Sukses

Lifestyle

Diamputasi Sejak Kecil, Perempuan Ini Bangkit dari Keterpurukan

Fimela.com, Jakarta Memiliki kelainan bentuk kaki yang langka, yang memyebabkan lutut tumbuh keluar dari pinggul, tidak membuat seorang perempuan bernama Rebecca Legon berkecil hati.

Kakinya pun harus diamputasi ketika usianya baru menginjak delapan tahun, karena harus dipasangi prostetik pada kakinya. Perasaan malu dan rendah sangat manusiawi, ia pun sempat memyembunyikan kaki palsunya selama bertahun-tahun.

Namun, kini ia pun berhasil bangkit dari keterpurukan. Dengan berhasil menjadi model, kisahnya pun ia bagikan lewat akun Instagramnya untuk menginspirasi orang-orang yang telah diamputasi untuk tetap mencintai tubuhnya.

"Saya masih ingat rasa sakit yang saya alami melihat kaki atau jari kaki yang gatal, yang tidak lagi menjadi bagian dari tubuh saya. Saya selalu tahu bahwa saya berbeda. Saya tidak tahu ada orang cacat lainnya, atau bahkan menganggap diri saya cacat," kata Rebecca dilansir dari Metro.co.uk.

Ketika usia dua puluhan, Rebecca pun sempat tidak menerima tubuhnya. Ia selalu mengenakan pakaian longgar untuk menyembunyikan kaki palsu dan membenci tubuhnya, yang akhirnya memicu masalah dengan alkohol.

"Minum membuat saya percaya diri untuk tidak terganggu ketika orang-orang melihat saya. Saya sangat sadar diri dan akan takut ditanya pertanyaan itu 'apa yang salah dengan kaki Anda?'," ungkap dia.

Pemulihan

View this post on Instagram

Just a little warm up shot with the beautifully talented @manongraphy - So it’s been a crazy week for us, we’ve been to London twice! I’ve been feeling slightly emotionally drained and I haven’t even bothered to work out! So, back into my routine on Monday. Until then it’s Friday and I believe ‘wine o’clock’ time! 👯‍♀️👯‍♀️👯‍♀️ #happyfriday . . . . . #ottobock #prostheticleg #disabilitypride #disabilityisdiversity #disabledandcute #disabled #disability #nothingcanstopme #me #equality #equalityforall #disabledfitness #amputeemodel #disabledmodel #embracediversity #amputeelife #disabledandproud #diversityandinclusion #iamable #nolimits #peoplewithdisabilities #iamadaptive #livingforme #chooseyou #truetoyou #photography #photoshoot #effyourbeautystandards #bodypositive

A post shared by Rebecca Legon (@rebeccalegon) on

Pemulihan dari kecanduan alkohol sebagian besar berasal dari penerimaan. Rebecca harus merangkul tubuhnya dan menyadari apa yang membuatnya berbeda, dan bekerja melawan rasa malu dan membenci diri sendiri yang telah dia perjuangkan hampir sepanjang hidupnya.

Di tahun 2008 dia ikut serta dalam Missing Top Model Inggris, sebuah reality show untuk perempuan disabilitas yang dirancang untuk membuat dunia mode lebih inklusif. Melalui acara ini, orang-orang diajak untu melihat para penyandang cacat dengan bangga menjalani hidup mereka, dan memberi Rebecca dorongan yang dia butuhkan untuk melakukan hal yang sama.

"Saya berharap bahwa dengan menunjukkan diri saya (saya akan) menginspirasi orang lain dan menunjukkan bahwa tidak apa-apa untuk berbeda," kata Rebecca.

"Ini adalah perjalanan yang sulit tetapi dari pengalaman pribadi saya, setelah menerima diri sendiri dan ketidaksempurnaan, barulah bisa benar-benar bahagia," lanjut perempuan 38 tahun ini.

Sekarang Rebecca juga bekerja sebagai wirausahawan dalam desain kreatif serta menjadi PR dan manajemen dalam sebuah acara. Dia menolak untuk membiarkan orang yang diamputasi menahan diri dari melakukan apa pun yang diinginkannya, dan secara teratur menantang dirinya untuk mencoba jenis olahraga baru untuk memastikan dia berada di puncak fisiknya.

"Saya berolahraga setiap hari dan berjalan 5k hampir setiap hari dengan Vizsla Ralph Hongaria saya di hutan Ashdown," kisah Rebecca.

"Saya juga suka bermain ski, berenang, menunggang kuda, dan bersepeda - tentu saja menjadi seorang ibu juga berolahraga, berlarian menjaga bayi saya! Saya telah diamputasi sepanjang hidup saya dan telah memakai kaki palsu sejak saya berusia dua tahun, jadi saya tidak tahu bedanya," ungkap dia.

Rebecca memastikan untuk berbagi kisah hidupnya di Instagram untuk meningkatkan visibilitas orang yang diamputasi, berharap bahwa ia akan dapat membantu orang lain yang berjuang dengan citra tubuh dan kepercayaan diri yang rendah.

Sekarang, setelah pertempuran kepercayaan yang ia alami, Rebecca dapat dengan senang hati mengatakan bahwa dia akhirnya menerima kelainan bentuk dan bentuk tubuhnya yang sebenarnya, meski ini merupakan perjalanan yang panjang dan sulit.

"Saya selalu memiliki hasrat yang mendalam untuk melakukan sesuatu yang positif dalam hidup saya dan untuk membantu orang-orang dalam situasi yang sama, tetapi sampai saat ini kepercayaan diri saya telah menghentikan saya. Saya berharap bahwa melalui hidup saya, saya dapat membantu orang lain untuk menerima diri mereka apa adanya," ungkapnya.

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading