Sukses

Lifestyle

Mengasah Hobi Dapatkan Penghasilan Tambahan di Tengah Pandemi

Fimela.com, Jakarta Mengubah rutinitas di tengah panedemi virus corona ini memang tidak mudah. Mengatasi rasa cemas dan was-was pun membuat kita tak nyaman. Kita semua pun berharap semua keadaan akan segera membaik. Melalui Lomba Share Your Stories: Berbagi Cerita tentang Pandemi Virus Corona ini Sahabat Fimela berbagai cerita dan harapannya di situasi ini. Langsung ikuti tulisannya di sini, ya.

***

Oleh: Ratri Wardani

Apa yang saat ini dihadapi dunia memang tidaklah mudah. Pandemi yang menyerang hampir di seluruh belahan dunia, memberhentikan semua sektor dalam sekejap. Tagar WFH atau Work From Home menjadi trending topic di berbagai media sosial. Hal ini tentu berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan, termasuk kehidupan diri kita sendiri. Pandemi ini tentu tidak kita inginkan berlangsung begitu lama—berharap wabah ini segera berakhir, dan dunia kembali membaik seperti sedia kala.

Awalnya, saya merasa semua begitu tenang. Berita-berita tentang pandemi yang banyak berseliweran di televisi, siaran radio, dan berbagai media sosial lainnya tidak begitu saya hiraukan. Mungkin saja tidak banyak dampak yang akan saya rasakan. Semakin hari, keadaan itu berubah. Informasi dari BNPB terkait jumlah pasien positif Covid-19 semakin meningkat setiap harinya. Bahkan, sudah ada ratusan jiwa yang meninggal dunia. Sejak saat itulah, kepanikan dan kecemasan saya perlahan menjadi naik. Belum lagi beberapa daerah yang sudah di lockdown, beberapa karyawan swasta di rumahkan, hingga berbagai sektor yang mulai tutup akibat pandemi ini. Sungguh memprihatinkan.

Sebelum wabah Covid-19 ini menyebar luas, saya mengabiskan hampir satu hari saya di sekolah. Saya mengajar di sebuah sekolah swasta yang letaknya tidak begitu jauh dari rumah. Sayangnya, sejak pandemi ini mulai memanas, saya dan anak-anak dirumahkan—lebih tepatnya belajar di rumah. Rutinitas saya yang dulu selalu berangkat pada pukul 06.30 dan akan kembali ke rumah ketika matahari sudah hampir terbenam, kini tidak begitu lagi. Canda tawa anak-anak yang setiap hari saya lihat, kini sangat jarang—bahkan hampir tidak pernah terlihat lagi. Beberapa kali saya ke sekolah, yang nampak hanya bangunan megah yang tak ada siapa pun di sana. Sungguh, benar-benar rindu pada suasana seperti yang dulu.

Selama WFH ini, saya menjalani rutinitas dengan perbedaan yang begitu mencolok dibandingkan hari-hari sebelumnya. Hal di pagi hari yang selalu saya lakukan adalah melaksanakan pembelajaran secara daring. Pembelajaran dilaksanakan pada pukul 07.00 dan berakhir sekitar pukul 10.00. Setelah itu, saya mulai mengerjakan kegiatan-kegiatan rumah tangga seperti ibu-ibu pada umumnya. Sesekali saya selingi dengan berolahraga ringan dan tentu saja berjemur walau hanya sebentar. Saya juga mulai merutinkan untuk membaca beberapa buku yang sudah saya targetkan selama 3 bulan dirumahkan. Sungguh, kegiatan yang terkadang cukup membosankan, namun tetap harus disyukuri. Banyak orang di luar sana yang menginginkan bekerja dari rumah. Akan tetapi, karena situasi dan kondisi, mengharuskan mereka harus tetap berada di luar rumah. Hormat terdalam bagi para tim medis yang selalu berada di garda terdepan untuk membantu kita semua.

Karena hati merasa sudah cukup beristirahat sejenak di rumah, akhirnya saya harus memutar otak untuk mengisi waktu libur yang panjang ini dengan hal-hal lain yang lebih bermanfaat dan bisa menambah penghasilan. Sejujurnya, saya belum tahu apakah selama WFH ini saya akan digaji penuh atau tidak. Yang jelas, saya harus memiliki pendapatan sampingan untuk membantu keluarga yang juga harus bekerja dari rumah.

Mengasah Hobi

Setelah berpikir panjang, akhirnya mata saya tertuju pada tumpukan kain flanel yang tersusun rapi di dalam box. Kain flanel itu sudah tidak lengkap stok warnanya, namun masih ada beberapa yang tersisa. Saya memutuskan untuk mengulik kembali hobi yang sudah hampir 1 tahun belakangan ini saya lupakan. Crafting adalah salah satu hobi yang saya geluti semenjak kuliah. Usaha kecil-kecilan ini saya mulai ketika masih duduk di bangku perkuliahan pada semester 2. Waktu itu, saya sangat membutuhkan uang tambahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di luar kebutuhan makan dan kostan. Puji syukur, saya mendapat beasiswa untuk studi S1 saya. Jadi, saya tinggal mencari pendapatan tambahan untuk kebutuhan sehari-hari. Sungguh, sangat menyenangkan menggeluti hobi yang dibayar.

Awalnya, banyak orang yang merendahkan kerjaan sampingan saya ini. Maklum, karena masih terlalu amatiran, buket bunga flanel yang saya buat masih sangat buruk untuk standar dijual. Padahal, saya berusaha menyelesaikannya semalaman suntuk dan tidak tidur. Waktu itu, 2 buket bunga hanya laku terjual sekitar 50 ribuan saja. Memang tidak sebanding dengan perjuangan yang saya lakukan. Tetapi, saya tidak menyerah. Saya selalu menerapkan prinsip trial and error. Saya akan mencoba model-model baru yang saya bisa. Jika ada kesalahan, maka kesalahan itu akan saya perbaiki agar lebih baik lagi.

Lagi-lagi Allah Maha Baik, setelah beberapa kali mendapat orderan, saya kumpulkan uang hasil jualan buket tersebut. Jika dihitung-hitung bisa sekitar Rp2 jutaan. Mungkin, bagi sebagian orang ini bukanlah jumlah yang fantastis. Namun bagi saya, pendapatan ini adalah titik awal yang baik untuk terus mengasah hobi yang saya miliki. Uang itu bisa saya manfaatkan selama saya kuliah.

Dan kini, potong-memotong dan tempel-menempel kain flanel menjadi rutinitas yang saya lakukan setelah saya menyelesaikan kewajiban yang utama. Sungguh, senang sekali rasanya bisa kembali menyibukkan diri dengan kesukaan yang telah lama tidak saya lakukan karena terlalu banyak menghabiskan waktu untuk bekerja.

Selalu banyak hal berharga yang bisa kita ambil dari setiap peristiwa. Pandemi Covid-19 ini menyadarkan saya dan kita semua bahwa banyak hal yang telah kita lewatkan karena terlalu sibuk mengejar dunia. Dulu, kita begitu lelah bekerja, hingga fisik kita tidak memiliki hak untuk rehat sejenak. Dulu, kita begitu sibuk mencari uang, padahal ada ibu yang selalu rindu dengan kehadiran dan perbincangan hangat kita. Dulu, ada ayah dan ibu yang tak pernah mengenal waktu, padahal ada anak-anak lucu yang selalu ingin didekap oleh kedua orangtuanya. Bahkan, dulu kita terlalu sombong pada apa yang kita punya, padahal tak lain semua yang kita miliki adalah milik-Nya.

Apa pun rutinitas yang kita kerjakan selama pandemi ini, semoga hal-hal itulah yang terbaik untuk kita dan orang-orang di sekitar kita. Ternyata, dengan #DiRumahAja kita masih bisa terus bekerja dan berkarya. Besar harapan kita, semoga bumi segera membaik, bahkan lebih baik dari sebelumnya.

Cek Video di Bawah Ini

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading