Sukses

Lifestyle

Kata Perempuan: Hidup Harus Ikuti Kata Orang?

Fimela.com, Jakarta Kadang menjalani hidup memang tak selalu berjalan dengan mudah, di mana semua orang pasti menghadapi masalah dan kesulitan hidup dengan cara dan situasi yang berbeda. Belum lagi jika berada di lingkungan yang membuat hidup terasa tak nyaman.

Menjadi bahan cibiran, dinilai tak baik, bahkan dianggap tak menjalani hidup seperti standar nilai yang diyakini, dan sebagainya, menjadi beberapa hal yang kadang membuat hidup terasa melelahkan.

Ya, pernah nggak sih kamu merasa jika di luar sana ada banyak orang yang menuntutmu melakukan A, B, C hingga Z sampai sesuai dengan standar hidup mereka, yang sebenarnya nggak kamu banget.

Pertanyaan atau penyataan tersirat yang mengandung unsur mengatur, membandingkan dan merendahkan biasanya dilontarkan orang-orang saat melihat hidupmu dinilai tak sesuai dengan berbagai ketentuan tak tertulis.

'Harusnya kamu umur segini sudah nikah, atau punya aset' atau 'Kalau kamu belum nikah sampai umur sekian, nanti jadi perawan tua lho!' menjadi beberapa pertanyaan klasik dan terdengar menyebalkan.

Dari contoh di atas, sebenarnya, haruskah kita hidup mendengarkan dan mengikuti orang lain, meski kadang hal tersebut bersebrangan dengan kondisimu? Terkait hal tersebut, Bintang.com pun mengumpulkan berbagai pendapat para perempuan dari berbagai latar belakang usia, pekerjaan, juga pendidikan, berikut ulasannya.

Kata Orang sebagai Pengingat

Perasaan kesal dan marah kadang tak bisa ditahan saat ada orang lain yang menilai, mengkritik dan menggurui kita seenaknya. Meski begitu, bagi kebanyakan perempuan, hal itu baiknya dijadikan masukan dan diabaikan jika tak sesuai dengan kenyataan.

"Kalau ada yang sibuk kritik dan menggurui aku dan hidupku kadang suka risih sih. Apalagi kalau mereka itu nggak tahu kehidupan aku yang sebenarnya. Kalau ada yang kayak gitu biasanya nggak aku tanggepin, aku diemin, capek ngeladeninnya," - Nay, Mahasiswi.

"Duh nyebelin banget sih kalau ketemu orang yang repot ngurusin hidup orang lain. Tapi jadiin masukan aja, namanya manusia kan butuh introspeksi," - Muti, Karyawan Swasta.

Pembuktian

Selain itu, bagi sebagian perempuan berbagai kritik yang muncul dan menghakimi memang menyakitkan. Namun mereka memilih untuk tak menghiraukan, meski ada juga yang menjadikan hal tersebut sebagai bahan bakar, untuk membuktikan jika diri mereka bukan seperti yang dibicarakan.

"Kalau ada yang anggap remeh aku, gapapa. Mau kritik aku silakan, mudah-mudahan suatu hari nanti hidupku bisa lebih baik dari mereka yang sibuk ngurusin hidup orang lain," - Sari, Ibu Rumah Tangga.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading