Sukses

Lifestyle

Ibu Tak Pernah Memberi Pujian, tapi Justru Darinya Aku Belajar Tangguh

Fimela.com, Jakarta Punya momen yang tak terlupakan bersama ibu? Memiliki sosok ibu yang inspiratif dan memberi berbagai pengalaman berharga dalam hidup? Seorang ibu merupakan orang yang paling berjasa dan istimewa dalam hidup kita. Kita semua pasti memiliki kisah yang tak terlupakan dan paling berkesan bersama ibu. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam lomba dengan tema My Moment with Mom ini.

***

Oleh: Arizka Aulia - Blitar

Cara yang Berbeda Bukan Berarti Rasa itu Tidak Ada

Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan rasa sayangnya. Begitu pun dengan orangtua. Terkadang, banyak sekali orangtua yang memuji anaknya dengan tujuan memberi motivasi kepada sang anak. Namun, itu tidak terjadi padaku. Aku tidak pernah mendengar pujian terlontar dari bibir ibu untukku. Bahkan ibu bisa dikatakan cukup gengsi untuk mengungkapan sayangnya beliau kepadaku.

Ibu tidak pernah memberiku pujian walau sekadar ucapan selamat kepadaku saat aku berhasil mendapat peringkat pertama semenjak sekolah dasar. Bahkan saat aku berhasil menjuarai salah satu ajang lomba hingga sampai ke tingkat provinsi pun beliau seolah tidak peduli.

Aku cukup kecewa dan berpikir “Apakah aku tidak akan bisa membuat bangga ibu?” Pikiran itu terus membayangiku bahkan selama bertahun-tahun. Tak hanya itu, ibu selalu memarahiku ketika aku mengeluh. Bahkan, ketika aku memilih salah satu sekolah favorit di kotaku pun ibu hanya mengatakan, “Terserah mau memilih yang mana, tapi ingat! Ambil juga risiko yang akan kamu dapat dari pilihanmu."

Aku pun mendaftar dan berhasil diterima di sekolah tersebut. Karena jaraknya yang sangat jauh dari rumah, ibu tidak mau mengantar dan menjemputku. Kondisi bapak yang bekerja di luar kota membuatku cukup kebingungan. Aku diminta ibu untuk berusaha menaiki angkutan umum ataupun bus umum. Bahkan ibu enggan saat aku memintanya untuk mengajarkan bagaimana cara untuk memberhentikan angkutan umum dan tahapan lain yang belum aku mengerti. Ditambah lagi aku yang tak hafal nama jalan, dan sekolah yang melarangku membawa ponsel membuatku cukup panik. Bagaimana jika aku tersesat? Bahkan ketika aku harus berjalan dua kilometer agar sampai ke rumah pun ibu jarang menjemputku, dan membuatku harus berjalan kaki.

Panas, terik, hujan, lelah semuanya harus ku rasakan saat itu. Namun ibu tidak seburuk yang aku bayangkan. Bagaimanapun seorang ibu memiliki cara tersendiri mendidik anaknya. Ibu tetap saja seperti ibu lain yang ingin selalu menjaga dan menyayangi anaknya. Ada dua momen yang akan selalu ku ingat sepanjang masa. Pertama, saat aku berpura-pura untuk tertidur. Ibu datang dan mengelus rambutku berulangkali. Ibuku hanyalah seoarang ibu yang tak bisa menjelaskan rasa sayangnya kepada anak. Peristiwa itu membuatku tersadar, ibu tak seburuk yang aku pikirkan.

 

Belajar untuk Tak Gampang Mengeluh

Momen kedua bersama ibu yang akan terus aku ingat adalah ketika aku akan melaksanakan ujian nasional tingkat SMP. Entah apa yang membuatku tidak bisa fokus saat belajar, pikiranku kacau tidak bisa diajak koordinasi untuk fokus.

Saat aku melihat ibu berjalan aku langsung memintanya duduk, ibu yang tak mengerti tujuanku pun menurut. Aku datang dari dapur sambil membawa sebaskom air. Aku segera berjongkok di hadapannya dan mencuci kakinya untuk meminta restu darinya.

Saat aku memegang kaki ibu saja, rasanya duniaku runtuh. Apalagi ketika aku meminta maaf atas segala kesalahanku yang telah ku perbuat kepadanya. Hatiku terasa bergetar ketika ibu malah mengatakan, “Seharusnya ibu yang meminta maaf, karena tidak berhasil membuatmu seperti temanmu yang lain. Ibu yang tak bisa memberimu cinta seperti ibu lain, ibu yang tidak bisa selalu menuruti keinginanmu layaknya anak lain.” Kami sama-sama menangis di hari itu, ibu mengelus puncak kepalaku dan kemudian menciumnya. Lalu kemudian ibu memarahiku lagi, merasa jika aku telah menghalanginya ke kamar mandi semenjak tadi. Aku ingin tertawa melihat kelakuan ibu, saat ibu cukup lama ke kamar mandi aku segera meminum air bekas cucian kaki ibu tadi. Setelah itu, aku yang tidak belajar mendapatkan kemudahan entah dari mana. Aku pun mendapat hasil ujian dengan predikat cukup baik.

Setiap ibu memiliki cara masing-masing mendidik anaknya. Aku merasakan efek yang luar biasa dari didikan ibu selama ini yang menurutku kejam itu. Aku bisa menjadi sosok anak dan wanita yang tangguh dan jarang mengeluh. Menjadi pribadi yang mandiri dan berusaha sendiri mencari solusi terbaik atas masalah yang menimpaku. Dan selalu belajar untuk berani mengambil risiko apa pun atas segala hal yang aku pilih.

Aku belajar jika apa pun hal baik yang aku lakukan, tak semuanya harus menuai pujian karena yang terpenting adalah keikhlasan. Semua hal baik yang kita perjuangkan dan kita lakukan, semuanya akan kembali ke diri kita masing- masing.

Terima kasih, Bu, tanpamu aku tidak akan menjadi setangguh ini. Mungkin, jika kau memanjakanku aku malah menjadi anak yang penakut dan tumbuh di bawah bayanganmu yang selalu bergelayut manja di pangkuanmu. Apa pun caramu, aku tahu kau menyanyangiku. Love you, Mom.

#GrowFearless with FIMELA

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading