Sukses

Lifestyle

Kenapa Buru-Buru Menikah jika Banyak Mimpi yang Belum Dikejar?

Fimela.com, Jakarta Apapun mimpi dan harapanmu tidak seharusnya ada yang menghalanginya karena setiap perempuan itu istimewa. Kita pun pasti punya impian atau target-target yang ingin dicapai di tahun yang baru ini. Seperti kisah Sahabat Fimela ini yang kisahnya ditulis untuk mengikuti Lomba My Goal Matters: Ceritakan Mimpi dan Harapanmu di Tahun yang Baru.

***

Oleh: Lelysejati - Malang

Tak Mau Hanya Jadi Penonton, Saatnya Ciptakan Kisah Sukses Sendiri

Aku Lely, seorang istri dan ibu muda. Usiaku baru genap 25 akhir tahun lalu. Sebagai seorang ibu rumah tangga, aku pun seperti perempuan lain di luar sana, yang memiliki impian dan cita yang ingin diraih.

Mungkin sebagian golongan akan mengatakan, kenapa terburu menikah jika banyak mimpi yang belum dikejar? Mengapa mau cepat punya anak jika tak ingin repot dan impian kandas di tengah jalan? Atau sebagian lagi akan mempertanyakan, mengapa mau-maunya sekadar jadi seorang ibu rumah tangga, sekolah tinggi, lalu di rumah begitu saja.

Ah jika kau tahu, menjalani pekerjaan ini, menjadi seorang istri dan ibu bukanlah hanya "sekadar". Yang kutahu, menjadi keduanya butuh lebih dari kamu merasa mampu, tapi juga butuh siap dan niat dalam menjalankannya. Aku tak menyesal dengan keputusan yang telah kuambil ini. Aku percaya, bahwa Tuhan pun memiliki rencana dan kehendak yang menuntunku hingga ke titik ini. Dan lagi jika kau tahu, saat perempuan telah menikah dan memiliki anak, bukan berarti ia pupus akan impiannya, bisa jadi saat itulah ia mulai kembali membangunnya.

Sebagai seorang ibu rumah tangga, banyaknya rutinitas yang kulakukan di dalam rumah kadang kala membuatku bosan dan uring-uringan. Di saat seperti ini, melihat indahnya kisah teman di media sosial bisa membuatku mendamba apa yang mereka punya. Padahal kutahu bukan berarti hidupku lebih buruk dari mereka, hanya mungkin kurangnya rasa syukur karena sibuk melihat rumput tetangga.

 

 

Di tahun ini, aku bertekad untuk berubah menjadi lebih baik. Bukan karena ingin menang atau lebih unggul dari orang lain, tapi mampu untuk menang dari pribadi sebelumnya, mengalahkan ego dan kemalasan diri sendiri. Aku bertekad untuk tak hanya pasif menjadi penonton kisah kesuksesan orang lain, menjadi figuran dan hanya bisa berkomentar atau sekadar bertepuk tangan. Aku bertekad untuk dapat maksimal menjadi pemeran utama dalam hidup yang kujalani, mulai berjalan membangun kisah suksesku sendiri.

Di tahun ini, aku akan belajar untuk fokus memperbaiki diri, agar bisa berbagi dan memberi nilai pada kehidupanku kini. Aku akan mulai dengan melakukan manajemen waktu agar bisa lebih produktif, karena aku sadar bahwa selalu ada kenyamanan yang harus dikorbankan saat kita ingin mencapai apa yang kita impikan. Berkorban untuk rela melawan rasa kantuk atau tak tidur hingga larut malam misalnya, karena hanya waktu inilah bagiku saat yang paling memungkinkan untuk bisa berkarya. Saat suami dan anak telah terlelap, di sanalah masih ada aku, dan mungkin banyak para ibu lain yang sama-sama berjuang, merajut satu per satu kata, menyulam paragraf demi paragraf demi sebuah naskah, sebuah impian menjadi seorang penulis.

Berbagi dan menginspirasi melalui tulisan, melahirkan karya melalui web blog dan buku, itulah resolusiku tahun ini. Aku ingin berbagi semangat kepada para perempuan, khususnya ibu di luar sana, bahwa siapapun, bagaimanapun, dan di manapun kita saat ini, kita berhak untuk berbahagia, tak ragu untuk meraih satu per satu impian yang telah kita gantungkan. Semoga untukmu, juga untukku rida dan kemudahan Tuhan, pada setiap usaha yang kita niatkan untuk kebaikan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading