Sukses

Lifestyle

Benar Adanya bahwa Tidak Semua Orang Bisa Menerima Keadaan Kita

Fimela.com, Jakarta Apapun mimpi dan harapanmu tidak seharusnya ada yang menghalanginya karena setiap perempuan itu istimewa. Kita pun pasti punya impian atau target-target yang ingin dicapai di tahun yang baru ini. Seperti kisah Sahabat Fimela ini yang kisahnya ditulis untuk mengikuti Lomba My Goal Matters: Ceritakan Mimpi dan Harapanmu di Tahun yang Baru.

***

Oleh: Grahita Dewi Pratiwi - Malang

Grahita Dewi Pratiwi itulah namaku. Aku biasa dipanggil dengan nama Dewi, aku lahir pada 14 Februari 18 tahun yang lalu. Banyak orang bilang aku adalah anak yang sangat beruntung karena lahir di hari kasih sayang atau orang-orang biasa menyebutnya Valentine's Day. Ya, memang benar orang tuaku menyambut kelahiranku dengan bahagia tapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Karena tepat pada saat aku baru menginjak 33 hari aku harus mengalami suatu kecelakaaan yang harus mengeluarkan banyak darah dari kepalaku yang tak sengaja dijatuhi stoples karena. Kelalaian ibuku pada saat aku masih dalam gendongannya ibuku mengambilkan kerupuk untuk kakakku tapi karena keseimbangan tangan ibuku hilang, jatuhlah stoples plastik itu tepat di kepalaku yang masih empuk waktu itu. Hal itulah yang menyebabkan aku harus mengalami operasi kepala sampai tiga kali. Operasi itu dilakukan agar aku bisa tetap hidup dan bisa beraktivitas seperti anak-anak lainnya.

Ya pada akhirnya aku harus berbeda dengan yang lain, karena ada selang yang menyambungkan kepala dan jantung agar tetap berfungsi dengan baik. Perbedaan yang kualami sering terjadi pada saat aku melakukan olahraga lari, handstand, dan juga ketika aku sedang berpikir pelajaran yang berat dan itu biasanya membuat aku pusing lalu pucat. Efek samping itulah yang kualami ketika sekolah dari SD sampai SMK. Dan dari situlah mulai banyak orang yang membenci aku. Seolah mereka ingin berbicara, "Kenapa harus ada orang lemah seperti Dewi bersekolah di sekolah normal?" Dan penolakan itu terus terjadi ketika aku SMP dan SMK. Selama enam tahun aku ditolak karena mereka menganggap aku tidak dapat mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru-guruku.

 

 

Tapi berkat penolakan merekalah aku tahu bahwa sesungguhnya orang seperti aku ini harus dapat belajar sendiri. Karena tidak semua orang dapat menerimaku dalam keadaaan yang seperti ini. Mereka mungkin juga berpikir aku tidak melanjutkan kuliah karena pasti tidak mampu mengikuti pelajaran yang diberikan, padahal tidak. Aku libur satu tahun bukan berarti aku tidak mau kuliah tapi, ini semua karena keadaan finansial keluarga yang membuatku berhenti.

Kini aku belajar sendiri di rumah dengan membuat kerajinan tangan seperti kalung, boneka jagung, lukisan mix media, melukis dengan cat akrilik, sampai membuat cerita dan mengirimkannya lewat internet. Aku juga sempat melamar kerja tapi tidak diperbolehkan oleh kedua orangtuaku karena berada di Jakarta dan Tangerang yang pasti akan membuatku jauh dari orangtuaku yang berada di Malang, Jawa Timur.

Hal itu tidak membuatku sakit hati, malah makin semangat karena, ternyata aku masih bisa berusaha dengan usahaku sendiri tanpa bantuan orang lain. Hanya saja itu akan membuatku harus jauh dari orangtua jadi tidak diizinkan, meskipun begitu aku tetap belajar membuat buku cerita bergambarku sendiri di rumah dan kuunggah di media sosial supaya banyak yang menilai bagaimana hasil karyaku ini di mata orang lain.

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading