution Indonesia ini berlangsung pada 13-14 April 2022. Untuk penukaran baju, dimulai pukul 09.00-18.00 WIB yang dibagi menjadi tiga sesi, dan sebelumnya kamu sebagai #TemanTukar harus melakukan registrasi.

Talkshow dan Webinar

Talkshow dan webinar bertema Upcycling Fashion: The Art of Designing with Waste Materials juga digelar dan menghadirkan pembicara seperti Marina Chahboune (CEO CLH), Toton Januar (Creative Director at Toton), hingga Ratna Dewi Paramita (Head of Fashion Program BNSD).

Marina Chahboune menjelaskan, gelaran Fashion Revolution Indonesia diharapkan dapat membentuk kesadaran keberlanjutan dan sirkularitas yang lebih besar ke industri fesyen dan tekstil lokal.

"Kami mempunyai tujuan yang sama dimana ingin menyatukan orang-orang yang mempunyai pikiran sama dengan menyediakan platform yang terhubung, dapat bertukar ide, dan mendapatkan inspirasi," katanya.

Brand Showcase & Upcycling

Fashion Revolution Indonesia juga menampilkan special showcase karya mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Binus University. Yup, mereka membuat pakaian dari waste fabric alias kain yang nggak terpakai.

Selain itu, sebanyak 16 brand juga menampilkan koleksinya dalam brand showcase yang mendukung visi Fashion Revolution, yaitu Imaji Studio, Mycotech x Vaniani, Stain label, Kin and Alley, Tri Upcycle, Abhati Studio, By Binzu, Kaind, Bell Society, Hallah, Dan Liem, Arae, Love Story, Creative Kitchen, Pijak Bumi dan Toraja Melo. Brand Peble, Indosole dan Re-Pairs juga ikut serta dalam showcase kali ini.

Nah, untuk informasi selengkapnya, jangan lupa follow Instagram @jakartafashionhub, ya!

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading