Sukses

Lifestyle

Dekapannya Menghangatkanku, Ibu Sosok Penguat dalam Hidupku

Fimela.com, Jakarta Punya momen yang tak terlupakan bersama ibu? Memiliki sosok ibu yang inspiratif dan memberi berbagai pengalaman berharga dalam hidup? Seorang ibu merupakan orang yang paling berjasa dan istimewa dalam hidup kita. Kita semua pasti memiliki kisah yang tak terlupakan dan paling berkesan bersama ibu. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam lomba dengan tema My Moment with Mom ini.

***

Oleh: S - Tangerang

Sosok itu datang ke kamar lalu mendekapku. Kami berdua menangis kemudian saling menguatkan satu sama lain. Aku sangat bersyukur masih dapat bertahan hingga kini dan dapat terus berada di sisinya yang tak lain adalah ibuku.

Bagaimana tidak? Pada usia 21 tahun aku memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup karena ujian yang datang bertubi-tubi, rasanya berat sekali. Pikiran dan perasaan terbebani dengan sesuatu yang tak jelas akar permasalahannya.

Kami termasuk keluarga yang canggung untuk saling mendekap, apalagi mengungkapkan kasih sayang. Dekapan kala itu menjadi cerita yang takkan terlupakan.

Cinta yang ibu berikan mampu menerangi kegelapan hidupku. Sering terbesit dalam benak, “Sebenarnya apakah ibu tak memiliki rasa sedih lagi?” Karena menurutku jika ditelaah justru ibu yang paling merasakan pahitnya hidup kami. Di lain sisi, kebahagiaan muncul seketika tatkala melihat senyuman indah dari wajahnya meski beberapa bagian wajahnya sudah terlihat mengendur dikarenakan usia yang mencapai setengah abad. Tapi aku heran, kedua kakinya justru seperti tak mengenal lelah untuk melangkah ke mana pun yang ia tuju.

Momen berharga lainnya ketika terbiasa berjalan kaki dan mengobrol di kendaraan umum. Ya, kami berdua tidak berani mengendarai kendaraan bermotor. Bisa dikatakan bahwa kami penumpang setia kendaraan umum. Seringkali aku menemani ibu ke pasar membeli bahan-bahan untuk membuat kue dengan membantunya membawakan berbagai bungkus belanjaan, pulangnya kami menaiki becak. Aku sangat senang duduk di samping ibu dan melihat-lihat pemandangan sekitar melalui becak tersebut.

Kami mengobrol banyak hal, dalam hatiku rasanya ingin membelikan ibu becak dan mengayuh ke mana pun yang ibu mau di usia senjanya nanti. “Duh romantis, ibu pasti senang," pikirku.

 

Ucapan Ibu Menguatkanku

Masalah hidup yang tak menemui titik terang saat itu membuatku kehilangan fokus sehingga tugas akhir perkuliahan terbengkalai. Hidup menjadi resah ditambah dengan melihat melalui media sosial bahwa satu per satu teman mencapai momen bahagianya, ya mereka wisuda!

Aku kapan? Lingkungan sekitar terus-menerus menanyakan hal tersebut. Lagi-lagi ibu yang menjadi penguat. Aku tahu bahwa orang lain hanya ingin tahu, bukan benar-benar peduli mengenai perkuliahan apalagi hidupku.

Bertambahnya hari dengan pertanyaan yang mulai terbiasa terdengar membuat hati dan telingaku kebal, pada akhirnya aku belajar menerima keadaan yang tak dapat terulang. Aku bersyukur selalu ada ibu dalam keadaan apa pun.

Setiap bersedih hati, aku ingat ucapan ibu; “Kamu sayang sama ibu, kan? Kamu yang kuat dan sabar, kita lalui segala ujian bersama-sama”. Ibu, engkau yang mendidikku untuk kuat. Suatu hari nanti aku ingin membahagiakan dirimu juga adik-adik.

Perlahan aku bangkit, segala sesuatu yang membuat hati sedih segera diutarakan ketika beribadah, hingga lupa berapa kali dalam sekali air mata jatuh. Aku semakin tegar meski nyatanya kesedihan itu sering muncul disaat-saat tertentu.

“Ibu, ayo kita belanja lagi ke pasar dan naik becak bersama-sama."

Untuk yang terkasih,

Ibuku.

 

#GrowFearless with FIMELA

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading