Sukses

Lifestyle

TRUE STORY: Verbal Bullying Ubah Total Kepribadian Korban

Next

verbal bullyingJika sepintas orang melihat, saya memang orang yang terlihat cukup riang walaupun terkadang di situasi tertentu saya bisa berubah menjadi sangat pendiam. Dalam berteman, jujur, saya lebih suka berteman dengan laki-laki daripada perempuan. Karena laki-laki cenderung simple dan frekuensi bergosip dengan mereka cenderung lebih rendah dibandingkan ketika saya sedang bersama teman perempuan. Ya, saya perempuan yang sedikit tomboy memang.

Walaupun terlihat cerewet, bawel, dan cenderung tidak bisa diam, tapi sebenarnya saya ini orang yang cukup introvert. Dari sekian banyak teman yang saya miliki, hanya 2 orang yang benar-benar tahu semua hal terkecil tentang saya dan memang hanya kepada mereka saya bisa menceritakan semua masalah dan hal-hal penting dalam hidup saya.

Namun, bukan berarti saya tidak pernah berbagi cerita kepada teman-teman yang lain. Untuk urusan pekerjaan, biasanya saya lebih senang berbicara dengan teman-teman lelaki dan untuk urusan hati, saya lebih sering cerita kepada teman-teman perempuan dan terkadang juga ke keluarga.

Tapi, belakangan ini saya lebih suka dan memilih untuk menyimpan semuanya sendiri karena menurut saya tidak ada gunanya saya bercerita kepada orang lain. Yang saya dapat dari teman-teman pun hanyalah tanggapan yang tidak serius yang justru malah cenderung mengarah kepada ejekan. Saya memang periang, tapi untuk masalah perasaan, saya ini termasuk orang yang cukup sensitif.

Next

 

verbal bullyingPernah beberapa kali saya bercerita tentang masalah urusan hati (asmara) kepada teman-teman perempuan saya. Ada satu peristiwa yang paling saya ingat. Waktu itu ada lelaki metroseksual yang coba mendekati saya. Tapi, ketika saya bercerita, tanggapan mereka cukup menyakitkan. Mereka hanya tertawa dan bertanya, “Nggak salah yah tuh cowok suka sama kamu? Cowok metroseksual dengan wajah yang lumayan, suka sama perempuan tomboy yang lebih sering terlihat dekil daripada rapi.” Saya nggak tahu apa mungkin saya yang terlampau sensitif ataukah memang kata-kata yang mereka lemparkan saat itu memang cukup menohok. Dan yang lebih membuat tertampar, 2 orang teman terdekat tempat saya curhat pun ikut tertawa dengan terbahak-bahak dan menambah-nambahkan ejekan.

Mungkin, sebelumnya saya masih bisa menerima bentuk bercanda mereka yang seperti itu. Tapi, entah mengapa untuk kali ini perilaku mereka benar-benar berada di luar batas toleransi saya. Sejak saat itu, saya berjanji kepada diri saya untuk mengubah penampilan menjadi sedikit feminin dan lebih rapi dan tidak akan pernah lagi bercerita apapun kepada mereka.

Next

verbal bullyingKali pertama berubah penampilan dengan gaya feminin, saya bertemu dengan gerombolan teman-teman lelaki saya. Saya sudah menyiapkan mental untuk mereka ejek karena memang penampilan saya berubah drastis, tapi rupanya ejekan mereka kali ini pun tidak bisa saya toleransi. Ada perkataan yang paling saya ingat hingga saat ini, “Udah gila ya pakai pakaian kaya gini? Udahlah, sekali laki-laki ya tetap laki-laki, nggak akan bisa diubah. Yang ada penampilan kamu sekarang lebih ke arah kayak banci daripada perempuan.” Mereka mengatakan itu sambil tertawa terbahak-bahak. Mungkin maksud mereka memang bercanda, tapi itu cukup menyakitkan buat saya. Walaupun pada akhirnya mereka minta maaf, tapi tetap saja itu sulit untuk dimaafkan.

Mulai saat itu, saya berjanji kepada diri saya sendiri tidak akan lagi ada berbagi cerita bersama teman dan tidak akan lagi menghabiskan waktu berkumpul lama-lama dengan mereka. Peristiwa yang saya alami bertubi-tubi itu membuat saya menjadi pribadi yang lebih tertutup dari sebelumnya dan malah membatasi saya dalam berteman. Sudah hampir 2 tahun berlalu, tapi rasa sakitnya masih terasa dengan jelas. Sejarang, saat sedang berkumpul pun, saya lebih sering untuk memilih diam dan mendengarkan teman-teman berbicara daripada ternyata saya tidak bisa mengendalikan perkataan saya dan membuat orang lain merasakan sakit hati seperti yang saya rasakan.

 

 

 

Empowered by

xl

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading