Sukses

Lifestyle

Sehebat Apa Pun Balas Dendam Lewat GoFood Tak Akan Membuatmu Puas

Cinta ditolak, Go Food dikirim serentak! Demikian yang dirasakan oleh seorang pria bernama Julianto Sudrajat. Pria berkacamata ini dalam sepekan terakhir mendapat kiriman makanan dari aplikasi online Go Food dengan nilai hampir Rp1 juta.

Namun tak satu pun dari pemesanan itu adalah miliknya. Melainkan order fiktif yang menggunakan nama, nomor telepon, dan alamat email miliknya yang digunakan oleh seorang perempuan. Malang buat Jajat, sapaan karibnya, nama dia sempat tersebar di media sosial sebagai pihak pemesan yang tidak bertanggung jawab dan membuatnya dihujat.

Hingga akhirnya Jajat mengeluarkan pernyataan ini dalam akun Facebooknya, Kamis (6/7).

Julianto Sudrajat/Faceboook.com

 

Oke sepertinya netizen mulai paham bahwa cerita Jajat ini dimulai dengan kisah cinta yang agak rumit. Tapi ujung-ujungnya adalah balas dendam yang dilakukan melalui media sosial. Apakah ini artinya si pihak pembalas akhirnya menang dan Jajat kalah?

Hmm, tidak juga. Jajat memang menderita malu yang amat sangat di hadapan rekan sekerjanya. Tapi di lain pihak, pihak yang melakukan pembalasan juga tidak akan mengalami yang namanya rasa puas.

Seperti yang disampaikan psikolog dan direktur dari Dialectical Behavior Therapy Center di Houson, Texas, AS, Karyn Hall Ph.D. Menurutnya, fantasi soal balas dendam memang menghasilkan efek nikmat di otak sehingga membuatnya terasa enak. Tapi nyatanya, ketika dendam sudah terlaksana, si pelaku akan merasa muram dan sedih.

"Ketika orang membalas dendam, mereka tak bisa mengecilkan situasi (yang sudah mereka hasilkan). Malahan, mereka akan memikirkan situasi itu terus-menerus dan merasa tambah jahat," tulis Hall dalam artikelnya Revenge: Will You Feel Better?

Ditambahkan oleh Hall, bila perasaan ingin balas dendam sudah mulai terasa, ingatlah bahwa itu hanya perasaan kacau karena ada kepercayaan yang dipatahkan. "Tindakan balas dendam yang sebenarnya membawa sedikit kepuasan dan bisa menciptakan lebih banyak masalah dan penderitaan," imbuhnya.

Untuk kamu sebagai pelaku utama order fiktif GoFood ini, coba telaah kembali kekacauan yang sudah kamu lakukan; Si pengendara GoJek sebagai pengantar makanan akan merugi karena harus mengeluarkan uang --yang mungkin jumlahnya tak seberapa buat kamu tapi besar maknanya untuk anak-istri dia di rumah. Jajat menanggung malu dan kemungkinan besar tidak akan pernah mau lagi bertemu atau bicara padamu. Dan, yang terparah adalah kini kamu diburu oleh netizen.

Stop dendam kamu sekarang. Pikir dulu baik-baik apa yang kamu lakukan. Jika semua sudah tenang, kamu bisa bicara baik-baik pada yang bersangkutan dan menjelaskan semua masalah yang ada. Semoga.....

(vem/zzu)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading