Sukses

Health

Kasus Gagal Ginjal Akut di Indonesia Mencapai 304 Kasus, Ini Rinciannya

Fimela.com, Jakarta Kasus gagal ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) yang menyerang anak usia di bawah lima tahun (balita), semakin marak dan terus bertambah di Indonesia. Adanya cemaran zat atau kandungan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) pada jenis obat sirup, diduga menjadi penyebab terjadinya gagal ginjal akut atau acute kidney injury (AKI).

Maka dari itu, BPOM melakukan berbagai tindakan sebagai bentuk tanggung jawab. Sejumlah produk obat sirup telah ditarik peredarannya oleh BPOM. Pemberian sirup kepada anak-anak juga dilarang sementara untuk mencegah penyebaran gagal ginjal akut.

Dilansir dari liputan6.com, jumlah kasus gagal ginjal akut atau Gangguan Ginjal Akut Atipikal Progresif (GgGAPA) sampai tanggal 31 Oktober 2022 di Indonesia sudah mencapai angka 304 kasus, hal ini berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.

Mohammad Syahril selaku Juru Bicara Kemenkes RI mengatakan, berdasarkan 304 jumlah kasus gagal ginjal akut, sebanyak 159 pasien meninggal dunia, 46 pasien masih menjalani perawatan, dan 99 pasien sudah dinyatakan sembuh.

Berdasarkan jenis kelamin pasien yang menderita gagal ginjal akut, sebanyak 59 persen adalah pasien laki-laki, sedangkan 41 persen adalah pasien perempuan. Apabila dilihat dari kelompok umur, anak berusia 1-5 tahun sebanyak 173 anak, anak dibawah 1 tahun sebanyak 46 anak, selanjutnya anak berusia 6-10 tahun sebanyak 43 anak, dan anak berusia 11-18 tahun sebanyak 42 anak.

Pada angka kematian, tercatat bahwa paling banyak berada di kelompok usia 1-5 tahun dengan jumlah kasus 106 anak akibat gagal ginjal akut ini. Kemudian anak dibawah 1 tahun sebanyak 21 anak, lalu anak berusia 6-10 tahun sebanyak 23 anak, dan anak berusia 11-18 tahun sebanyak 9 anak.

Kasus terbanyak di DKI Jakarta

Sebanyak 304 kasus gagal ginjal akut terdeteksi sudah menyebar di 27 provinsi di Indonesia. Kasus terbanyak terjadi di DKI Jakarta, disusul Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Mohammad Syahril memaparkan beberapa provinsi dengan persebaran kasus gangguan ginjal terbanyak, antara lain:

  1. DKI Jakarta sebanyak 79 kasus
  2. Jawa Barat sebanyak 37 kasus
  3. Aceh sebanyak 31 kasus
  4. Jawa Timur sebanyak 25 kasus
  5. Sumatera Barat sebanyak 22 kasus
  6. Banten sebanyak 17 kasus
  7. Bali sebanyak 16 kasus

RSUP Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, banyak merawat pasien gagal ginjal akut. Kemudian sebanyak 7 orang dirawat di RSUP Dr. M Djamil. Rumah Sakit Bunda Harapan Kita Jakarta ada tiga orang, lalu di RSUP H. Adam Malik dan RS Umum I Lagaligo masing-masing 2 orang.

Kabupaten/kota dengan kasus terbanyak

Mohammad Syahril menambahkan berdasarkan data Kemenkes RI per 31 Oktober 2022 juga menunjukkan, 10 daerah kabupaten/kota dengan kasus gangguan ginjal akut tertinggi. Untuk provinsi yang tinggi di DKI Jakarta. Kabupaten/kotanya, ada di Jakarta Timur, Jakarta Barat maupun Jakarta Selatan dan juga ada di Jakarta Utara

Rincian kasus terbanyak di kabupaten/kota

  1. Jakarta Timur sebanyak 25 kasus
  2. Jakarta Barat sebanyak 22 kasus
  3. Jakarta Selatan sebanyak 16 kasus
  4. Kota Banda Aceh sebanyak 14 kasus
  5. Jakarta Utara sebanyak 12 kasus
  6. Kota Denpasar sebanyak 11 kasus
  7. Kabupaten Tangerang sebanyak 8
  8. Kota Bekasi sebanyak 7 kasus
  9. Kabupaten Bekasi sebanyak 6 kasus
  10. Kota Depok sebanyak 6 kasus

Tidak ditemukan kasus ginjal akut di Kepulauan Seribu

Jumlah kasus terbanyak terjadi di wilayah Jakarta Timur, hal ini dinyatakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dimana laporan ini sudah dihitung berdasarkan hospital record review kasus gagal ginjal akut sejak Januari hingga 31 Oktober 2022.

Kepulauan Seribu menjadi wilayah DKI Jakarta yang tidak ditemukannya kasus gagal ginjal akut. Sementara di 4 kota administrasi lainnya sudah ditemukan kasus gagal ginjal akut yang menimpa anak-anak. Dinas Kesehatan DKI Jakarta menegaskan tetap aktif melakukan hospital record review untuk mendapatkan data gagal ginjal akut pada anak-anak di ibu kota.

"Perlu dicermati bahwa data kita adalah hasil hospital record review, artinya tim secara aktif dari Dinas Kesehatan bersama seluruh Rumah Sakit maupun Puskesmas yang ada di DKI proaktif mencari ke belakang," terang Kepala Dinkes DKI Jakarta Widyastuti kepada wartawan, Senin (31/10/2022), dikutip dari liputan6.com.

 

*Penulis: Sri Widyastuti

#WomenForWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading