Sukses

Lifestyle

Menurut Studi, Anak di Jepang Masa Kini Lebih Cepat Menua Karena Depresi

Sebuah penelitian terbaru yang juga dipublikasikan di majalah kesehatan, Shukan Josei menyebutkan bahwa anak-anak di Jepang di masa kini lebih cepat tua daripada usia asli mereka. Tidak sedikit anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar sudah memiliki struktur tubuh layaknya orang tua.

Anak-anak yang masih duduk di bangku SD tidak sedikit yang mengalami bahu kaku, punggung bungkuk, wajah murung, penglihatan melemah dan rambut menipis. Melansir dari laman Japan Today, kondisi ini dikarenakan anak-anak masa kini begitu terbebani dengan randoseru dan smartphone.

Randoseru sendiri merupakan ransel punggung. Istilah ini telah ada sejak 200 tahun lalu. Biasanya, tas ransel anak-anak sangat berat sehingga ia berpengaruh pada kesehatan punggung juga bahu mereka. Dari tahun ke tahun, berat buku untuk anak-anak di Jepang terus meningkat dan tak hanya membebani fisik mereka tetapi juga membebani psikis mereka.

Anak-anak di Jepang mengalami penuaan lebih cepat karena pola hidup dan beban pelajaran/iustrasi copyright pexels.com

Sementara untuk smartphone, anak-anak masa kini lebih sering membungkuk untuk memainkan smartphone. Efek penggunaan smartphone dan mengangkat beban tas ransel yang berat menjadi alasan utama kenapa anak-anak di negeri Sakura ini cepat menua.

"Berjalan ke dan dari sekolah dengan beban akedemis di punggung yang berat juga penggunaan smartphone menjadi alasan kenapa anak-anak mudah stres dan depresi. Selain menyebabkan depresi, ini juga berpengaruh besar terhadap kesehatan fisik mereka. Banyak pasien kecil yang datang dengan keluhan bahu kaku, punggung sakit, mata lelah, dan lain sebagainya.

Menurutku, anak-anak masa kini lebih percaya diri. Ada beberapa yang pendiam. Ada beberapa yang serius. Ada yang humoris dan serius. Tapi secara keseluruhan mereka mengalami beban pikiran, hatinya terluka dan cenderung mengalami depresi. Pola hidup masa kini yang semakin modern ternyata tidak sepenuhnya baik buat anak-anak khususnya anak di Jepang," ungkap Masayuki Sasaki, seorang ahli ortopedi di Tokyo, Jepang.

Karena mengalami depresi, tidak sedikit anak-anak di Jepang yang mengalami penuaan lebih cepat. Yang membuat miris lagi, angka bunuh diri anak di Jepang setiap tanggal 1 September meningkat drastis. Angka ini juga meningkat di bulan April ketika semester pertama sekolah dimulai.

Sumber: Liputan6.com

(vem/mim)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading