Sukses

Lifestyle

Sungguh Berat jika Orangtua Terlalu Ikut Campur Urusan Rumah Tangga

Fimela.com, Jakarta Setiap perempuan punya cara berbeda dalam memaknai pernikahan. Kisah seputar pernikahan masing-masing orang pun bisa memiliki warnanya sendiri. Selalu ada hal yang begitu personal dari segala hal yang berhubungan dengan pernikahan, seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Fimela Juli: My Wedding Matters ini.

***

Oleh: Suci Widana - Aceh

Assalammu’alaikum wr.wb

Perkenalkan namaku Suci. Aku menikah di usia 21 tahun 11 bulan, nama suamiku Fachry. Kami mulai pacaran dari Februari tahun 2016. Lalu, Februari tahun 2018 suamiku melamarku. Kami bertunangan pada tanggal 15 April 2018 dan menikah pada tanggal 08 September 2018. Umur pernikahan kami 1 tahun 10 bulan dan belum dikaruniai anak. Kalau ditanyak mengenai adakah masalah pernikahan yang kami alami? Tentu saja ada! Masalah pernikahan yang kami alami bukanlah berasal dari faktor internal melainkan dari faktor eksternal.

Menyatukan dua insan sungguhlah sulit, karena yang akan disatukan bukan hanya pemikiran melainkan juga kebiasaan. Apa lagi menyatukan dua keluarga? Di sini masalah yang kami alami dari pihak keluargaku. Mungkin karena aku anak satu-satunya jadi semua urusanku lebih dominan orang tuaku membuat keputusan termasuk setelah menikah. Padahal hakikatnya jika anak perempuan yang sudah menikah, maka keputusan apapun yang akan diambilnya harus berdasarkan keputusan suaminya. Di sini malah sesuai keputusan ayahku.

Sudah sering aku ingatkan jika aku sudah menikah, maka ayah dan umi hanya boleh memberi saran bukan mengatur kehidupan rumah tanggaku dan suamiku. Akan tetapi ayahku tidak mau mendengarnya malah memarahiku dan mengatakan aku anak durhaka.

 

Bingung

Sampai saat ini di umur pernikahan 1 tahun 10 bulan ini, orangtuaku masih ikut campur perihal rumah tanggaku. Sering kuperhatikan suamiku sedih, aku juga bingung bagaimana cara menyelesaikannya. Di satu sisi itu orangtuaku, di satu sisi lagi itu suamiku. Meskipun ya aku tahu dalam agama aku harus mematuhi suamiku. Pernah aku acuhkan keputusan orangtuaku mengenai rumah tangga kami, ayahku yang sensitif langsung sedih dan sakit. Sungguh aku bingung.

Pernah aku membaca cerita tentang istri yang harus patuh terhadap suaminya di masa Rasulullah, istri tersebut di manahkan suaminya yang akan pergi bekerja untuk tidak keluar dari rumahnya sampai suaminya pulang. Tiba-tiba kakak si istri daaing kerumah dan mengatakan bahwa orang tua mereka meninggal dunia dan si kakak mengajak istri tersebut untuk melihat orang tua mereka di rumahnya. Istri tersebut berkata bahwa ia tidak diperbolehkan pergi keluar rumah sebelum suaminya pulang ke rumah. Kakaknya marah dengan adiknyanya dengan perkataan tersebut dan meninggakannya. Singkat cerita, orangtua si istri masuk surga dikarenakan anaknya yang mematuhi suaminya. Sungguh, aku ingin menjadi anak yang seperti itu.

Aku tidak tau harus berbagi dengan siapa karena aku tidak punya saudara kandung dan aku tidak tahu bagaimana ke depannya. Tetapi sampai saat ini, orang tuaku masih ikut campur dan egois dengan keputusannya tanpa memikirkan aku harus selalu kontra dengan suamiku. Aku hanya bisa berdoa kepada Allah semoga Allah membuka pikiran orang tuaku.

 

#GrowFearless with FIMELA

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading