Sukses

Lifestyle

WFH di Melbourne, Makin Dekat dengan Suami

Fimela.com, Jakarta Mengubah rutinitas di tengah panedemi virus corona ini memang tidak mudah. Mengatasi rasa cemas dan was-was pun membuat kita tak nyaman. Kita semua pun berharap semua keadaan akan segera membaik. Melalui Lomba Share Your Stories: Berbagi Cerita tentang Pandemi Virus Corona ini Sahabat Fimela berbagai cerita dan harapannya di situasi ini. Langsung ikuti tulisannya di sini, ya.

***

Oleh: Sherly Novellya

Bermukim di kota Melbourne, Australia sejak awal tahun 2014 membuatku terbiasa dengan ritme tenang dan santai (laid-back) yang begitu kental di kota ini. Orang-orang di Melbourne hampir selalu pulang kantor tepat waktu, sesuatu yang biasa kita sebut dengan istilah teng-go di Indonesia. Atmosfer di kantor pun terasa lebih santai dibandingkan dulu saat aku berkantor di Jakarta, dengan atasan yang tidak terlalu menuntut, bisa diajak mengobrol apa saja, dan bersikap layaknya teman. Dan satu lagi, siapa pun di sini terbiasa untuk dipanggil dengan nama depan, tanpa embel-embel Bapak atau Ibu.

Namun pandemi Covid-19 membuat segalanya terasa berbeda. Aku yang bekerja sebagai Sales Manager di suatu perusahaan furnitur ternama di Australia, merasakan orang-orang menjadi lebih waspada dan curiga. Suatu siang saat aku sedang menyantap bekal di kantor dan tersedak makanan hingga terbatuk-batuk kecil, para kolega langsung menatapku dengan waspada. Tak perlu menunggu lama, aku menerima panggilan telepon dari atasan yang memintaku untuk bekerja dari rumah sejak hari itu juga. Selain imbauan dari perdana menteri bahwa kita senantiasa harus menjaga physical distancing dengan minimal jarak 1,5 meter dengan orang lain, Australia juga sudah memasuki shutdown stage 3 sejak akhir Maret 2020. Bekerja di kantor masih diperbolehkan, hanya jika tugas-tugas kantor tidak dapat diselesaikan di rumah.

Makin Dekat dengan Suami

Tak lama sejak insiden itu, atasan kami di kantor meminta kami semua untuk bekerja dari rumah sampai shutdown stage 3 dinyatakan berakhir oleh Scott Morrison, perdana menteri Australia. Alhasil, aku dan suami yang terbiasa hanya di rumah pada hari Sabtu dan Minggu, kini harus berada di rumah setiap hari, dan mengerjakan pekerjaan kantor kami dari rumah.

Kini, sudah lebih dari empat minggu lebih kami di rumah, ternyata semuanya berjalan baik-baik saja. Aku dan suami terbiasa dengan rutinitas baru kami, yakni bekerja sejak pukul 9.00 pagi hingga 4.00 sore, lalu setelah itu kami akan joging di area sekitar rumah hingga mencapai 10.000 steps. Kebetulan saat ini kota Melbourne sedang memasuki musim gugur, sehingga pemandangan sekitar rumah pun sangat cantik, dengan daun-daun yang berubah warna menjadi jingga dan kuning.

Setelah joging, kami memasak makan malam sebanyak empat porsi, sehingga keesokan harinya untuk makan siang kami tidak perlu memasak lagi. Selesai makan malam, kami mengobrol sambil mengikuti perkembangan berita di TV. Pandemi Covid-19 ini membuat kami menyadari bahwa quality time antara suami dan istri tidak hanya bisa didapatkan dengan cara-cara yang ribet seperti mengatur makan malam romantis di restoran fine dining atau weekend getaway di luar kota. Makan malam, masak bersama, dan joging berdua di area perumahan pun ternyata sangat manjur untuk semakin merekatkan hubungan kami. I love you, My Husband!

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading