Sukses

Lifestyle

Bertunangan dengan Pria Non-Bangsawan, Putri Jepang Siap Tinggalkan Istana

Kalau cinta sudah berbicara, status dan gelar tak lagi dijadikan hambatan. Saat dua hati sudah saling terpaut, tujuan utama yang ingin dicapai adalah bisa berbahagia bersama. Gelar kerajaan pun rela dilepas demi bisa hidup bahagia bersama dengan sang pujaan hati, seperti yang dilakukan Putri Mako ini.

Putri Mako, cucu tertua Kaisar Jepang Akihito akhirnya bertunangan dengan pria pilihannya, Kei Komuro. Dilansir dari news.com.au,Mako dan Kei yang sama-sama berusia 25 tahun menyampaikan kabar tersebut dalam sebuah konferensi pers. Keduanya tampak berbahagia.

Pertemuan dua sejoli ini bermula ketika lima tahun lalu, Mako duduk di belakang Kei dalam sebuah rapat kampus di International Christian University. "Awalnya aku tertarik dengan senyuman cerahnya seperti matahari," ujar Mako sambil tersenyum malu-malu.

Mako dan Kei kemudian saling mengenal dan tak butuh waktu lama sampai keduanya memutuskan untuk berpacaran. Seiring berjalannya waktu, Mako pun makin mengenal Kei sebagai sosok yang tulus, berpikiran terbuka, pekerja keras, dan memiliki hati yang besar.

Siap melangkah ke jenjang pernikahan./Copyright news.com.au

Keduanya sempat menjalani hubungan jarak jauh selama satu tahun karena kuliah. Mako kuliah di Inggris sementara Kei di Amerika Serikat. Sampai akhirnya pada bulan Desember 2013, setelah menikmati makan malam, Kei melamar Mako. Kalau sudah mantap dan saling mencintai, tak butuh waktu lama untuk segera melangkah ke jenjang yang lebih serius, ya.

Mako pun mengenalkan Kei pada kedua orang tuanya, Pangeran Akishino dan Putri Kiko, sebagai seseorang yang akan diajak berbagi masa depan bersamanya. Kedua orang tua Mako dan juga kakek neneknya, Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko memberikan restunya. Sudah dapat "lampu hijau" hubungan Mako dan Kei tampaknya akan berakhir bahagia.

Putri Mako siap melepas statusnya sebagai putri kerajaan./Copyright news.com.au

Tapi ada sesuatu yang harus dikorbankan Mako bila nanti menikah dengan Kei. Dia harus meninggalkan kerajaan dan melepas gelarnya sebagai putri kerajaan. Menikahi seorang pria non-bangsawan, seorang putri Jepang mau tak mau harus melepas statusnya sebagai anggota kerajaan. Hal ini juga membuat pihak kerajaan khawatir karena jumlah anggota dan penerus kerajaan yang makin sedikit dari waktu ke waktu.

Kaisar Akihito sendiri yang sudah berusia 83 tahun sudah berniat untuk turun takhta dan rencananya akan dilakukan akhir tahun 2018 nanti. Nantinya ia akan digantikan putra pertamanya, Pangeran Naruhito. Penerus takta kedua adalah Pangeran Akishino, adik Naruhito. Dan yang ketiga adalah adik Mako yang paling kecil, Pangeran Hisahito. Sementara tiga cucu Kaisar Akihito yang lain perempuan, salah satunya Putri Mako yang pada akhirnya nanti akan melepas statusnya sebagai putri kerajaan.

Putri Mako dan Ayahnya, Pangeran Akishino./Copyright news.com.au

Mako dan Kei memiliki rencananya sendiri soal keluarga impian yang ingin dibangun bersama. Kei, seorang legal assistantyang hobi bermain piano jazz memiliki impian bisa membangun rumah yang nyaman dan tenang. Sementara Mako mengatakan, "Membangun keluarga masih berada di luar bayanganku, tapi aku ingin memiliki keluarga yang hangat, nyaman, dan diisi banyak senyuman."

Detail soal pernikahan yang rencananya akan digelar sekitar musim gugur tahun depan masih belum diumumkan. Nantinya juga akan ada serangkaian ritual, termasuk acara lamaran resmi yang harus dijalani oleh Mako dan Kei ini.

Kita doakan saja semoga Mako dan Kei terus berbahagia bersama, ya. Semoga acaranya juga lancar hingga hari H nanti.

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading