Sukses

Lifestyle

Tuntut Keadilan Atas Kematian Anak, Orangtua Ini Buat Petisi

Fimela.com, Jakarta September lalu, menjadi bulan kelabu bagi Verayanti dan Asip. Putri sulungnya,Gabriella Sheryl Howard tewas dengan cara yang miris. Gaby, begitu ia akrab disapa, tewas tenggelam saat pengambilan nilai renang di kolam renang tempat Gaby sekolah, Global Sevilla School Puri Indah, Kembangan, Jakarta Barat pada Kamis, 17 September 2015.

Dikutip dari slideshow kronologis kejadian dari pihak keluarga di Youtube, kejadian berawal saat Gaby ingin menolong teman sekelasnya, TNS yang hampir tenggelam karena tak bisa berenang. Gaby yang lebih pandai berenang daripada TNS pun sempat menolong dan mendorongnya ke pinggir kolam. Usaha Gaby dalam menolong kawannya pun berhasil. TNS menepi dan naik ke atas kolam. 

Namun, Gaby yang menjadi peneyelamat justru terjebak di tengah kolam hingga akhirnya tenggelam. Sebelumnya, TNS yang melhat Gaby berusaha menyelamatkan diri sendiri sempat berteriak meminta tolong pada guru mereka. Sayangnya, suaranya yang terlalu kecil membuat guru tak mendengar. Hingga tiba waktuny Gaby dipanggil untuk ambil nilai, tapi murid 3 SD itu tak kunjung datang. Oleh sebab itu, guru pun melewatkan nama Gaby dan memanggil murid berikutnya.

Gaby, tewas tenggelam saat pengambilan nilai renang di kolam renang tempat Gaby sekolah, Global Sevilla School Puri Indah, Kembangan, Jakarta Barat. (Via: gabriellasheryl.blogspot.co.id)

Selama itu Gaby diabaikan, tubuh Gaby pun setengah mengambang di kolam. Teman-teman yang lain pun berteriak-teriak meminta bantuan guru. Setelah itu, Gaby berhasil dibawa naik ke atas kolam dan dibawa ke UKS sebelum dia dibawa ke RS Pondok Indah. Sedangkan, oleh pihak sekolah, orangtua Gaby dikabarkan jika anak sulungnya itu sakit dan diminta datang ke rumah sakit. Sayangnya, semua penanganan itu terlambat. Gaby telah terbujur kaku dengan badan yang terdapat banyak kantung merah yang diduga berisi darah dan air kolam.

Atas kejadian nahas itu, orangtua Gaby pun tak lantas legowo menerima kematian putrinya. Menurut orangtua Gaby, karena kelalaian pihak guru dan sekolah atas sumber daya manusia yang tidak seimbang di sana. Di mana seorang guru mengawasi 15 anak yang aktif di dalam kolam renang. 

Petisi online yang dibuat oleh orangtua Gaby. (Via: change.org)

Verayanti dan Asip pun membuat petisi online yang ditujukan pada Presiden Indonesia agar memerintahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengusut kasus ini dari aspek kepatuhan atas peraturan dan pertanggungjawaban pihak sekolah atas keamanan dan keselamatan murid. Selain itu, orangtua Gaby juga meminta agar Menteri Pendididkan menjatuhkan sanksi kepada pihak yang bersalah sesuai peraturan yang berlaku. Mereka juga memohon agar Surat Ijin Oprasional Sekolah itu dicek apakah sesuai dengan ketentuan sekolah internasional pada umumnya.

Mereka berharap agar tak ada Gaby lain yang menjadi korban di sana. Lihat petisinya di sini.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading