Sukses

Health

Waspada, Yuk Kenali Gejala hingga Pengobatan Polio pada Anak

Fimela.com, Jakarta Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio yang menyerang anak-anak, baru-baru ini ditemukan di Aceh. Padahal pada tahun 2014, WHO menyatakan bahwa Indonesia telah dieradikasi sebelumnya. Namun, pada awal November telah ditemukan satu kasus KLB Polio di Indonesia. Hingga saat ini, jumlah pasien positif virus polio tanpa gejala lumpuh layuh mendadak di Kabupaten Pidie, Aceh yang ditemukan oleh Kemenkes berjumlah tiga anak

Dilansir dari liputan6.com, ketiga anak tersebut tidak memenuhi kriteria kasus adanya lumpuh layuh mendadak menurut pedoman WHO. Kendati demikian, Kemenkes terus memantau situasi untuk mencegah adanya tambahan kasus lumpuh layuh.

Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril dalam rilis resminya, penyakit Polio sangat berbahaya bagi anak karena dampaknya permanen seumur hidup, menyebabkan kelumpuhan dan belum ada obatnya.

Adanya KLB Polio yang saat ini menyerang anak-anak, banyak membuat orangtua khawatir terhadap anak-anaknya. Oleh karena itu, orangtua perlu mengetahui gejala, penyebab, dan pengobatan polio pada anak agar segera mendapatkan perawatan dengan cepat.

Penyebab Polio

Penyebab utama polio pada anak adalah virus polio. Virus Polio adalah virus yang termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja. Virus Polio terdiri dari 3 strain yaitu strain-1 (Brunhilde), strain-2 (Lansig), dan strain-3 (Leon), termasuk family Picornaviridae. Penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari sumsum tulang belakang akibat infeksi virus.

Virus polio yang ditemukan dapat berbentuk vaksin atau sabin, Virus polio liar/WPV (Wild Poliovirus) dan VDPV (Vaccine Derived Poliovirus). VDVP merupakan virus polio vaksin atau sabin yang mengalami mutasi dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Penetapan jenis virus penyebab polio ini ditentukan dari pemeriksaan laboratorium.

Siapapun dapat terinfeksi virus polio, termasuk anak-anak di bawah usia lima tahun. Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, polio bisa menular ke anak lain meski tidak memiliki gejala. Menurut Pimprim, polio dapat ditularkan secara fecal-oral. Hal ini terkait dengan higiene dan sanitasi yang buruk. Oleh karena itu, masyarakat harus meningkatkan kebersihan untuk diri sendiri dan orang lain.

Gejala Polio

Masa inkubasi virus polio biasanya 3-6 hari dan kelumpuhan terjadi dalam 7-21 hari. Sebagian besar dari mereka yang terinfeksi (90%) tidak memiliki gejala atau gejala yang sangat ringan dan biasanya tidak diketahui. Menurut Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso, gejala polio pada anak yang baru terserang virus polio antara lain:

1. Nyeri tenggorokan.

2. Perut yang tidak nyaman.

3. Demam ringan.

4. Lemas.

5. Nyeri kepala ringan.

6. Beberapa pasien anak akan mengalami lumpuh layuh akut

Selanjutnya, sebagian kecil anak yang mengalami gejala polio berkembang menjadi gejala yang lebih parah, seperti gejala yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang. Kondisi ini juga bisa menjadi lebih serius yaitu meningitis dan kematian.

Cara Penularan Polio

Polio ditularkan melalui kontak individu ke individu. Ketika seorang anak terinfeksi virus polio liar, virus tersebut masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus. Kemudian dibuang ke lingkungan melalui feses dimana dapat menyebar dengan cepat melalui komunitas, terutama dalam situasi kebersihan dan sanitasi yang buruk. Virus tidak akan rentan menginfeksi dan mati jika anak menerima imunisasi polio lengkap.

Penyebaran polio bisa terjadi pada makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh feses. Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa lalat dapat secara pasif memindahkan virus polio dari feses ke makanan.

Kebanyakan orang yang terinfeksi polio tidak memiliki gejala yang signifikan dan tidak pernah tahu bahwa mereka telah terinfeksi. Orang tanpa gejala ini membawa virus di usus mereka dan dapat "secara diam-diam" menularkan infeksi ke ribuan orang lainnya.

Pengobatan Polio

Sampai saat ini, tidak ada obat untuk menyembuhkan polio secara total. Namun, perawatan penyakit polio bisa dilakukan untuk meringankan gejalanya. Perawatan polio diantaranya adalah:

1. Melakukan terapi fisik atau fisioterapi untuk merangsang otot.

2. Diberi obat antispasmodic untuk mengendurkan otot-otot dan meningkatkan mobilitas, bukan mengobati kelumpuhan polio permanen.

Jika mengidap polio dan mengalami kelumpuhan permanen, perawatan polio dilakukan melalui tatalaksana kasus lebih ditekankan pada tindakan suportif dan pencegahan terjadinya cacat. Identifikasi dan obati sejak dini untuk mempercepat pemulihan dan mencegah cedera menjadi lebih parah. Tujuannya agar bagian tubuh anak berfungsi senormal mungkin dan pasien dirawat di rumah sakit minimal 7 hari atau sampai pasien melewati masa akutnya.

Menurut Muhammad Syahril, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, kondisi ini dapat dicegah dengan imunisasi polio lengkap, baik imunisasi tetes bOPV dan imunisasi suntik IPV. Selain imunisasi, perilaku hidup bersih dan sehat menjadi kunci kedua dalam pencegahan penularan polio di masyarakat.

 

*Penulis: Sri Widyastuti

#WomenForWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading