Sukses

Lifestyle

Editor Says: Apa Kabar Pemilihan Ketua RT?

Fimela.com, Jakarta Jabatan idealnya memang merupakan amanah, namun tak dapat dibantah bahwa kekuasaan faktanya selalu “menggiurkan” bagi banyak orang. Tak sedikit dari mereka saling berebut kesempatan untuk dapat naik ke kursi kekuasaan. Bahkan sampai dengan menghalalkan segala cara. Tapi tidak untuk jabatan yang satu ini. Lebih banyak orang yang tak menginginkan, bahkan sampai saling lempar agar tidak mendapatkan amanah masyarakat setiap kali pemilihan berlangsung. Fenomena ini memang aneh, tapi faktual terjadi.

Yap, adalah pemilihan Ketua Rukun Tetangga (RT). Sepinya peminat ketua RT banyak terjadi karena rasa takut akan menjadi ujung tombak dimana pertama kali “diganggu”menyangkut pelayanan warga, dan orang yang pertama kali menjadi sasaran kekesalan warga. Tak hanya itu, dana operasional didapat setiap bulan yang tak seberapa dari APBD, juga kerap menjadi persoalan.

Maka tak heran kalau banyak orang enggan menjabat sebagai Ketua RT, sehbagai akibatnya, banyak Ketua RT yang memegang jabatan hingga puluhan tahun, bahkan sampai seumur hidup.

Ilustrasi Pemilihan Ketua RT | FOTO : Istimewa

Tentu berbeda sekali untuk pesta demokrasi dalam pemilihan legislatif, pemilihan presiden, gubernur, Bupati dan Walikota. Selama ini, untuk meraih jabatan tersebut, pesta demokrasi hampir selalu dihiasi dengan aura ketegangan. Tarik menarik atau pertentangan antar kubu sering terjadi, hingga tak jarang menorehkan luka.

 

Beri Apresiasi Untuk Ketua RT

Melihat fenomena di atas, ada juga yang membuat saya salut. Karena di beberapa daerah, masih banyak orang yang mau memikul amanah untuk menjadi ketua RT karena sadar jika Ketua RT bukanlah kursi kekuasaan untuk menambah pundi-pundi.

Tapi menjadi Ketua RT adalah ‘jabatan sosial’ untuk ikhlas mengemban amanah dari masyarakat dengan lebih banyak berharapa ganjaran dari Tuhan.

Karena itu, perlu diberikan apresiasi yang tinggi kepada orang-orang yang dengan tulus mau berkompetisi untuk menjadi Ketua RT yang pamrih dan memiliki visi misi mengedepankan kemajuan lingkungannya.

Apriadi sebagai ketua RW mengumumkan calon ketua RT terpilih dan warga melihat layar lebar di depannya. (foto : Liputan6.c0m / Edhie Prayitno Ige)

Yang menarik, dan menjadi sebuah fenomena baru dari sebuah demokrasi di Indonesia adalah pemilihan RT /RW yang dihelat serentak di Makassar pada 26 Februari 2017 lalu.

Banyak masyarakat Makassar dari berbagai elemen dan profesi antusias untuk mencalonkan sebagai Ketua RT/RW.

Dan, saya juga mengacungkan jempol bagi mereka kepala daerah dan anggota DPRD yang sudah mengapresiasi kerja keras Ketua RT dan RW dalam memajukan lingkungannya dengan menaikan biaya operasional Ketua RT dan RW.

Halnya seperti daerah DKI Jakarta yang saat ini memberi honor Rp 972.000 per bulan kepada Ketua RT, sedangkan untuk Ketua RW mendapat honor sebesar Rp 1,2 juta per bulan.Bahkan, saat ini sedang diwacanakan untuk meningkatkan kembali biaya operasional untuk Ketua RT dan RW dengan tambahan sekitar Rp. 500 ribu.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading