Sukses

Lifestyle

Pahlawan Sebenarnya adalah Diri Kita Sendiri yang Berani Bangkit dari Masalah Sulit

Fimela.com, Jakarta Memiliki sosok pahlawan yang sangat berjasa dalam hidupmu? Punya pengalaman titik balik dalam hidup yang dipengaruhi oleh seseorang? Masing-masing dari kita pasti punya pengalaman tak terlupakan tentang pengaruh seseorang dalam hidup kita. Seperti pengalaman Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My Hero, My Inspiration ini.

***

Oleh: Nur Hanifah - Tangerang

Pahlawan dalam hidupku adalah diriku sendiri, kenapa? Pasti kalian akan merasa heran dan mungkin bertanya-tanya. Seakan tidak ada seorang yang berkesan yang menginspirasi dihidupku. Bukan, bukan seperti itu maksudnya. Di sini akulah pahlawannya, kenapa tidak? Karena dirikulah yang berjuang sendiri untuk menjalani pahit getirnya kehidupan yang amat sangat tragis ini.

Bermula ketika aku lulus SMK dulu, aku begitu tertekan mendapat perlakuan dari berbagai pihak keluarga, teman dan sekitar. Bagaimana tidak? Hampir lima bulan setelah kelulusanku, aku masih belum mendapatkan pekerjaan, karena aku selalu bertekad untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan yang aku inginkan. Entah itu ambisi atau apa yang pasti aku yakin aku bisa mendapatkannya, meskipun tidak mendapat dukungan dari siapa pun.

Begitu selanjutnya, aku terus mengejar impianku untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. Singkat cerita aku menikah saat aku sedang kuliah dan memang saat itu aku pun mendapat hadiah dari Allah. Aku dikaruniai seorang putri yang akan menemaniku semasa kuliah dan kerja.

Aku pun menikmati proses kehamilanku, dan lagi dirikulah pahlawannya. Aku berjuang untuk menyelesaikan studi akhirku semasa kehamilanku sembilan bulan, dan aku merasa tidak sanggup saat itu. Jarak antara rumah dan kampusku sangatlah jauh. Hampir dua jam setengah untuk aku menempuhnya, dengan kondisi aku yang sedang hamil aku sudah kelelahan. Akhirnya aku putuskan untuk izin terlebih dahulu kepada dosen pembimbingku sampai anakku lahir.

Selang tiga bulan setelah melahirkan putri pertama, ternyata aku dikarunia putri kecil lagi. Entah sedih atau bahagia yang aku alami, tapi aku pahlawannya. Aku mencoba tegar menerima takdirku, meski orang di sekitarku memarahiku, menyalahkanku karena anakku yang amat masih kecil harus terbagi kasih sayangnya karena kesalahanku.

Waktu berlalu begitu cepat, tugas akhir yang tidak kunjung selesai, ditambah mengurus anak yang baru lahir dan kandungan yang semakin membesar, membuatku semakin depresi. Tapi menyelesaikan tugas akhir adalah impianku. Aku harus menyelesaikannya, meski banyak masalah dalam proses pengerjaan tugas akhirku. Dosen pembimbingku meyakinkanku untuk maju dan terus memperjuangkan kelulusanku, dan aku memutuskan untuk mendaftar sidang meskipun dosen pembimbingku khawatir bentrok dengan kelahiran putriku. Memang pada saat mendaftar sidang aku sedang menunggu hari perkiraan lahir putriku. Aku meyakinkan dosen pembimbingku bahwa putri kecilku akan lahir sebelum aku sidang, dan aku akan melahirkan secara normal, aku akan pulih dengan cepat.

 

Tetap Berjuang dengan Sebaik-baiknya

Apa yang aku rencanakan tidak sesuai dengan kenyataan. Ya sebaik-baiknya perencana hanya milik yang Maha Kuasa, aku melahirkan melebihi tanggal HPL dan bidan menyarankanku untuk dirujuk ke RS agar mendapat tindakan. Namun, aku menyakinkan orang-orang di sekitarku bahwa aku bisa melahirkan secara normal, karena aku harus ikut sidang. Putri kecilku pun membantuku untuk keluar dari rahimku dengan lancarnya. Tetapi ada kejadian yang mungkin aku sendiri tidak akan percaya karena ari-ari putriku terputus saat proses lahiran, begitu sakitnya yang aku rasa karena segera diambil tindakan agar ari-ari tersebut tidak menjauh dari jangkauan. Alhamdulillah aku masih diberi kesempatan untuk hidup bersama dua putri kecilku, selang seminggu setelah melahirkan meski luka sakit akibat tangan yang merogoh rahimku untuk meraih ari-ari yang terlepas tersebut belum sembuh, aku harus ikut sidang.

Ya, aku pahlawannya, aku harus membuktikan kepada semuanya. Meski jarak rumah ke kampus jauh, meski aku hamil dan melahirkan dan hamil kembali, aku bisa menyelesaikan skripsiku, dan akhirnya aku bisa meraih gelar S.Ak. Betapa bahagianya keluarga besarku, betapa bangganya dosen pembimbingku melihat perjuanganku, bahkan beliau sampai menjadikan aku sebagai salah satu mahasiswanya yang sangat hebat karena begitu berjuang meski kondisi yang amat sangat sulit.

Akhirnya aku menjalani kehidupan yang amat sangat luar biasa ditemani dengan dua putri kecil yang luar biasa cantik dan lucu. Aku merawat mereka dengan tulus dan kasih sayang. Aku tempramen, tetapi perlakuanku kepada mereka sangatlah berbeda. Aku berusaha dan selalu berusaha sabar, meskipun aku lelah bekerja seharian dan mengurus mereka, tapi akulah dunia untuk mereka. Semoga aku bisa menjadi pahlawan dan ibu yang luar biasa untuk putri-putri kecilku.

Oh iya, semasa aku hamil anak pertama kebutuhankua melonjak jadi aku mengambil pekerjaan tambahan dengan menjadi ojek online sehabis pulang kerja. Banyak yang bersimpati dan iba, tetapi apa pun yang aku lakukan itu yang terbaik menurutku. Aku pun mencari pekerjaan part time saat keuanganku sedang merosot, apa pun pekerjaannya asal halal ya aku jalani.

Semoga kisahku menjadi inspirasi untuk kalian, karena menurutku pahlawan sebenarnya adalah diri kita sendiri yang berani bangkit dari masalah yang sulit. Dan berani tersenyum meski hati sedang sedih.

 

#GrowFearless with FIMELA

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading