Sukses

Info

Presiden Jokowi Dalam Pembukaan KTT G20, Ajak Pemimpin Negara untuk Kolaborasi Dunia

Fimela.com, Jakarta G20 atau Group of Twenty adalah sebuah forum utama kerja sama ekonomi internasional yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia terdiri dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa. Tujuan KTT G20 sendiri untuk mendiskusikan kebijakan-kebijakan untuk memujudkan stabilitas global, dalam hal keuangan, pembangunan bekerlanjutan, pertumbuhan ekonomi, dan inklusif.

Dilansir dari liputan6.com, pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada Selasa 15 November 2022 secara resmi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi. Dalam sambutannya pada pembukaan G20, dia membahas pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung dan mengajak para pemimpin negara untuk bekerja sama untuk bangkit lebih kuat.

“Yang Mulia Para Pemimpin, dengan ini saya nyatakan KTT G20 dibuka. Selamat datang di Bali, selamat datang di Indonesia. Para pemimpin yang saya hormati, dunia sedang mengalami tantangan luar biasa. Krisis demi krisis terjadi. Pandemi COVID-19 belum usai, rivalitas terus menajam, perang terjadi” kata Jokowi, dikutip dari liputan6.com.

Beragam krisis ini telah mempengaruhi banyak aspek. Ini termasuk ketahanan pangan, energi, dan keuangan yang disadari oleh dunia, terutama negara berkembang. Harga pangan yang tinggi saat ini bisa menjadi lebih buruk dan meningkat menjadi krisis. Di sisi lain, masalah pupuk tidak boleh dianggap remeh.

Jokowi mengungkapkan apabila kita tidak segera mengambil langkah agar ketersediaan pupuk mencukupi dengan harga terjangkau, maka 2023 akan menjadi tahun yang lebih suram. Kelangkaan pupuk dapat mengakibatkan gagal panen di berbagai belahan dunia.

Jika ini terus berlanjut, 48 negara berkembang yang paling rawan pangan akan menghadapi situasi yang sangat mengerikan. Selain itu, ada pula masalah tatanan dunia dan hukum internasional yang sedang diuji. Jokowi juga mengajak seluruh pemimpin negara agar G20 yang saat ini sedang berlangsung bisa mencetak keberhasilan bukan menambah satu angka kegagalan.

Dana Pandemi

Pada kesempatan yang sama, Jokowi juga menyampaikan harapan Indonesia berkaitan dengan pandemic fund dalam ajang KTT ini. Pandemic fund atau dana pandemi adalah dana pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons untuk pandemi berikutnya.

“Yang Mulia, Indonesia berharap G20 dapat terus menjadi katalis pemulihan ekonomi yang inklusif. Di tengah situasi yang sangat sulit, G20 terus bekerja agar menghasilkan capaian konkret, mempersiapkan dana utk menghadapi pandemi mendatang melalui pandemic fund.” dikutip dari liputan6.com.

Banyak negara terutama negara berpenghasilan rendah dan menengah, kekurangan akses terhadap vaksin, alat kesehatan, dan diagnostik akibat dampak pandemi COVID-19. Hal ini dikarenakan dana yang terbatas menjadi latarbelakang keberadaan Pandemic Fund.

G20 juga bertujuan untuk membantu negara-negara berpenghasilan rendah membangun ruang fiskal melalui resilience and sustainability trust, mendorong percepatan pencapaian SDGs, menghasilkan ratusan kerja sama konkret. Serta mendukung pemulihan ekonomi dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan melalui Bali Compact mengenai transisi energi.

Mengesampingkan perbedaan

Jokowi menegaskan, Indonesia sebagai presidensi G20 telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani perbedaan yang sangat dalam dan besar. Namun, keberhasilan hanya akan dapat tercapai jika kita semua, tanpa terkecuali, berkomitmen, bekerja keras, mengesampingkan perbedaan untuk menciptakan sesuatu yang nyata, sesuatu yang bermanfaat bagi dunia

Jokowi juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki 17.000 pulau, 1.300 suku bangsa, dan lebih dari 700 bahasa daerah. Demokrasi di Indonesia berjalan dari pemilihan kepala desa di tingkat desa hingga pemilihan presiden, gubernur, bupati, dan walikota di tingkat negara.

“Sebagai negara demokrasi, Indonesia sangat menyadari pentingnya dialog untuk mempertemukan perbedaan, dan semangat yang sama harus ditunjukkan G20.” dikutip dari liputan6.com.

Kolaborasi untuk menyelamatkan dunia

Lebih lanjut, Jokowi mengajak para pemimpin negara untuk bekerja sama dan saling bertanggung jawab untuk menyelamatkan dunia. Hal ini dikarenakan paradigma kolaborasi sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia. Para pemimpin negara semua memiliki tanggung jawab, tidak hanya untuk orang-orangnya, tetapi juga untuk orang-orang di dunia.

Bertanggung jawab berarti secara konsisten menghormati prinsip-prinsip hukum internasional dan Piagam PBB. Bertanggung jawab berarti menciptakan situasi win-win, bukan situasi zero-sum. Bertanggung jawab di sini juga berarti dunia harus mengakhiri perang.

Jika perang tidak berakhir, dunia akan sulit bergerak maju. Apabila perang tidak segera usai, akan sulit bagi siapa pun untuk bertanggung jawab atas masa depan generasi sekarang dan mendatang.

“Kita seharusnya tidak membagi dunia menjadi beberapa bagian. Kita tidak boleh membiarkan dunia jatuh ke dalam perang dingin lainnya,” tegas Jokowi, dikutip dari liputan6.com.

 

*Penulis: Sri Widyastuti

#WomenForWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading