Sukses

Lifestyle

Harga Muntah Paus Ini Hampir Rp 1 Miliar, Kok Bisa?

Fimela.com, Jakarta Hal mengejutkan terjadi di Lancashire, Inggris. Sepasang suami istri menemukan harta karun yang bernilai hampir miliaran rupiah. Bagaimana tidak? Mereka menemukan muntahan paus yang keberadaannya sangatlah langka.

Gary dan Angela Williams sedang berjalan-jalan di pantai Middletons yang berada dekat dengan Morecambe Bay dan menemukan muntahan paus seberat 1,57 kg. Pada Guardian mereka menceritakan bahwa bau busuk tercium menusuk dan kemudian mereka pun mulai mencari sumbernya. Bukan bangkai ikan, mereka malah menemukan bongkahan padat yang berwarna abu-abu di pantai.

Pada awalnya, mereka tidak yakin dengan temuan tersebut. Akan tetapi, dari sebuah artikel yang pernah dibaca, mereka pun menduga benda yang tergeletak adalah ambergris atau muntahan paus. Akhirnya, pasangan suami istri ini pynmembawa pulang bongkahan tersebut dengan koran dan selendang.

Muntah paus, dikenal sebagai ambergris, merupakan salah satu bahan langka dalam pembuatan parfum karena dapat membuat wangi parfum bertahan lebih lama. (Sumber Peter Kaminski via Flickr)

“Benda itu tergeletak begitu saja di pantai yang jarang dilalui orang,” kata Gary kepada The Mirror. Ia menambahkan bahwa bau yang tercium pun khas cumi-cumi dan juga pupuk kandang. Sementara itu teksturnya seperti bola karet yang sudah mengeras. Jika kamu menyentuhnya, akan terasa lengket seperti lemak.

Saat ini, Gary dan Angela tengah melakukan negoisasi dengan calon pembeli dari Perancis dan Selandia baru. Pada tahun 2013, muntahan paus pernah terjual hingga Rp 2,2 miliar. Sementara muntahan paus lain dengan berat 1,1 jg di Anglesey, Wales pernah dilelang dengan harga Rp 205 juta.

Harga muntahan paus  memang mahal. Hal tersebut dikarenakan ambergris adalah salah satu bahan yang digunakan untuk membuat minyak wangi agar tahan lebih lama. Keberadaannya yang langka pun membuat harganya terbilang fantastis.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading