Sukses

Lifestyle

Hari Pahlawan 10 November, Mengenang Bung Tomo Si Penggerak Massa

Fimela.com, Jakarta Bung Tomo menjadi sosok pahlawan yang begitu melekat diingatan, terlebih kalau kita mengingat jasanya dalam pertempuran di Surabaya pada 10 November 1945. Hari pertempuran yang memakan ribuan korban itu pun kemudian ditetapkan sebagai Hari Pahlawan, untuk mengenakang jasa para pahlawan yang berjuang melawan pasukan Britania Raya.

Dalam pertempuran tersebut Bung Tomo pun menjadi sosok penggerak masa dan pembakar semangat untuk melawan tentara Inggris. "Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih jadi merah dan putih, maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga," ucap Bung Tomo dalam naskah pidatonya yang ia ucapkan dengan lantang.

Bung Tomo dan sang istri  (Koleksi Keluarga Bung Tomo/wwn)

Ya, suaranya yang menggebu dan mengudara lewat siaran Radio Republik Indonesia (RRI) kala itu bisa dibilang menjadi pembakar semangat para pejuang. Dengan kondisi yang begitu kacau, mungkin saat ini kamu akan merinding saat membayangkannya. 

Lagi-lagi, Bung Tomo memang bukan orang biasa. Selain berjasa dalam pertempuran tersebut, ia pun aktif dalam dunia pemerintahan di mana menyuarakan kritikan untuk Presiden Soeharto hingga membuatnya dijebloskan ke penjara selama setahun.

Bung Tomo dan sang istri Sulistina Sutomo (Sumber Foto: instagram.com/koransumeks)

Pada 7 Oktober 1981 Bung Tomo pun meninggal dunia di padang Arafah saat menunaikan ibadah haji dan harus menghentikan perjuangannya untuk Indonesia. Meski tak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, namun sosok Bung Tomo tetap melekat diingatan dan menjadi salah satu pahlawan yang terus dikagumi hingga nanti. Selamat Hari Pahlawan!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading