Sukses

Lifestyle

Feri Purwo, "Tuhan Adalah Guidance Saya"

Feri Purwo yang kita lihat di televisi merupakan sosok yang berbeda dengan Feri yang tim Vemale temui di sebuah mall di bilangan Jakarta Selatan, Jumat (21/12) sore lalu. Jauh dari kesan misterius, Feri bercerita santai dengan suara beratnya yang sesekali diselingi gelak tawanya yang khas. Tidak jarang nada suaranya berubah serius ketika paranormal muda ini mulai mengutarakan pemikirannya tentang hidup, baik yang ia yakini atau yang ia pelajari dari sejumlah orang yang ia temui.

Di sini, Feri bicara mengenai Tuhan, meraih ketenangan, dan tentu saja tahun 2013 dan ramalan.

Vemale.com (V): Dalam bertindak dan berlaku, banyak orang yang terpaku pada ramalan, zodiak, atau hal-hal gaib lainnya. Bagaimana dengan seorang Feri Purwo? Apa yang menjadi guidance Anda dalam menjalani hidup?

Feri Purwo (FP): Saya memiliki konsep hidup bahwa Tuhan itu sangat dekat dengan diri saya. Saya pernah ditanya, kenapa Tuhan tidak bisa dilihat? Karena ia terlalu dekat, karena ia tidak berjarak dan menyatu dengan dirimu, maka ia tidak bisa dilihat.

Ketika berserah pada Tuhan saya lebih banyak memuji daripada berdoa, perbandingannya 10:1. Tuhan memang tidak marah dan meminta kita untuk berdoa, tapi alangkah baiknya dan lebih mudahnya ia mengabulkan permohonan kita bila kita lebih banyak memuji daripada meminta. Itulah yang menjadi guidance saya dalam kehidupan sehari-hari.

V: Bagaimana awalnya Anda menyadari akan kemampuan istimewa yang Anda miliki? Dan apa yang membuat Anda akhirnya berdedikasi menolong orang mengatasi permasalahannya?

FP: Awalnya saya sudah merasakan 'gift' ini sedari kecil. Tapi saya justru merasa biasa saja, saya pikir semua orang memiliki kemampuan yang sama seperti saya, dan ini adalah sesuatu yang normal.

Sampai akhirnya ketika kuliah dan kerja, semakin banyak orang yang tahu dan datang untuk berkonsultasi dengan saya. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk full time di pekerjaan saya sekarang ini.

V: Apakah bisa seorang paranormal 'membaca' dirinya sendiri?

FP: Orang yang seharusnya lebih dulu memanfaatkan sebuah ilmu adalah orang yang memiliki ilmu tersebut. Jika ia tidak bisa menggunakan ilmu tersebut untuk dirinya sendiri, maka jangan pernah mencoba untuk menolong orang lain.

Ketika seseorang berkata bahwa ia tidak bisa 'membaca' dirinya, sebenarnya ia bisa. Namun ia takut yang ia baca apakah subjektifitas atau objektifitas dirinya. Oleh karena itu, ketika kita dilanda sebuah permasalahan, ada baiknya kita 'keluar' dari diri kita sendiri dan tidak menilai permasalahan tersebut dari sisi subjektifitas kita.

V: Dari sekian banyak klien yang datang, adakah manfaat yang Anda rasakan dari berbincang dan membantu mengatasi problematika dari banyak orang ini?

FP: Saya belajar banyak mengenai hidup dari para klien yang datang. Bagi saya semua ini adalah hamparan pelajaran, dan Tuhan dengan pancaran cahayanya dapat berbentuk orang lain atau yang lainnya, dan inilah yang Ia berikan pada saya.

V: Apa pernah ada kisah seorang klien yang menyentuh hati Feri sedemikian rupa nya?

FP: Ada seorang wanita yang pernah datang menangis ke saya, gundah karena ia ingin bercerai dengan suaminya tapi suaminya menolak dan mengancam membunuhnya. Jawaban saya. "Jangan meremehkan Tuhan-mu, dia pasti akan melindungimu ketika kamu mengejar kebahagiaanmu."

Ketakutan yang ditimbulkan oleh diri kita terkadang dapat menimbulkan masalah baru, dibanding bila kita menghadapi masalah yang ada dengan ketenangan.

V: Lalu, bagaimana kunci meraih ketenangan hidup menurut Feri?

FP: Sumber dari semua ketenangan adalah Tuhan, kepasrahan yang total pada Tuhan. Tuhan tidak pernah memberikan kegelapan, tapi kita sendiri yang menganggap hal itu sebagai kegelapan.

Kita pernah senang dan pernah susah, coba kalkulasikan berapa banyak kamu senang dan berapa banyak kamu susah. Pasti lebih banyak senangnya. Dan akan tidak adil bila kamu mengeluh ketika kamu 'sedang' dilanda kesusahan, dengan adanya kenikmatan-kenikmatan yang kita terima.

Masalahnya, persepsi manusia adalah: Kenikmatan = Kesenangan tapi tidak sama dengan Kesusahan. Padahal sebenarnya Kenikmatan = Kesenangan = Kesulitan, hanya rasa dan situasi nya yang berbeda. Nikmatilah hidup dengan caranya sendiri. Jika susah bersabar, jika senang bersyukur dan keduanya adalah cara menuju kemuliaan.

V: Mengenai tahun 2013, bagaimanakah kenikmatan yang diberikan Tuhan pada Indonesia?

FP: Sebenernya saya melihat sesuatu yang cukup mengkhawatirkan menurut saya. Ekonomi cenderung melambat, produktivitas dalam berbisnis berkurang karena tingkat konsumsi menurun. Selain itu bencana yang sifatnya alam meningkat, seperti gempa, hujan banjir, dan gunung meletus, itulah beberapa yang mungkin terjadi.

V: Bagaimana dengan percintaan di kalangan selebriti?  Adakah selebriti wanita yang fenomenal pada tahun 2013?

FP: Sedikit lebih baik karena persentase pasangan yang menyatu dan berpisah berbanding imbang. Dan di tahun 2013 juga ada seorang penyanyi wanita Indonesia yang baru saja beberapa waktu lalu menggelar konser, dan dia akan menjadi fenomena luar biasa di kancah musik Indonesia.

(vem/cey dan diy)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading