Sukses

Lifestyle

Memperbaiki Kualitas Tidur saat Berpuasa dengan 3 Cara Ini

Fimela.com, Jakarta Berpuasa di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir, memang tidak pernah dibayangkan oleh semua orang sebelumnya. Banyak kekhawatiran yang muncul pada beberapa orang dalam menjalankan ibadah puasa di tengah situasi seperti ini.

Bahkan, aktivitas yang seluruhnya dilakukan di rumah, tak ayal membuat beberapa orang menjadi lebih sibuk, hingga merasa kurang tidur atau kelelahan selama berpuasa. Padahal kebutuhan istirahat yang cukup akan membantu kamu menjalankan seluruh ibadah puasa dengan baik.

Saat-saat seperti ini juga dapat menjadi waktu yang bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, terutama memiliki waktu istirahat yang cukup. Namun, dengan sholat larut malam dan sahur di pagi hari, akan terasa mustahil untuk tidur nyenyak di malam hari untuk mengisi ulang energi pada tubuh.

Melansir dari muslimgirl.com ramadan adalah "pergeseran fase krono-biologis" untuk pola makan dan tidur tubuh kita. Ini membuat kita merasa lebih lamban, lemas, bahkan emosional. Namun, dengan beberapa cara untuk meretas pola tidur yang cerdas seperti di bawah ini, akan membantu tubuh kamu menyesuaikan diri dengan jadwal tidur baru untuk menambah energi kamu di bulan ramadan ini.

1. Ketahui Priotas

Karena waktu malam yang panjang antara Isha dan Subuh, masuk akal untuk beristirahat sebanyak mungkin di malam hari di bulan Ramadan. Namun, satu penelitian menemukan bahwa 60% Muslim bahkan bisa bertahan hingga pukul 11 malam selama bulan ramadan yang mengakibatkan adanya perasaan lelah namun tetap terjaga untuk bersosialisasi dan menonton TV.

Malam Ramadan adalah kesempatan yang bagus untuk mencari pahala dan mengatur aktivitas spiritual untuk meningkatkan keimanan, sehingga akan lebih baik jika kamu bisa memprioritaskan ibadah dan tidur, dan hindari membuang-buang waktu di malam hari untuk memungkinkan tubuh kamu untuk mengisi ulang energi yang cukup untuk kembali berpuasa esok hari. Banyak dari kita yang tetap menghabiskan malam dengan menyantap makanan sembari bersosialisasi, atau memilih tidur di siang hari dalam upaya untuk membuat puasa terasa "lebih mudah."

Namun, memaksa tubuh tetap aktif di malam hari dapat merusak kesehatan kamu secara keseluruhan dan meningkatkan risiko penyakit. Sejumlah penelitian telah mendemonstrasikan efek negatif dari para pekerja kesehatan yang dialami oleh para pekerja shift dengan siklus tidur saat dini hari, termasuk peningkatan risiko kanker tertentu, penyakit jantung, masalah pencernaan dan obesitas. Jadi, prioritaskan malam untuk beristirahat dan melakukan ibadah malam hari.

2. Jadwal Tidur

Kurang tidur dalam jangka panjang akan memperburuk kesehatan kamu dan dapat menyebabkan memori dan fungsi kognitif juga memburuk. Peningkatan tekanan darah dan peningkatan kortisol, memungkinkan kamu makan berlebihan sehingga berat badan akan bertambah. Jadi bagaimana kamu dapat menangani kurang tidur di bulan Ramadan?

Peneliti masalah tidur, Kurt VonRueden menyarankan untuk membuat "buku harian tidur" dengan cara melacak jam tidur kamu yang tertinggal. Selama bulan Ramadan, catat berapa jam tidur yang kamu dapatkan per malam. Perbedaan antara jumlah jam yang seharusnya kamu dapatkan dikurangi dengan jam tidur yang sebenarnya kamu dapatkan di bulan ramadan itu adalah “hutang tidur” kamu.

Berikut tips untuk membayar hutang tidur selama bulan Ramadhan, yaitu dengan menggunakan "power naps" untuk mengisi utang tidur kamu. Bertujuan untuk tidur 15 menit lebih awal dengan mengambil langkah-langkah untuk tidur lebih cepat setelah menunaikan tarawih. Untuk wanita, tambahkan waktu tidur 1-2 jam selama masa menstruasi karena kamu tidak harus bangun untuk shalat. Tambahkan juga 1-2 jam tidur tambahan di akhir pekan ketika kamu tidak memiliki tanggungan pekerjaan.

3. Bersihkan Lingkungan Tempat Tidur

Tidur juga bergantung pada apakah lingkungan kamu mendukung kamu untuk tertidur nyenyak atau bahkan membuat kamu merasa lebih lelah? Salah satu alasan kita merasa sangat lelah di siang hari dan kita sulit tidur di malam hari adalah karena kita tidak mencocokkan waktu tidur dan bangun kita dengan situasi lingkungan tempat kita tidur. Memahami situasi lingkungan tempat tidur ini disebut dengan Zeitgebers, ini memberi tahu tubuh kita kapan harus terbangun dan kapan merasa mengantuk.

Beberapa contoh yang memengaruhi Zeitgebers adalah, pencahayaan ruangan, interaksi sosial, pola makan atau minum, dan olahraga. Kamu dapat menganggap ini sebagai "petunjuk" yang memberi tahu tubuh kamu jika sudah waktunya untuk terbangun, atau jika sudah waktunya untuk merasa mengantuk.

Periksa tanda-tanda umum di kamar kamu yang dapat mengurangi kualitas tidur kamu setiap malam. Amati lingkungan kamar tidur dan buat perubahan yang tepat untuk menjadikannya lebih nyaman sehingga kamu dapat memperbaiki kualitas tidur kamu.

#ChangeMaker

Penulis: Iffah Nurahmah

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading