Sukses

Lifestyle

Sering Dibully Saat Sekolah, Gadis Ini Justru Menjadi Penulis Sukses

Ladies, Anda tentu sudah sering mendengar berbagai kasus bullying yang sering terjadi, terutama di kalangan remaja. Kisah berikut ini, seperti yang dilansir oleh Seventeen.com, juga menceritakan kasus bullying yang dialami seorang gadis. Simak selengkapnya.

Perayaan halloween pada tahun pertama saya di sekolah menengah adalah hari paling mengerikan dalam hidup saya. Bukan karena hantu atau monster, tapi karena itu adalah momen saat hidup saya diputar balik ke bawah.

copyright Seventeen.com/Aija Mayrock

Satu tahu sebelumnya, saya pindah dari New York ke California. Di New York, saya menjadi korban bully. Saat saya pindah ke California, dan memulai hidup baru, seolah ada "perban raksasa" yang membalut luka-luka saya. Saya punya teman-teman baru, saya memiliki peran di kelas drama, saya suka menulis, dan tidak ada bully lagi.

copyright Seventeen.com/Aija Mayrock

Halloween saat itu awalnya tampak seperti Halloween biasa. Saya berdandan, makan banyak permen, dan bergurau dengan teman-teman saya, lalu tiba-tiba semuanya berubah.

Saya menerima pesan dari teman sekelas saya saat masih di New York. Pesan itu berisi foto seorang gadis yang tidak saya kenal, memakai suatu tanda besar di dadanya, yang bertuliskan nama saya, Aija Mayrock. Saya sangat bingung, siapa gadis itu? Saya lalu membuka akun Facebook saya, dan di sana tampak banyak sekali orang mengunggah foto yang sama. Gadis yang tidak saya kenal, berdandan sebagai saya untuk perayaan Halloween.

Saya sangat terkejut, saya bahkan tidak merasa sedih atau marah, atau kecewa. Saya hanya merasa seperti sedang tenggelam, dan tidak ada yang menolong saya. Saya berusaha mencari jawaban atas pertanyaan saya di Facebook, siapa yang melakukan ini, dan mengapa ia melakukannya. Untuk mencari informasi, saya mulai membaca komentar-komentar menjijikkan tentang saya. Sebagian besar berisi saya itu "menjijikkan dan seharusnya mati" atau "saya layak mendapatkan ini semua".

Saya mengirim pesan pada gadis yang berdandan sebagai saya, sebut saja "Sara", saya menulis "saya tidak tahu kamu siapa, atau mengapa kamu melakukan ini, tapi mengapa kamu berdandan sebagai saya untuk Halloween?".

Bukannya minta maaf atau mengabaikan saya, gadis itu malah mengunggah pesan yang saya kirimkan padanya di facebook, dan tentu saja komentar yang ditujukan untuk saya jauh lebih menyakitkan dari sebelumnya.

Saat itu saya sedang bersama teman saya, lalu saya menunjukkan padanya foto, dan komentar yang saya dapatkan. Dia justru tertawa dan beranjak pergi. Bagaimana bisa dia menganggap ini lucu? Bagaimana bisa dia tidak membayangkan betapa terlukanya saya?

Dalam hitungan menit, saya dipermalukan oleh gadis yang berjarak 3.000 mil dari tempat saya sekarang, teman-teman saya menunjukkan sifat aslinya, dan perban raksasa yang membalut luka saya terlepas begitu saja.

Saya belum pernah merasa sangat takut seperti ini pada dunia, saya belum pernah merasa sangat kesepian, sangat dibenci, dan tersesat.

saya pulang, dan menceritakan pada ibu saya semuanya. Kami menemukan nomor telepon rumah Sara, dan menelepon ibunya. Saat saya mau berbicara via telepon dan meminta maaf, barulah saya merasa sangat lega.

Namun beberapa hari kemudian, Sara mengirimkan pesan yang lebih melecehkan saya. Saya juga mendapatkan telepon dari nomor tidak dikenal yang mengatakan hal-hal buruk pada saya.

Saya segera menghapus semua akun media sosial dan mengganti nomor telepon saya. Namun justru saat itulah saya merasa hidup saya sangat berat. Saya tidak tahu apa yang salah dengan diri saya, namun saya menjadi malu dengan diri saya. Saya mulai memakai baju longgar, agar orang tidak tahu bentuk tubuh saya. Saya mulai memilih makanan yang saya makan, mungkin berat badan saya yang menjadi masalah. Saya juga menutup diri dari banyak orang, mungkin jika saya "tidak tampak", mereka tidak akan menyakiti saya.

copyright Seventeen.com/Aija Mayrock

Beberapa minggu kemudian saya mengikuti kompetisi menulis naskah film. Saya butuh pengalihan dari luka hati saya. Saya tidak pernah menduga saya lolos untuk mengikuti kompetisi itu, tapi ternyata saya lolos. Dan saya memutuskan akan menulis tentang bullying.

Tahun itu, saya memenangkan kompetisi. Sejak saat itu saya memutuskan akan mendedikasikan hidup saya untuk menyampaikan suara-suara hati melalui seni. dan saya mulai menulis sebuah buku yang berjudul, The Survival Guide to Bullying.

Sangat tidak mudah menyampaikan pengalaman saya pada dunia. Tapi saya ingin Anda tahu, Anda tidak sendirian, dan tidak ada yang salah pada diri Anda. Tanpa orang tua saya, saya tidak akan bisa melaluinya. Dan ingatlah ini, saat Anda merasa seolah tidak ada harapan, yakinlah bahwa Anda punya kemampuan untuk mengubah hidup Anda, Anda punya kekuatan untuk melalui masa-masa sulit. 

Jika dilihat pada fotonya, Aija Mayrock sangat cantik ya Ladies. Tentu kita juga tidak bisa menebak apa yang membuatnya menjadi sasaran bully. Namun semangat, dan kekuatan yang ia miliki adalah sesuatu yang patut kita contoh. Salut!

(vem/reg)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading