Sukses

Health

WHO Akan Mengganti Nama Cacar Monyet, Berikut Alasan

Fimela.com, Jakarta Penyakit cacar monyet telah dilaporkan di sejumlah negara mulai dari Benua Afrika, Benua Eropa dan sudah menyebar hingga ke Australia. Badan kesehatan dunia WHO pun telah memutuskan untuk mengadakan pertemuan darurat tanggal 23 Juni karena virus tersebut telah menunjukkan perilaku yang "tidak biasa".

Pada Hari Selasa lalu 14 Juni, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan belakangan ini cacar monyet menyebar ke negara di luar kawasan Afrika di mana penyakit itu sudah menjadi endemi.

"Kami berkeyakinan bahwa ini memerlukan respons terkoordinasi karena penyebarannya yang meluas," katanya melansir liputan6.com.

Lebih dari 1.600 kasus dan hampir 1.500 kasus suspek atau diduga sudah dilaporkan tahun ini di 39 negara. Ini termasuk di tujuh negara di mana sebelumnya virus ini tidak ada selama bertahun-tahun.

Total 72 kematian sudah dilaporkan. Namun tidak ada kematian di negara-negara yang baru tersebut termasuk Inggris, Kanada, Italia, Polandia, Spanyol dan Amerika Serikat.

Selain itu, Tedros pun mengumumkan secara resmi mengganti nama penyakit cacar monyet atau "monkeypox", di tengah kekhawatiran munculnya stigma dan tindakan rasisme karena nama virus tersebut.

"sedang bekerja sama dengan mitra dan pakar dari seluruh dunia mengenai penggantian nama virus cacar monyet dan organisme penyebab virus tersebut. Dan akan mengumumkan nama baru dari cacar monyet secepat mungkin,” katanya.

Alasan penggantian nama

Alasan penggantian nama muncul kurang dari seminggu setelah 30 ilmuwan internasional menulis laporan mengenai "segera perlunya" untuk "menggunakan nama yang tidak bersifat diskriminatif dan tidak memberikan stigma berkenaan dengan virus cacar monyet."

Melansir ABC Australia, Kamis (16/6/2022), WHO menyebut adanya dua jenis virus yang disebut sebagai "clade" atau klad cacar monyet di situs mereka, satu dari Afrika Barat, dan lainnya dari Cekungan Kongo (Afrika Tengah).

Namun menurut para ilmuwan dari Afrika dan dari bagian dunia lain tersebut, pemberian nama penyakit menular berdasarkan di mana penyakit tersebut pertama kali terdeteksi adalah hal yang tidak akurat.

Dalam usulannya, para ilmuwan meminta adanya klasifikasi cacar monyet yang sejalan dengan penamaan penyakit menular dengan cara "yang bisa memberikan dampak negatif seminimal mungkin terhadap bangsa, kawasan geografi, ekonomi dan orang dan juga mempertimbangkan evolusi dan penyebaran virus".

#women for women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading