Sukses

Lifestyle

Kepentingan Pribadi VS Perasaan Orang Lain

Cinta dan kasih sayang tak hanya bisa diungkapkan ke orang lain, tapi juga ke pribadi masing-masing. “Ada saatnya menolong orang lain, tapi ada saatnya pula melupakan sejenak mereka untuk sepenuhnya memperhatikan kepentingan pribadi. Dengan mencintai dan peduli pada diri sendiri, artinya kita menghargai pemberian Tuhan,” papar seorang teman. Teman yang lain punya pendapat berbeda, “Kepentingan pribadi memang ada saatnya didahulukan, tapi kita tetap harus melihat situasi. Siapa yang dikalahkan dalam hal ini dan bagaimana porsi kepentingan kita itu, mendesakkah? Jangan sampai kecintaan kita pada diri sendiri membuat kita egois, nggak peduli dengan perasaan dan kepentingan orang lain.”

Ingatkah ketika kecil kita seringkali lebih memilih bermain ketimbang beres-beres rumah? Atau, baru-baru ini lebih memilih ke salon daripada menemani ibu belanja untuk persiapan makan malam? Kepentingan pribadi didahulukan, mengorbankan kepentingan lain yang dianggap tak lebih penting daripada agenda memanjakan diri sendiri. Bukan, bukan dalam konteks ini egoisme dimunculkan. Ditta Miranda Jasjfi (45 tahun, penari) mengaku kesuksesannya sebagai penari internasional tak lepas dari keyakinannya mengikuti kata hati. “Saya tak peduli pada saran orang lain. Saya yakin pada pilihan saya, mementingkan apa yang saya impikan, dan kini semua terwujud. Kalau saya tak memilih jalan saya sendiri ketika itu dan mementingkan pendapat dan pandangan orang lain, saya tak tahu akan jadi seperti apa sekarang,” ungkap Ditta saat tim FIMELA.com menyambanginya di sanggar tari balet Sumber Cipta, Ciputat.

Kita seringkali mementingkan perasaan orang lain ketika menentukan masa depan. Orangtua dan orang terdekat lainnya jadi penentu arah yang akan kita ambil, sementara keinginan diri sendiri akhirnya dikalahkan demi menghargai saran mereka, berkebalikan dengan yang Ditta lakukan. “Mungkin saya salah, tapi keyakinan saya sangat kuat untuk menekuni bidang tari. Saya akui saya egois, mementingkan diri sendiri, tapi dari sanalah saya bisa sukses. Ini waktunya memenangkan ego pribadi setelah sampai kuliah, walaupun tak tuntas, saya selalu mengikuti saran orangtua. Tidak ada salahnya percaya pada diri sendiri, toh mimpi saya dan orangtua pada dasarnya sama, kesuksesan. Hanya caranya yang berbeda, mereka mau saya bergelut di dunia intelektual, sementara saya cinta mati pada seni,” tutup perempuan yang sudah 12 tahun aktif menari untuk Tanztheater Wuppertal, kelompok tari terbaik dunia asal Jerman, itu.

Kisah hidup Ditta memperlihatkan bahwa mementingkan diri sendiri tak selalu berarti negatif, tapi justru sebagai bentuk timbal balik, penghargaan pada diri yang bersusah-payah mewujudkan ambisi pribadi mewujudkan mimpi. Lain lagi dengan cerita Evi (24 tahun, IT officer) yang sempat bimbang memilih antara karier atau pasangan. Masalah klasik memang, tapi selalu saja sulit memutuskan mana yang lebih diberatkan ketika dua kepentingan berkaitan dengan masa depan ini bentrok.

“Pacar ingin aku tetap ada di dekatnya, sementara aku diterima bekerja di luar pulau. Bingung memilih mana yang diutamakan, karier atau cinta, dekat pacar tapi karier terhambat atau memilih berkarier tapi hubungan merenggang. Opsi pertama jadi pilihan. Aku memilih karier karena kesempatan nggak datang dua kali, sementara kalau si dia benar-benar pasangan sejati pasti bisa menerima keputusanku. Akhirnya di karier aku berhasil, tapi si dia yang sempat ‘kunomorduakan’ malah mundur perlahan dengan alasan nggak tahan jauh dariku,” kenang Evi. Sama sekali tak menyesal, Evi justru bersyukur dengan keputusannya yang lebih memenangkan ego, karena terbukti juga mana yang lebih berguna untuk masa depan. Kata Evi puas, “Coba ketika itu aku memilih tetap dekat dengan orang yang ternyata bukan pasangan sejatiku cuma untuk menjaga perasaannya, semuanya gagal, nggak cinta, nggak karier.”

Kepentingan pribadi bentrok dengan kepentingan orang lain adalah hal yang wajar. Wajar pula ada kepentingan yang menang dan harus dikalahkan demi satu tujuan positif. Seperti kata orang bijak, while it is great to take care of others, be sure to leave some time for yourself. Penting memedulikan orang lain, tapi sisihkan juga kepedulianmu untuk diri sendiri. Cheers!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading