Sukses

Lifestyle

Pasangan Pintar Ambil Hati Orangtua, Bisa Ciptakan Konflik Baru

Next

Bertemu dengan laki-laki baik, perhatian, juga memiliki sifat istimewa lain yang membuatnya sangat mudah diterima, terutama oleh keluarga, terasa seperti mimpi? Memang. Faktanya banyak hubungan cinta yang susah mendapat restu. Tapi tak perlu khawatir, tak ada hubungan yang sempurna, Fimelova. Saat akhirnya mimpi itu terwujud pun, ada tantangan baru menunggu. Begitulah kehidupan, penuh soal yang harus dipecahkan, tapi juga ada kejutan spesial di sela-sela persoalan. Bisa jadi tiba-tiba keadaannya berkebalikan. Pasangan impian yang sangat diandalkan orangtua, dan uniknya begitu disayang, itu sama sekali tak menghilangkan keraguan dalam diri kita tentangnya. Ya, kita belum merasa benar-benar nyaman bersamanya.

“Saat kehidupanku mulai terarah, satu per satu impian terwujud, karier maju, aku juga menemukan seseorang. Semua serba-pas. Menemukan dia seperti menemukan harta yang selama ini aku cari, bahagia! Nggak lama berhubungan, aku pun langsung membawanya ke keluarga sehingga dia pun cukup dekat dengan mereka. Hubungan nggak berhenti di situ dong, kami terus berusaha menyesuaikan diri, tapi justru dari sana memperlihatkan banyak ketidakcocokan. Kok, jadi mulai ragu dia yang terbaik, ya,” cerita Christie (23 tahun, tour guide).

Christie rupanya tak sendirian, karena Vero (25 tahun, pengajar) juga merasakan hal yang sama. “Justru awalnya aku mau dia dikenal dulu oleh keluargaku saat pertama dekat. Saat aku merasa nyaman dengan kedekatan kami, dan sebelum perasaanku terlalu dalam, ada baiknya keluarga ikut menilai kepribadiannya. Ternyata semua lancar, dia makin dekat denganku, juga dengan kedua orangtuaku. Eh, sekarang malah mereka sering membela si dia kalau kami bertengkar. Mungkin aku memang keras kepala, tapi sebagai anak ada perasaan sebal,” tuturnya.

Orangtua malah lebih memihak pasangan dan lebih perhatian padanya sehingga akhirnya kita sendiri merasa sayang melepas si dia karena takut keakraban yang sudah terjalin rusak, padahal konflik terus terjadi. Gerah, sebal, kecewa… dan cemburu. Pernah begitu juga? “Jelas bingung, apa-apa dia, sih. Kalau tiba-tiba dia lenyap atau nggak memberi kabar ke orangtuaku, pasti mereka kehilangan banget, kan. Aku nggak tega. Ketakutan lainnya adalah, apa bisa aku menemukan orang seperti dia, figur menyenangkan yang pintar menyesuaikan diri,” lanjut Christie.

Next

Dilema itu tak cuma dirasakan pasangan yang masih dalam tahap pendekatan. Sari (29 tahun, marcomm) juga masih sering cemburu kalau orangtuanya lebih mempercayai sang suami daripada dirinya, “Ya begitu itu, kurang-lebih sama. Keluargaku sangat menghormati suami, mereka mengandalkan suami dalam segala hal. Sering saat aku menghubungi orangtua yang tinggal berbeda kota, yang lebih dulu ditanyakan adalah kabar suami, bukan aku atau anakku. Cemburu sih iya, tapi ya berusaha ambil positif. Artinya pilihanku tepat.”

Hubungan cinta memang susah-susah gampang, tapi tak ada pilihan lain selain menghadapinya. Terus ambil sisi positif. Kalau orangtua dan keluarga besar menyukai pasangan, itu artinya dia memiliki kepribadian yang jadi nilai plus menurut mereka. Coba melihat dari berbagai sudut pandang, dan… ssstt, bolehlah diam-diam membandingkannya dengan orang-orang terdahulu yang pernah dekat denganmu. Pasti ada alasan yang membuat banyak orang menyukainya, dibandingkan nama-nama lain yang sempat mampir dalam kisah asmaramu. Itu poin pentingnya.

"Status mertua dan menantu setara dengan orangtua dan anak kandung, tapi secara psikologis berbeda, sehingga bisa jadi sumber masalah."

Psikolog Endang Pudjiastuti Untung dari Universitas Islam Bandung pun mengungkapkan status mertua dan menantu setara dengan orangtua dan anak kandung, tapi secara psikologis berbeda, salah satunya akibat perbedaan latar belakang, sehingga bisa jadi sumber masalah. Nah, kalau selama ini hubungan itu justru berjalan harmonis dan manis, berarti pernikahanmu lepas dari satu masalah yang lumayan besar, kan? Tanpa persoalan calon menantu-calon mertua atau menantu-mertua, artinya “masalah besar” seputar hubungan cintamu dan si dia berkurang satu. Yang perlu kamu lakukan tinggal menjaga hubungan baik dan hilangkan pikiran negatif.

Berbeda soal kalau kita memang merasa hubungan sudah tak bisa dipertahankan tapi tak segera mengambil tindakan dengan alasan kedekatannya dengan keluarga. Kembali lagi, kamu yang menjalani hubungan, kamu juga yang harus bertindak. Jangan sampai ketakutanmu yang tak bisa membayangkan apa jadinya jika kamu tak bisa lagi menemukan sosok menyenangkan seperti dirinya yang begitu hangat dan disenangi orangtua malah memunculkan persoalan lain yang mengusik kenyamanan. Hubungan mesra pasangan dan orangtua hanyalah bonus, bukan simpul mati yang tak bisa diurai. Bonus itu bisa kamu pakai untuk mempermanis hubungan, atau tak kamu hiraukan karena ada keraguan tak bermanfaat untuk kehidupanmu kelak. Cheers!

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading