Sukses

Lifestyle

Alami Toxic Relationship? Segera Lakukan Ini Agar Anak Tak Jadi Korban

Fimela.com, Jakarta Tahukah kamu, anak-anak ternyata rentan mengalami stress saat lingkungan sekitarnya penuh tekanan, terutama jika tekanan yang ada datang dari kedua orangtuanya. Sebagai orangtua, mengasuh anak adalah tanggung jawab bersama dengan pasangan. Tapi bagaimana jika yang terjadi adalah antara ayah dan ibunya tengah mengalami toxic relationship?

Perlu kita ketahui, tanpa sadar toxic relationship ini ternyata banyak membawa dampak buruk bagi buah hati. Dilansir dari brightside.me (3/12/2019) sangat penting bagi orangtua dalam menciptakan hubungan yang sehat antar anggota keluarga.

Jangan khawatir, sebelum segalanya terlambat intip 4 cara berikut agar anak terhindar dari stres atau gangguan psikologis lainnya akibat toxic relationship yang dialami orangtua.

1. Kontrol emosi

“Katakan kepada ayahmu aku tak ingin bicara padanya.” Kata-kata seperti ini mengandung emosi yang negatif untuk pasanganmu dan tanpa kamu sadari kamu malah menunjukan kepada si kecil cara yang salah dalam memecahkan masalah saat keluarga sedang tak baik-baik saja. Hal itu dapat berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental si kecil. Apa yang harus kamu lakukan untuk menghindarinya? Kamu harus mengontrol perasaan dan emosi sekalipun kamu merasa benar-benar marah kepada pasanganmu. Selesaikan masalahmu bersama dengan pasangan tanpa melibatkan si kecil.

2. Terima kenyataan dan menyadari situasi

Saat kondisi hubungan dengan pasangan mulai memburuk dan kamu merasa hancur, jangan melampiaskannya pada si kecil dengan mengungkit keburukan pasangan. Lagi-lagi kamu harus bisa mengontrol emosi. Anak bisa menjadi korban dan secara tidak langsung berakibat pada emosi anak yang tak dapat dikendalikan.

Kamu harus menyadari situasi dan belajar dari keterpurukan, kesadaran mampu mempermudah dirimu dalam mendapatkan solusi dari masalah yang ada. Perhatikan apa yang akan kamu ucapkan atau apa yang akan kamu lakukan. Jika kamu butuh waktu untuk menenangkan diri, luangkan waktu segera. Hal itu akan lebih baik ketimbang kamu meluapkan emosi atau mengeluh di depan si kecil.

 

3. Katakan pada buah hati, ini bukan kesalahanya

Saat hubungan rumah tangga terasa berat, dilema proses perceraian, dan merasa berjuang sendiri jangan sampai buah hati ikut larut dalam kebingungan. Si kecil akan merasa ikut bersalah atas pertengkaran yang tengah terjadi. Dirinya juga akan berpikir bagaimana caranya menyatukan kedua orangtuanya kembali.

Kamu harus mengatakan padanya bahwa semua yang terjadi bukan salahnya. Diharapkan hal ini akan mampu mengurangi beban pikirannya serta menyelamatkannya dari masalah psikologis yang mungkin akan terjadi.

 

4. Mendorong si kecil untuk terbuka tentang perasaannya, sekalipun itu menyakitkan.

Perasaan negatif yang muncul dari si kecil tidak seharusnya diabaikan oleh orangtua. Contohnya saja, ketika ia adalah anak yang agresif namun pada kondisi tertentu berubah menjadi anak yang sensitif dalam segala hal. Jangan abaikan, berikan perhatian untuknya, bisa jadi itu diakibatkan oleh kekaucauan yang sedang terjadi antara kamu dengan pasanganmu.

Yang harus kamu lakukan adalah mendorong si kecil untuk bercerita atau mengekspresikan perasaannya. Berbagai cara seperti menggambar, mendongeng, atau bermain bisa jadi pilihan. Sebagai contoh, kamu bisa meminta si kecil untuk menggambar dengan tema keluarga. Perhatikan detail-detail kecil dalam hasil gambarnya apakah ada sesuatu yang janggal sehingga kamu dapat menyimpulkan bahwa si kecil sedang merasa tidak baik-baik saja.

Penulis: Iffah Nurahmah

#GrowFearless with FIMELA

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading