Sukses

Lifestyle

5 Perbedaan Nyata Antara Kesedihan dan Depresi yang Perlu Diketahui

Fimela.com, Jakarta Beberapa orang mengalami depresi dalam jangka waktu tertentu. Untuk mengatasi hal tersebut biasanya membutuhkan bantuan dari orang lain. Namun ada beberapa dari mereka yang merasa bahwa mereka tidak memiliki jalan keluar selain menyerah.

Depresi sering di samakan dengan kesedian. Beberapa orang mengaku mengalami depresi tetapi hanya bersedih, sementara yang lain mereka hanya sedih tetapi sebenarnya depresi. Salah satu cara untuk membantu orang yang sudah menderita depresi dan bersedih adalah dengan menghiburnya. Untuk mengetahui masalah ini dengan cermat, berikut ini beberapa perbedaan antara kesedihan dan depresi.

Minat pada Hal-hal yang Disukai

Ketika seseorang bersedih, mungkin ia merasa sedih atas sesuatu yang telah terjadi padanya. Tetapi perasaan tersebut tidak menghilangkan minatnya untuk terus melakukan hal-hal yang disukai olehnya. Seseorang merasa sedih hari ini, dan saat dirinya sadar akan perasaan itu, ia masih bersemangat untuk menonton film yang ditunggu-tunggu di bisoskop atau membaca buku dan bergaul bersama dengan teman-teman.

Di sisi lain seseorang yang mengalami depresi mungkin akan kehilangan minat pada kehidupan secara umum. Ia akan mengalami kondisi yang disebut anhedonia atau kurangnya kesenangan dalam hal-hal dan kegiatan yang biasa ia dapatkan. Seseorang yang mengalami depresi tidak lagi melihat titik menikmati hidup seperti yang dilakukan sebelumnya, jika kamu melakukan sesuatu mungkin akan terasa membosankan dan merasa putus asa.

Pemicu Kondisi Tersebut

Kesedihan sering dipicu oleh suatu peristiwa atau pengalaman, tetapi ada juga saat dirimu tidak bisa menentukan mengapa tiba-tiba merasa sedih. Namun, perasaan itu dapat dengan mudah hilang begitu dirimu melakukan kesibukkan dengan kegiatan lain sampai tidak menyadari bahwa kamu tidak merasa sedih lagi.

Sementara orang yang mengalami depresi dapat bereaksi negatif terhadap peristiwa atau pengalaman tertentu. Mungkin karena ia masih berpegang pada rasa sakit dari pengalaman selama berminggu-minggu, bulan, bahkan tahunan. Terkadang depresi muncul tanpa alasan yang jelas.

Melakukan Kegiatan Rutin

Seseorang yang sedih mungkin untuk sementara waktu mendistorsi kegiatan rutinnya, terutama kegiatan makan dan tidur. Ini adalah hal yang umum bagi seseorang yang bersedih untuk makan berlebihan atau menonton film maraton untuk melupakan rasa sakit yang dirasakannya atau mungkin bahkan ia merasa sulit tidur dalam beberapa hari. Tetapi saat kesedihan sudah mereda, memungkinkan mereka untuk kembali melakukan aktivitas pada biasanya.

Bagi seseorang yang mengalami depresi menunjukkan rutinitas jangka panjang yang mungkin menyimpang. Ia kehilangan motivasi untuk keluar dari rumah dan lebih suka tidur beberapa hari. Ada saat-saat ketika mereka makan berlebihan atau mungkin tidak makan sama sekali karena kehilangan nafsu makan. Terkadang kedua rutnitas ini berjalan beriringan.

Perasaan Tidak Aman

Poin ini juga menarik untuk dibahas karena seseorang yang merasa sedih dan seseorang yang mengalami depresi sama-sama memiliki perasaan tidak aman, tetapi keduanya tetap memiliki perbedaan. Ketika seseorang merasa sedih adalah hal yang normal baginya untuk berkubang dalam rasa sakit, berpikir bahwa mereka tidak dicintai, atau mungkin merasa dirinya tidak penting bagi orang orang lain. Tetapi ketika mereka mulai bergerak maju dari kesedihan, mereka juga membentuk tekad untuk mengakhiri kesedihan. Mereka akan mencari cara untuk memperbaiki diri mungkin dengan melakukan olahraga, mempelajari keterampilan baru, pindah ke tempat baru, atau bahkan menemukan pekerjaan baru.

Namun sebaliknya, bagi orang yang mengalami depersi memiliki perasaan kesedihan yang lama, tetapi juga rasa tidak aman. Alih-alih memikirkan jalan keluar dari keadaan tersebut, justru mereka akan mengikuti arus karena mereka merasa bahwa apa pun yang mereka lakukan tidak layak untuk orang lain. Ketika pola pikir initerus berlanjut, mereka bisa lebih sulit untuk berubah dan bahkan setelah dibujuk oleh orang yang mereka cinta sekali pun.

Memiliki Pikiran untuk Menghukum Diri Sendiri

Terkadang ketika seseorang mengalami kesedihan yang luar biasa, kita cenderung menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang telah terjadi. Tetapi ketika hari-hari berlalu mereka akan belajar untuk menerima bahwa tidak ada yang dapat dilakukan selain belajar dari situasi dan bergerak maju.

Namun, hal yang sama tidak dapat dikatakan untuk orang yang mengalami depresi. Selain berkubang dalam rasa sakit, orang yang mengalami depresi juga lebih rentan terhadap pikiran-pikiran menghibur diri dan memnghukum diri, sebagai cara untuk menebus apa yang mereka pikirkan. Beberapa dari mereka bahkan sampai melukai diri sendiri secara fisik dan kadang-kadang bahkan mencoba untuk bunuh diri. Bahkan sebagian dari mereka membuat rencana bunuh diri saat mereka mulai merasa depresi sudah terlalu berat dan bahwa kematian adalah satu-satunya jalan keluar bagi mereka.

Seseorang seharusnya tidak meras sedih atau malu saat berhadapan dengan kondisi sedih dan depresi. Selalu ingat bahwa ada banyak orang yang mau mendengarkan tanpa penilaian dan akan selalu membantumu.

#Changemaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading