Sukses

Health

Bukan Hanya Mengganggu Penampilan, Kenali Gejala dan Dampak Varises Lebih Dalam

Fimela.com, Jakarta Pernah nggak sih melihat urat-urat kebiruan yang tampak di permukaan kulit area betis? Apakah muncul juga di area kakimu, Sahabat Fimela? Kondisi inilah yang dikenal dengan sebutan varises, yaitu pembengkakan atau pelebaran pembuluh darah vena yang disebabkan oleh adanya penumpukan darah di dalam pembuluh tersebut.

Bagi perempuan, varises sering jadi kondisi yang bikin kurang percaya diri saat harus menggunakan rok pendek yang memperlihatkan area kaki. Tapi, tahu nggak sih kalau dampak varises ternyata lebih dari sekadar sisi estetik saja?

Tim Fimela mendapatkan kesempatan interview langsung bersama dr. Marolop Pardede, Sp. BTKV (K), MH dari OMNI Hospital untuk ngobrolin langsung apa itu varises dan dampaknya lebih jauh pada kesehatan. Pastikan baca artikelnya sampai selesai buat update wawasan kesehatanmu, Sahabat Fimela!

Apa Sih Penyebab Varises?

Benjolan yang muncul di area kaki ini ternyata nggak terjadi dengan begitu saja. Varises ternyata merupakan kondisi kerusakan pembuluh darah vena akibat tekanan yang berlebihan. dr. Marolop mengibaratkan kondisi ini dengan balon yang sudah ditiup.

"Ibaratnya balon itu pembuluh darah, kalau belum ditiup berarti kondisinya masih bagus. Lalu diberi tekanan dengan ditiup dan mengembangkan. Saat dikempeskan lagi dia sudah melar kan. Jadi gambaran pembuluh vena yang terkanan itu seperti itu. Setelah tekanan yang tinggi, pembuluh darah jadi membesar, melebar, dan berkelok-kelok," jelas dr. Marolop.

Nggak Hanya Terbatas Muncul di Kaki Saja, Lho!

Kalau selama ini kamu berpikir bahwa varises adalah masalah kesehatan yang hanya muncul di kaki, ternyata salah banget. Dalam sesi obrolan bersama tim Fimela, dr. Marolop menyampaikan bahwa varises bisa terjadi di mana saja karena pembuluh vena sendiri ada di seluruh tubuh.

Pembuluh darah vena sendiri bertugas untuk membawa darah yang kandungan oksigen dan nutrisinya sudah terpakai oleh tubuh untuk dinutrisi kembali di arteri dan dibawa kembali ke sel. Jadi, semua tempat yang dialiri pembuluh vena punya kemungkinan risiko varises.

"Yang sering saya tangani di kaki. Tapi ada area lain seperti varises di rahim juga pernah saya tangani. Kondisi ini terjadi karena peninggian tekanan vena di sekitar rahim, biasanya dialami perempuan yang sudah beberapa kali melahirkan atau obesitas. Keluhannya biasanya nyeri saat berhubungan intim. Ada juga varises di vagina. Kalau ini ada kemungkinan lain seperti ada tumor atau kelainan bawaan yang menyebabkan meningkatnya tekanan di vena," lanjut dr. Marolop.

Metode Penanganan Varises, Haruskah Operasi?

Banyak informasi yang beredar soal penanganan varises, salah satunya dengan metode operasi. dr. Marolop membenarkan hal tersebut, tapi ia menekankan bahwa penanganan varises sebenarnya dilihat dari sudah sejauh mana kondisi yang dialami pasien.

dr. Marolop kembali menjelaskan bahwa kondisi varises terdiri dari grade 1 sampai 6. Pada grade 1-2 biasanya ditandai dengan gejala pegal dan bengkak. Sementara itu, kondisi grade 3 ditandai dengan pembuluh darah yang terlihat berkelok-kelok. Grade 5 dan 6 adalah kondisi yang sering dikhawatirkan karena bisa menimbulkan luka.

“Operasi menjadi tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah perburukan ke tingkat yang lebih lanjut. Pada grade moderate to severe itu harus dioperasi,” ungkap dr. Marolop.

Penanganan pun harus disesuaikan dengan kondisi pasien. Misalnya saja bagi yang memiliki riwayat diabetes tentu harus melalui tahapan yang lebih cermat lagi. dr. Marolop menyarankan dalam penanganan tahap paling awal adalan mengontrol nutrisi dengan baik agar kadar gulanya tidak sampai naik atau melebihi 200. Perubahan gaya hidup seperti olahraga juga membantu proses penanganan. Jangan lupa untuk memeriksakan diri ke dokter.

"Saya sebagai dokter Bedah Toraks, Cardiac, dan Vaskular pasti akan melakukan pemeriksaan dari yang paling simpel. Jika ada riwayat diabates maka riwayat gulanya gimana. Jika sudah ketemu akan dilanjutkan USG Doppler untuk melihat struktur pembulih darah. Jika sudah saya lakukan penilaian penyumbatannya, akan diteruskan CT scan untuk pembuluh darah baru nanti ada keputusan tindakan," jelas dr. Marolop.

Dampak Varises Tidak Hanya Terbatas pada Penampilan

Selama ini kamu mungkin hanya melihat dampak varises yang mengganggu penampilan saja. Padahal, dampak kesehatan yang dialami bisa lebih dari itu. Pembuluh vena yang mengalami varises aliran darahnya sangat lambat sehingga kemungkinan terjadi pembekuan di intravaskular cukup tinggi.

"Yang kita takutkan kalau bekuan ini lepas dalam jumlah yang cukup banyak, pasti titik akhirnya akan sampai paru-paru. Kalau hal ini terjadi, pasien bisa mengalami kondisi sesak. Itu yang kita takutkan kalau sudah terbentuk bekuan darah. Jadi, varises memang tidak sesederhana itu," terang dr. Marolop kemudian.

Kasus yang paling sering ditemui dr. Marolop adalah pada grade ke-3. Namun, jika sudah sampai perubahan kulit seperti di grade 4, harus segera diintervensi agar tidak berlanjut ke grade berikutnya.

"Karena kalau sudah terjadi perubahan di struktur kulit itu sudah hampir tidak mungkin kembali ke normal. Kalau dianalogikan, kulit yang sudah berubah itu ibarat kita memotong gabus putih. Jadi strukturnya sudah sedemikian jeleknya jadi sudah berubah. Kalau sudah begini biasanya dia sekali terjadi infeksi akan dengan mudah terjadi infeksi-infeksi berikutnya. Jadi kalau sudah sembuh akan infeksi lagi, seperti itu terus. Jangan sampai masuk ke tahap itu," lanjut dr. Marolop.

Kapan Seharusnya Memeriksakan Diri?

Menjawab pertanyaan ini, dr. Marolop menjawab dengan tegas bahwa harus diperiksakan sedini mungkin. Jika sudah muncul keluhan seperti bengkak dan pegal harus segera diperiksa biarpun belum ada gejala muncul urat biru karena ini sudah masuk grade 1.

"Kita biasanya sarankan operasi jika pembuluh darah misalnya sudah sampai 3mm, bocornya sudah signifikan. Tapi kalau gradenya masih ringan saja bisa dibantu dengan obat-obatan, memakai stoking kompresi, dan disuntikkan zat intravarises untuk menghilangkan keadaan biru-birunya," begitu dr. Marolop menjelaskan.

Mengenal Kelompok yang Berisiko Mengalami Varises

Supaya lebih mengenal dengan masalah kesehatan yang satu ini, ada baiknya untuk mempelajari lebih dalam tentang kelompok orang yang rentan terkena varises. Menurut dr. Marolop, varises yang ditandai oleh gejala bengkak dan pegal sering terjadi pada orang yang jarak bergerak atau obesitas. Pembuluh darah vena memiliki mekanisme pompa otot dalam menjalankan tugasnya. Semakin sering bergerak, otomatis otot akan mengalami kembang kembis sehingga aliran darah akan lebih lancar.

Jadi, orang-orang yang jarang bergerak, terlalu sering menggunakan high heels, atau terlalu banyak duduk dan berdiri adalah kelompok yang semestinya waspada terhadap gejala tersebut. Meskipun rentan, tapi dr. Marolop juga menjelaskan pencegahan yang bisa dilakukan.

"Rutin olahraga sehingga ada peningkatan massa otot. Lalu kalau mau pakai high heels ada baiknya ganti dengan sandal datar ketika sampai di meja. Selanjutnya jangan hanya duduk seharian, sesekali bergerak seperti stretching atau jalan-jalan di sekitar meja," lanjutnya.

Di akhir sesi interview, dr. Marolop memberikan saran tentang apa yang harus dilakukan untuk menangani gejala tersebut. Yang pertama tentu saja mencari dokter spesialis yang direkomendasikan, seperti dr. Marolop Pardede, Sp. BTKV (K), MH yang bisa ditemui di OMNI Hospital. Nantinya, dr. Marolop akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan sudah sampai tahap mana kondisi yang dialami.

Untuk informasi lebih lanjut dan daftar konsultasi dengan dr. Marolop Pardede, Sp. BTKV (K), MH (Dokter Bedah Toraks Kardiovaskular di Rumah Sakit OMNI Hospital Cikarang & Pekayon) dapat menghubungi 0821-3486-6442 (Yudha).

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading