Sukses

Fashion

Fimela Awards Fashion Designer of The Year: Amanda dan Janna Soekasah, Gaungkan Pelestarian Alam dan Budaya Indonesia Melalui Fashion

Fimela.com, Jakarta Peribahasa “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya” tampaknya tepat disematkan untuk Amanda Gratiana dan Janna Soekasah, putri desainer legendaris Indonesia Ghea Panggabean. Mengikuti jejak sang ibu, saudara kembar ini sukses membuka Ghea Resort by Amanda Janna yang merupakan second line Ghea Fashion Studio di masa pandemi Covid-19.

Melalui label Ghea Resort, Amanda Gratiana dan Janna Soekasah berkomitmen melestarikan alam dan budaya Indonesia dengan mengangkat satwa dan suku asli pedalaman yang diterjemahkan melalui fashion modern.

Di tangan Amanda dan Janna, setiap koleksi selalu memiliki makna dan cerita tentang alam dan budaya. Langkah seperti inilah yang diambil mereka dalam mengembangkan kreativitasnya sebagai perancang mode sembari merangsang benak setiap orang khususnya generasi muda untuk mengetahui lebih lanjut tentang tema yang berkaitan dengan akar budaya Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk mengangkat satwa dan suku asli pedalaman yang masih menjalankan kehidupan yang sangat menyatu dengan alam dan menjaga sakralnya alam tersebut. Cara hidup mereka patut dicontoh dan dibanggakan di Indonesia,” kata Amanda dan Janna kepada Fimela.

Perjalanan Meniti Karier di Dunia Fashion

Pemilik nama lengkap Amanda Gratiana Puspita Dewi Soekasah dan Janna Karina Soekasah lahir pada 6 Desember 1978 di London. Setelah lulus SMA di Jakarta, Amanda dan Janna melanjutkan kuliah di Australia dan Belanda. Dari studinya di Belanda, Amanda lulus dengan meraih gelar Bachelor of Business Administration. Sedangkan, Janna meraih gelar Bachelor of Fashion Technology.

Pasca lulus kuliah, Amanda dan Janna tidak langsung bekerja dengan ibu mereka. Melainkan bekerja sebagai karyawan di beberapa perusahaan. Amanda sempat bekerja menjadi marketing di Spincity Bowling Plaza Indonesia dan Marketing Officer di Global TV. Sementara itu, Janna sempat bekerja di The Link Internasional Singapura dan magang di beberapa majalah fashion.

Meski sudah menjajal berbagai bidang, tumbuh di lingkungan kreatif pada akhirnya membuat mereka kembali ke dunia kreatif. Di tahun 2010, Janna pun memutuskan untuk bergabung dengan Ghea Fashion Studio dan revitalisasi brand Ghea Kids yang sempat vakum di tahun 1990. Disusul Amanda kemudian.

Ibu Jadi Motivasi Terbesar Amanda & Janna

Amanda dan Janna mengaku, desainer bukanlah cita-cita mereka sedari kecil. Melihat sang ibu yang selalu sibuk dengan fashion show di dalam negeri maupun luar negeri, membuat keduanya enggan menjadi seorang desainer.

“Tapi dengan terus kita ikut bersama mama, kita jadi mencintai fashion dan kain Indonesia. Jadi mau apapun backgroundnya kami selalu balik ke fashion. Di darah kita sudah ada darah fashion,” kata Amanda.

Terlebih memiliki ibu dengan bisnis yang telah bertahan selama 40 tahun di industri fashion membuat Amanda dan Janna bisa belajar langsung dari sang maestronya. Sejak kecil, mereka sudah diajarkan tentang kerja keras. Dari sang ibu, mereka juga belajar bagaimana setiap koleksi harus memiliki makna dan cerita, serta selalu menjaga dan memperhatikan orisinalitas suatu karya.

“Mama itu sangat keras, di tahun 2018 kami punya brand namanya Ghea Resort juga dan kami coba styling-styling busana tapi masih pakai motif dari mama. Tapi ternyata kata mama itu belum cukup. Mama Ghea mengajarkan bahwa setiap koleksi harus memiliki makna dan cerita, serta harus original,” tambah Janna.

Pandemi Melahirkan Kreativitas

Ketika pandemi Covid-19 melanda yang membatasi segala aktivitas masyarakat sehingga harus tetap di rumah, hal ini justru membuat Amanda dan Janna menjadi lebih fokus dan kreatif. Berawal dari krisis masker medis di Indonesia, tercetuslah ide untuk membuat masker ciri khas Indonesia dari sisa kain produksi Ghea Fashion Studio. 

Ide tersebut muncul terinspirasi dari Gelang Harapan, gerakan sosial yang Amanda dan Janna buat bersama Wulan Guritno tahun 2014. Di mana mereka mendaur ulang sisa-sisa kain Ghea Fashion Studio menjadi gelang-gelang cantik yang hasilnya disumbangkan untuk para penyintas kanker.

Dengan persiapan sederhana, foto-foto produk di rumah, dan promosi melalui Instagram, tak disangka-sangka mereka berhasil menjual 1.000 hingga 2.000 masker dalam satu bulan. Berkat kesuksesan menjual masker kain ini, Ghea Fashion Studio menjadi salah satu rumah mode yang tidak memulangkan para penjahit selama masa pandemi Covid-19. Sejak saat itu, banyak desainer-desainer lainnya yang mengambil langkah serupa agar bisa survive di masa pandemi Covid-19. Akhirnya dari sinilah, mereka bertekad memulai brand Ghea Resort lebih dalam lagi. 

“Dan waktu itu kita lockdown, kita ingin menciptakan hope bahwa kita akan bisa berwisata lagi keliling indonesia. Dan itulah kita memiliki ide menamai Ghea Resort by Amanda Janna,” ungkap keduanya.

Komitmen Angkat Satwa dan Suku Asli Pedalaman

Sejak dulu Amanda dan Janna memang ingin memiliki second line yang meneruskan legacy sang ibu yang selalu mengangkat budaya dan wastra Indonesia. Namun keduanya belum menemukan ciri khas dari karyanya sendiri. 

“Saat ditunjuk sebagai duta wildlife warrior oleh World Wide Fund for Nature (WWF) pada 2018, kami mendapatkan banyak pengetahuan tentang konservasi alam. Dari sanalah kami terinspirasi untuk terus mengangkat satwa-satwa yang ada di Indonesia dan juga suku asli pedalaman ke dalam koleksi-koleksi Ghea Resort,” kata Amanda dan Janna.

Di tahun 2020, Ghea Resort pun debut meluncurkan koleksi pertama mereka secara virtual yang bertajuk “Borneo Pygmy Elephant”. Koleksi ini didesain khusus untuk mengangkat isu kelestarian alam, khususnya gajah kerdil di Kalimantan. Gajah kerdil merupakan spesies langka yang ditemukan dan dilindungi di Kalimantan Utara dalam jumlah yang tersisa hanya 1.500 ekor di alam liar.

Tahun ini, Ghea Resort by Amanda Janna berkolaborasi dengan Cover Me Not membuat swimwear dan baju santai yang kembali mengusung tajuk “Borneo”. Kolaborasi ini hadir dengan tiga unsur unik yaitu Borneo Pygmy Elephant, Borneo Ikat Motive, dan Dayak Tribe.

Selain itu, mereka juga berkolaborasi dengan ZEN Tableware meluncurkan tableware. Lalu, koleksi kecil Save Bali Kintamani Dogs bersama Rinda Salmun dan Kelly Tandiono. Terbaru, mereka berhasil melakukan fashion show keduanya yang  mengangkat motif Harimau Sumatera dan Suku Mentawai dalam gelaran Oppo Bazaar Fashion Festival di Senayan City pada Agustus 2022 lalu.

Ke depan, Amanda dan Janna m akan mengangkat tema Jawa Barat untuk mewujudkan keinginan terakhir kakeknya yang baru meninggal di usia 94 tahun. Keduanya juga berharap dapat mengikuti ajang Jakarta Fashion Week atau peragaan busana luar negeri yang membawa nama Indonesia.

“Senantiasalah jaga budaya dan alam melalui apa yang kamu cintai sebagai seorang wanita yang melalang buana di dunia fashion. Jangan pernah melupakan asal usul kamu dan selalu be original. Selagi kita original dan memiliki niat baik, pasti semesta akan membantu kita untuk mendapatkannya,” tutup Amanda dan Janna.

Yuk, dukung Amanda Gratiana dan Janna Soekasah sebagai Fashion Designer of The Year pilihan Sahabat FIMELA, klik di sini, untuk berikan suara dan dukunganmu.

#Women for Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading