Sukses

Health

Menkes Budi Jelaskan Kekhawatiran Kenaikan Kasus COVID-19 Setelah Libur Nataru

Fimela.com, Jakarta Presiden Joko Widodo memberi peringatan kepada jajaran menterinya terkait mobilitas masyarakat saat Nataru. Hal ini disebabkan karena diperkirakan sebanyak 44 juta orang akan bepergian saat Natal dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Tentu saja membuat publik khawatir terkait kenaikan kasus COVID-19.

Meskipun status PPKM sudah dicabut oleh Presiden Jokowi pada 30 Desember 2022, namun hal ini tidak menutup kemungkinan terhadap adanya kenaikan kasus setelah Nataru. Dilansir dari liputan6.comBudi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan, mengacu pada pengalaman sebelumnya terkait dengan peningkatan kasus COVID-19 terjadi bukan karena tingginya mobilitas penduduk, melainkan oleh penyebaran virus corona baru.

"Kenaikan kasus terjadinya bukan karena mobilitas. Lonjakan kasus itu terjadi karena ada varian baru," terangnya usai acara "Peringatan Hari Ulang Tahun Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional RSAB Harapan Kita ke-43" di RSAB Harapan Kita Jakarta pada Kamis, 29 Desember 2022, dikutip dari liputan6.com

"Itu data scientific-nya (ilmiah) seperti itu. Buktinya apa? Buktinya, Lebaran kemarin kita tidak naik, terus ada bola-bola (pertandingan sepakbola), G20 (Presidensi Indonesia), kita tidak naik (kasusnya)", dikutip dari liputan6.com

Memandang kembali atas kejadian sebelumnya, kenaikan kasus COVID-19 terjadi setelah 38 hari libur Lebaran 2022. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan peningkatan sebanyak 558 kasus yang diumumkan pada 10 Juni 2022.

Peningkatan kasus COVID-19 saat itu dipengaruhi oleh penyebaran subvarian baru Omicron, yaitu varian BA.4 dan BA.5. Varian baru itu ditemukan pada Senin (6/6/2022) dari empat orang, tiga di antaranya merupakan warga negara asing (WNA) dan hanya satu yang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI).

Siklus yang mempengaruhi peningkatan kasus

Merujuk pada varian baru virus corona, Budi Gunadi Sadikin menekankan peningkatan jumlah kasus COVID-19 di Tiongkok. Prevalensi subvarian Omicron BA.5, BA.2.75 dan BF.7 cukup tinggi sehingga menyebabkan peningkatan kasus COVID-19. Sementara di Indonesia sendiri penyebaran BA.5 dan BA.2.75 masih ada, namun siklus yang mempengaruhi peningkatan kasus COVID-19 sudah berakhir.

"Nah, kita lihat itu varian apa sih sekarang yangg bikin naik? Sekarang yang bikin naik itu BQ.1 sama XBB dan kita (Indonesia) udah lewat, kita udah kena juga. Di China yang banyak adalah BA.5, BA.2.75, dan BF.7. Yang BA.5 di kita udah lewat siklusnya, yang BA.2.75 juga sudah lewat," sambung Menkes Budi Gunadi, dikutip dari liputan6.com

Berdasarkan Laporan Harian COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 28 Desember 2022, pemantauan jumlah lineage (garis keturunan) tiga varian Corona baru, yakni XBB, BA.2.75, dan BQ.1, antara lain:

XBB sebanyak 1.006 lineage

BA.2.75 sebanyak 514 lineage

BQ.1 sebanyak 424 lineage

Kenaikan jumlah penumpang KA

Dalam lima hari terakhir, pelaksanaan masa angkutan selama Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru 2022-2023) meningkat. Setidaknya sebanyak 66.224 penumpang diklaim oleh PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (PT KAI Daop) 2 Bandung telah diangkut menggunakan Kereta Api Jarak Jauh (KA JJ)

Masa angkutan Nataru 2022-2023 di PT KAI Daop 2 Bandung berlangsung sejak sejak Kamis, 22 Desember lalu. Sementara jumlah penumpang yang dicatat tersebut merupakan hasil akhir hingga 27 Desember 2022.

Mahendro Trang Bawono selaku Juru Bicara PT KAI Daop 2 Bandung menuturkan terkait dengan peningkatan penumpang tidak hanya karena tingginya animo masyarakat untuk menggunakan kereta api, tetapi juga karena adanya pelonggaran peraturan pemerintah tentang syarat perjalanan bagi orang yang menggunakan moda transportasi kereta api.

"Secara total sendiri PT KAI Daop 2 Bandung mengoperasikan 22 perjalanan KA JJ reguler serta 3 perjalanan KA JJ tambahan. Dengan total tempat duduk yang disediakan sebanyak 227.067. Dari jumlah tersebut 123.538 telah terjual atau mencapai angka 54 persen," ujar Mahendro, Rabu (28/12/2022).

Mahendro mengatakan masih tersisa sebanyak 103.529 tempat duduk yang belum terjual pada 18 hari masa Nataru 2022 - 2023. Hingga kemarin, jumlah penumpang kereta api naik 180 persen menjadi 23.470 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ia juga mengimbau masyarakat agar segera memesan tiket apabila hendak menggunakan moda transportasi kereta api.

"Pada angkutan Nataru saat ini, PT KAI Daop 2 Bandung memprediksi sebanyak 207.397 pelanggan akan mempergunakan moda transportasi KA untuk bepergian," kata Mahendro, dikutip dari liputan6.com

Jumlah penumpang yang diproyeksikan meningkat 160 persen dibandingkan dengan penumpang yang menggunakan kereta api pada musim angkutan Nataru tahun 2021, yaitu. 77.472 pelanggan. Mahendro menerangkan pemicunya adalah adanya perbedaan utama pada persyaratan naik KA di masa Nataru 2022-2023.

Tahun lalu persyaratan KA Jarak Jauh lebih ketat, selain dosis vaksin ke-2, pelanggan berusia 17 tahun ke atas juga harus menunjukkan hasil negatif dalam tes Covid-19, seperti antigen dan PCR. Sedangkan tahun ini, syarat screening COVID-19 tersebut tidak lagi menjadi syarat dari Pemerintah. Demikian pula dengan aturan bagi pelaku perjalanan di bawah usia 18 tahun.

 

*Penulis: Sri Widyastuti

#WomenForWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading