Sukses

Lifestyle

5 Alasan Kamu Nggak Perlu Seriusi Patah Hati di Usia 20-an

Fimela.com, Jakarta Patah hati memang nggak pernah mudah untuk dilalui, tapi seberat-beratnya perasaan sedih yang harus ditanggung saat patah hati, akan selalu ada alasan untuk kamu segera bangkit dan melanjutkan hidup seperti biasanya. Namun, hal itu hanya akan ditemukan oleh orang yang mau berpikiran terbuka, nggak cuma meratapi kandasnya kisah cinta tersebut.

Semakin dewasa, semakin dekat pikiran dengan bayangan pernikahan, akan semakin berat juga beban yang ditanggung ketika merasakan putus cinta. Hal ini biasanya mulai terjadi di usia 20-an. Di usia segitu, banyak pasangan yang sudah memimpikan soal masa depan bersama meski pada kenyataannya nggak sedikit pula yang justru malah mengalami kegagalan cinta. Akibatnya, patah hati di usia 20-an terasa seperti simulasi akhir dunia!

Nggak berlebihan, lho, pilihan kata "simulasi akhir dunia" sebagai gambaran kondisi patah hati di usia 20-an itu benar dirasakan oleh sebagian orang. Gimana nggak, sudah membayangkan masa depan bersama tahu-tahu terjadi sesuatu dan mereka berpisah, pasti sulit sekali untuk menerima kenyataan. Beberapa di antaranya bahkan terus menerus denial, dan rela mengemis untuk tetap bersama walau sebenarnya hubungannya juga sudah nggak sehat.

Di ujung lorong yang gelap akan selalu ada secercah cahaya, kalau kamu mau menelusurinya. Sebaliknya, kalau kamu hanya berdiam, kamu akan terus merasa terjebak dalam kegelapan. Bagaimana kelanjutan hidupmu ke depannya akan bergantung pada apa pilihanmu saat ini. 

Meski Sedih, Patah Hati di Usia 20-an Nggak Perlu Diratapi!

1. Di usia 20-an berbagai hal menakjubkan menantimu, siap untuk diwujudkan! Bukan cuma soal percintaan, tapi juga peluang karier, organisasi, pergaulan, dan berbagai aspek lainnya yang mendukung pengembangan dirimu! Kamu mungkin merasa gagal dalam urusan cinta, tapi itu bukan satu-satunya peluang yang harus kamu kejar.

Alasan kamu nggak perlu seriusi patah hati di usia 20-an. (Foto: unsplash.com/Ilya Yakover)

2. Tanpa pacar, kamu memiliki lebih banyak untuk memperluas pertemanan, membangun koneksi dan bereksplorasi. Ikut kegiatan sana sini, kenalan dengan orang-orang baru lagi. Bukan cuma kamu bakalan dapat banyak kesempatan untuk terlibat dalam project-project keren, tapi kamu juga memperluas kemungkinan untuk bertemu jodohmu.

Alasan kamu nggak perlu seriusi patah hati di usia 20-an. (Foto: pexels.com)

3. Patah hati di usia 20-an? Alihkan dengan belajar sungguh-sungguh demi masa depan. Menyelesaikan kuliah, lanjut ke jenjang selanjutnya, atau mencoba berbagai bentuk peluang yang ditawarkan untukmu seberapapun tantangannya adalah cara positif untuk mengatasi patah hati. Jika kamu menjalaninya dengan sungguh-sungguh, kamu bukan hanya pulih dari kesedihan, tapi kamu akan mendapati kualitas dirimu meningkat jauh dari sebelumnya.

Alasan kamu nggak perlu seriusi patah hati di usia 20-an. (Foto: pexels.com)

4. Belajar tentang cinta komitmen nggak harus dengan pengalaman sendiri. Kamu bisa belajar dari orang lain dan mempersiapkan dirimu. Ingin belajar jadi pasangan yang baik, tapi nggak punya pasangan? Ya belajar lah dari hubungan orang-orang sekitarmu.

Alasan kamu nggak perlu seriusi patah hati di usia 20-an. (Foto: unsplash.com/Alexandre Chambon)

5. Putus cinta di usia 20-an adalah kesempatan baik untuk benar-benar menyeleksi calon pendamping hidupmu kelak. Nggak perlu diseriusi putus cintamu dengan yang satu ini. Jangan terpaku, segeralah bangkit dan bersiap menyambut "calon" selanjutnya.

Alasan kamu nggak perlu seriusi patah hati di usia 20-an. (Foto: unsplash.com/Alexandra Gorn)

So, kamu yang berusia 20-an dan baru saja merasakan patah hati karena putus cinta, apa pilhanmu?

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading