Sukses

Lifestyle

Masyarakat Indonesia yang Mengandalkan Uang Tunai Jumlahnya Makin Berkurang

Ladies, kamu merupakan salah satu wanita yang kerap berbelanja atau membayar apapun menggunakan kartu pembayaran? Nah, memang kini masyarakat lebih menyukai membayar keperluan apapun tidak menggunakan uang tunai. Hal ini dibuktikan lewat perusahaan teknologi pembayaran global Visa yang baru saja merilis Consumer Payment Attitudes Study 2016, sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa saat ini 80% masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan kartu pembayaran elektronik dibandingkan dengan uang tunai.

Jumlah masyarakat yang lebih suka menggunakan kartu tersebut meningkat dari 69% pada tahun 2015. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa saat ini 34% masyarakat Indonesia hanya membawa sedikit uang tunai dibandingkan dengan lima tahun yang lalu karena mereka lebih suka menggunakan kartu pembayaran (71%) dan menganggap bahwa membawa uang tunai tak lagi aman (59%). 

Jumlah masyarakat yang mengandalkan uang tunai semakin berkurang dari 31% menjadi 20% pada tahun 2015-2016. Selain itu, sekitar 53% responden mengakui bahwa saat ini mereka memiliki lebih banyak kartu pembayaran dibandingkan dengan lima tahun yang lalu.

President Director of PT. Visa Worldwide Indonesia Harianto Gunawan meyakini bahwa tren nontunai didorong oleh konsumen yang semakin menginginkan alat bayar yang aman, cepat, dan lancar.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa masalah keamanan merupakan salah satu penyebab masyarakat berpindah ke kartu pembayaran eletronik seperti kartu debit, kredit, ATM, dan uang elektronik. Responden lainnya lebih suka menggunakan metode nontunai sebab lebih mudah dan tidak ribet dibandingkan dengan menggunakan uang tunai," ujarnya saat ditemui di Jakarta.

Banyak yang beralih ke metode nontunai./Copyright thinkstockphotos.com

Metode pembayaran di negara-negara Asia Tenggara – termasuk di Indonesia – telah mengalami perkembangan yang luar biasa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Apalagi kini sudah banyak Inovasi teknologi baru, akses internet yang semakin luas, serta semakin banyaknya masyarakat yang memiliki perangkat mobile merupakan hal-hal yang mendorong perkembangan pesat dalam melakukan transaksi pembayaran.

Tak hanya itu, meningkatnya penggunaan smartphone di Indonesia juga menjadi pendorong pertumbuhan perdagangan online. Dalam penelitian tersebut, 82% responden mengakui bahwa mereka menggunakan smartphone untuk berbelanja, dan sekitar 47% responden menggunakan smartphone-nya setiap minggu. Pengguna smartphone tersebut terdiri dari 88% konsumen Gen Y dan 73% konsumen Gen X. Pada dasarnya, konsumen saat ini mulai berpaling ke pembayaran mobile sebab lebih mudah, nyaman, dan dapat melakukan pembelian di mana saja dan kapan saja.

Selanjutnya, penelitian tersebut menyatakan bahwa on-demand services (layanan berbasis permintaan) – sebuah layanan yang diciptakan oleh perusahaan teknologi dalam rangka memenuhi permintaan konsumen dengan menyediakan barang dan jasa dengan cepat – saat ini mengalami peningkatan yang pesat. Sedikitnya 65% masyarakat Indonesia mengaku pernah menggunakan on-demand services yang disediakan oleh transportasi online seperti Gojek, Uber, dan Grab untuk memesan taksi, memesan tiket perjalanan, mengantarkan makanan, dan berbelanja.

Tren mulai berubah./Copyright thinkstockphotos.com

Menurut Harianto, konsumen saat ini tidak suka berlama-lama mengantre di kasir, mereka lebih suka berbelanja dari rumah menggunakan aplikasi mobile dan barangnya diantarkan langsung ke rumah. Para konsumen lebih suka dengan taksi yang datang menjemput mereka, dan lebih memilih untuk memesan hotel secara online melalui smartphone.

E-commerce dan kebutuhan traveling salah satu yang sangat besar dicari masyarakat melalui smartphone masyarakat. Keuntungan lainnya berbelanja menggunakan smartphone ialah kita bisa menjadi smart buyer, seperti dengan mudahnya mencari barang dengan harga yang paling murah.

“Sebagai perusahaan penyedia teknologi pembayaran global, Visa terus menciptakan metode pembayaran baru, mudah, dan aman baik secara online maupun offline untuk memenuhi permintaan konsumen. Awal tahun ini, Visa meluncurkan layanan pembayaran berbasis QR yang diberi nama mVisa akan diperluas dan dapat diakses oleh merchant dan konsumen yang berada di 10 negara termasuk di Indonesia," tambahnya.

Dengan memanfaatkan ponsel dan teknologi QR code, mVisa melengkapi infrastruktur point of sale (POS) yang sudah ada dan menyediakan metode hemat biaya agar para pelaku bisnis dapat menerima alat pembayaran elektronik serta memfasilitasi konsumen dalam melakukan pembayaran secara digital dan mengurangi penggunaan uang tunai.

(vem/asp/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading