Sukses

Lifestyle

Memilih Berpisah dan Hidup Sendiri daripada Terus Tersakiti

Fimela.com, Jakarta Tak pernah ada yang bisa baik-baik saja saat terjebak dalam hubungan yang beracun (toxic relationship). Baik dalam hubungan keluarga, kerja, pertemanan, hingga hubungan cinta, terjebak dengan seseorang yang memberi kita luka jelas membuat kita menderita. Namun, selalu ada cara dan celah untuk bisa lepas dari hubungan yang beracun tersebut. Selalu ada pengalaman yang bisa diambil hikmahnya dari hal tersebut. Simak kisah Sahabat Fimela berikut yang diikutsertakan dalam Lomba Let Go of Toxic Lover ini untuk kembali menyadarkan kita bahwa harapan yang lebih baik itu selalu ada.

***

Oleh: Komang Ayu Astrini

Menikah, bukanlah perkara mudah. Terlebih jika orang yang kita cintai menganggap kita Sebagai pembawa sial di sekitar mereka. Dijodohkan dengan orangtua agar bisa menikah dengan pilihannya tak cukup bagiku untuk siap di umur 19 Tahun. Tak disangka 1 hari resmi menjadi istri, aku justru menyandang status janda. Suamiku meninggal akibat serangan jantung di waktu kami menghadiri upacara pengabenan (meninggal). Tak mengerti apakah aku patut disalahkan atau tidak, namun ibu mertua justru mengatakan bahwa aku membawa malapetaka sehingga hal itu harus terjadi pada putranya.

Tak lagi kuat dianggap orang lain, mengasingkan diri bekerja ke Luar Negeri adalah cara berdamai dalam situasi rumit selama 2 tahun. Tidaklah mudah melupakan Alm.Suami dan perlakuan Ibu Mertuaku saat itu. Di Tahun ketiga, Pria yang kukenal selama 1 tahun sebagai sosok yang rendah hati dan pendiam membuatku nyaman dan kumiliki teman yang seperjuangan. Kepribadiannya sangatlah dewasa. Dia duda yang baru saja cerai. Kumulai hidup baru dengannya dan kami kembali ke Indonesia untuk melanjutkan hidup bersama keluarganya. Kami dikaruniai Peri Cantik yang melengkapi kebahagiaan kami. Kehidupan terus berlanjut tanpa ada kejanggalan diantara kami seolah semua baik-baik saja.

Tepat di ulang tahun ke- 5 tahun carissa anak kami, ada perempuan yang datang dan mengaku hamil. Kaget bukan kepalang, kukira dia wanita gila. Bertepatan dengan itu suamiku baru saja sampai di rumah seusai kembali bekerja dari Luar Negeri.

Aku Diceraikan, tapi Kutahu Ini Pilihan Terbaik

Tak mampu mengelak, bukti sudah ada tepat di depan keramaian orang dan mataku sendiri. Kebahagiaan berubah menjadi bencana, sinar berubah menjadi redup. Aku tak percaya bahwa yang paling aku hormati dan sayangi telah berkhianat. Dia mengakuinya seolah tak menyesal. Ucapnya karena khilaf saat jauh dengan istri dan anaknya saat bekerja. Bingung, harus bertahan atau mundur Aku justru pingsan saat itu. Beruntung aku tersadar justru berada dirumah orangtuaku. Seminggu tak pulang kerumah suamiku, surat gugatan dari pengadilan menghampiriku. Tak pernah bertemu lagi dan tak pernah ada kjelasan mengapa ia justru menggugatku. Perasaan serta logikaku hancur tak tersisa dan merasa jengah.

Tak biarkan hatiku gusar, aku mantap menginjakkan kaki ke Pengadilan agar Perceraian ini bisa diselesaikan secepatnya dan kupastikan hak asuh ada dalam genggamanku. Naif bila aku tak menyesal pernah bertemu dengannya. Menjadi sosok ibu, melindungi seperti ayah, dan teman hidup bagi putri semata wayangku adalah hal yang menyenangkan.

Tidak ada perempuan yang Mengorbankan perjuangan orang tua yang telah membesarkannya hanya untuk dihina, dibuang atau dikhianati. Jangan gusar ketika ada yang mengguncangmu, ketika kamu benar lakukan yang terbaik agar Racun tak mampu melumpuhkanmu kembali. Dan bagiku, menjadi janda dua kali bukanlah aib. Ia adalah anugerah di mana perempuan mampu menunjukkan dirinya bersinar dikala jiwa terguncang.

Cek Video di Bawah Ini

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading