Sukses

Health

Mengenal Gejala Pembengkakan Konka, Faktor Penyebab Hidung Sering Tersumbat

Fimela.com, Jakarta Saat cuaca hujan atau terserang flu, hidung tersumbat mungkin jadi salah satu masalah yang sering dihadapi sebagian orang. Biarpun terlihat sepele, tapi kondisi ini bisa mengganggu berbagai kegiatan sehari-hari. Waktu kerja jadi nggak fokus, tidur di malam hari pun terganggu karena hidung tersumbat yang bikin susah bernapas.

Tapi, tahu nggak sih apa penyebab hidung tersumbat yang sering kamu alami? Menurut Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok & Bedah Kepala - Leher, Rumah Sakit EMC Sentul, dr. Edo Wira Candra, M.Kes, Sp.THT-KL, FICS mengungkapkan ada banyak faktor penyebab hidung tersumbat. Misalnya saja konka hidung, sinusitis, pilek alergi, common cold, hingga sekat hidung yang bengkok.

Selain itu, ada juga faktor penyebab lainnya seperti udara kering, pembengkakan adenoid, konsumsi makanan pedas, benda asing di dalam hidung, polip hidung, polusi udara, kehamilan, hingga stres juga bisa menjadi penyebabnya.

Konka Hidung Membengkak, Bagaimana Penjelasannya?

Untuk menemukan penyebab yang akurat, dr. Edo Wira Candra menyarankan pasien untuk langsung berkonsultasi dengan dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok & Bedah Kepala - Leher, agar bisa melakukan pemeriksaan dengan tepat dan akurat. Ia pun menjelaskan bahwa kondisi konka hidung yang membengkak jadi salah satu penyebab yang cukup banyak dialami.

“Salah satu yang sering ditemui menjadi penyebab sumbat hidung adalah konka hidung yang membengkak. Hal ini akan menyempitkan rongga udara hidung dan membuat nafas menjadi tidak plong hingga sumbat total,” ungkap dr. Edo Wira Candra.

Namun, ia menjelaskan bahwa masyarakat awam masih banyak yang sulit membedakan antara konka dan polip. Konka hidung adalah selaput lendir yang letaknya di bagian pinggir rongga hidung yang menyelimuti tulang tipis. Selaput lendir ini bisa mengalami pembengkakakn dan kadang saat bercermin ke arah lubang hidung, akan terlihat seperti daging bundar yang berwarna kemerahan.

“Konka hidung ini sebenarnya adalah anatomi atau struktur normal yang ada pada hidung, namun kadang menjadi bengkak dan menimbulkan gejala sumbat. Sedangkan polip adalah pertumbuhan jaringan baru di dalam rongga hidung akibat faktor tertentu, dan polip ini biasanya berwarna keputihan atau bening keruh kekuningan. Sumbat yang ditimbulkan oleh polip sering satu sisi hidung dan dirasakan terus menerus,” lanjut dr. Edo Wira Candra.

Gejala dan Penyebab Konka Membengkak

Konka yang membengkak ini bisa menimbulkan berbagai keluhan. dr. Edo Wira Candra menjelaskan beberapa gejala yang muncul biasanya napas tidak lega atau berbunyi, risiko mengalami sinusitis meningkat, sering pilek, bersin, hidung gatal, mata berair dan gatal, rasa sumbat setelah makan, sakit kepala hingga nyeri di area pangkal hidung.

Gejala konka membengkak juga bisa ditunjukkan lewat kebiasaan ngorok seseorang saat tidur, sulit konsentrasi, tidur tidak nyenyak di malam hari, hingga risiko sleep apneau atau henti napas saat tidur.

“Penyebab konka hidung ini bisa membengkak di antaranya dapat dipengaruhi oleh faktor alergi, sinusitis, iritasi hidung akibat polusi udara, tingginya kadar asam lambung, konsumsi obat-obatan tertentu, pengaruh posisi / gravitasi, pengaruh cuaca seperti udara dingin, pengaruh kimiawi dari zat-zat terhirup dan membuat iritasi, serta yang tidak kalah pentingnya adalah faktor psikis,” jelas dr. Edo Wira Candra.

Pengobatan yang Perlu Dilakukan

Jika mengalami kondisi konka yang membengkak, maka pengobatan yang dilakukan harus melalui proses pemeriksaan yang cermat terlebih dahulu. dr. Edo menjelaskan setelah melewati berbagai tahap pemeriksaan yang dibutuhkan, nantinya dapat dibuat kesimpulan apa yang menyebabkan sumbatan pada hidung sekaligus mendiskusikan pemilihan pengobatan.

“Pengobatan yang dipilih dapat berupa konsumsi obat-obatan minum peroral seperti obat anti alergi, oral dekongestan, bakan antibiotik bila ditemukan adanya tanda  infeksi hidung seperti sinusitis,” jelas dr. Edo Wira Candra.

dr. Edo juga menjelaskan pengobatan lainnya bisa dilakukan dengan tambahan, yaitu cuci hidung dengan larutan garam istonis steril dan semprot hidung steroid.

“Bila dengan pilihan pengobatan tersebut tidak mencapai hasil yang optimal untuk menurunkan ukuran konka hidung, maka dapat dipilih alternatif yaitu berupa prosedur operasi endoskopis minimal invasive untuk mengecilkan ukuran konka lebih  permanen dengan alat Radiofrekuensi (RF),” lanjutnya.

Menariknya, tindakan RF ini nggak menimbulkan sayatan atau jahitan, sering kali tidak memerlukan penamponan hidung sehingga tetap terasa nyaman setelah tindakan. Risiko perdarahan minim, angka keberhasilan mengatasi sumbatan juga cukup tinggi, yaitu sekitar 85%.

Ada juga keuntungan lain yang bisa dirasakan pasien, yaitu nggak perlu bergantung pada obat-obatan yang harus diminum berulang kali untuk mengatasi sumbatan hidung. Untuk proses tindakannya sendiri bisa dilakukan dengan bius lokal atau total yang terasa lebih nyaman.

Agar mengetahui gambaran perbedaan ukuran konka hidung sebelum (atas) dan sesudah (bawah) melakukan tindakan RF, bisa dilihat dari ilustrasi berikut ini.

“Terapi dengan tindakan reduksi konka dengan RF ini menjadi terapi alternatif terbaik saat ini untuk mengatasi masalah sumbat hidung yang sudah cukup lama diderita namun tidak kunjung memperoleh hasil yang memuaskan setelah pengobatan berulang,” pungkas dr. Edo Wira Candra.

Jika mengalami gejala konka hidung yang membengkak, segera periksakan diri kepada dokter spesialis THT-KL agar mendapatkan diagnosis yang tepat sekaligus terapi pengobatan yang sesuai dengan kondisimu.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading