Sukses

Lifestyle

Setelah Menikah, Kenangan Ramadan saat Masih Bersama Orangtua Takkan Terlupakan

Fimela.com, Jakarta Punya kisah atau kesan tak terlupakan terkait bulan Ramadan? Atau mungkin punya harapan khusus di bulan Ramadan? Bulan Ramadan memang bulan yang istimewa. Masing-masing dari kita pun punya kisah atau pengalaman tak terlupakan yang berkaitan dengan bulan ini. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam My Ramadan Story: Berbagi Kisah di Bulan yang Suci ini.

***

Oleh: Nur Asiyah

Ramadan merupakan bulan suci yang hadir sekali dalam setahun. Dalam bulan yang istimewa ini, tentu banyak hal spesial pula yang kita dialami. Entah hal itu sebuah kenangan bersama keluarga, suatu tradisi yang kita tunggu kehadirannya, atau sebuah benda yang kita nantikan di saat Ramadan saja.

Sama seperti lainnya, saya memiliki kenangan sekaligus cerita menyenangkan bersama orang yang saya sayangi selama bulan suci. Sebagai seorang anak, selama ini saya menghabiskan waktu Ramadan saya bersama keluarga, terutama orangtua. Saya memiliki sebuah sajian favorit yang disantap saat Ramadan yakni es dawet. Mengapa es dawet? Bukankah itu bisa dibeli serta diminum di mana saja dan kapan saja? Bagi saya, tidak. Es dawet itu sendiri memiliki makna khusus di hati saya.

Orangtua saya adalah seorang pedagang di pasar tradisional. Di luar bulan Ramadan, beliau menjual jajanan pasar seperti getuk, utri, mendut, cenil, dsb. Sementara di bulan Ramadan beliau menjual bahan utama es dawet yakni, dawet itu sendiri. Hal tersebut dilakukan karena jajanan pasar akan mudah basi dan tak bisa dikonsumsi saat buka puasa. Sementara hidup harus terus berjalan. Orangtua saya memiliki lima anak yang perlu diperjuangkan.

Proses pembuatan dawet dilakukan di sore hari. Bapak membuat adonan dawet sementara Emak membentuknya hingga sedemikian rupa. Pada malam hari mereka membungkusnya dan sebelum waktu sahur Emak ke pasar untuk menjajakannya. Terkadang, dawet buatan orang tua saya tidak habis terjual. Ada beberapa bungkus yang tersisa. Tak jarang juga saya secara pribadi menyisihkan satu dua bungkus dawet agar tidak terbawa ke pasar. Saat itulah saya membuat es dawet sebagai minuman berbuka puasa. Orang tua saya mengajari cara membuat es dawet tersebut saat saya masih duduk di sekolah dasar. Hingga sekarang minuman itu masih begitu mengena di hati dan menjadi suatu kesukaan.

Kenangan Hangat

Pembuatan es dawet untuk sajian buka puasa sangatlah mudah. Pertama, gula pasir dicairkan bersama air. Kedua, campurkan air gula dengan santan dan es batu. Ketiga, masukkan sedikit bubuk vanili sebagai penambah aroma. Sementara itu, dawet yang telah dicuci bersih dimasukkan bersama dengan tape. Selesai, begitu saja. Biasanya orang tua saya tidak suka tape dan dawet yang dicampur dalam kuah. Sehingga, dua bahan itu tidak langsung dimasukkan, tetapi disendirikan dalam wadah terpisah.

Itulah minuman yang biasa menjadi teman berbuka puasa saya dan keluarga. Hal yang membuat saya tidak bisa menyamakan es dawet ini dengan es dawet lainnya adalah karena bahan utamanya merupakan buatan orang tua saya sendiri. Dawet yang dibuat dari cucuran keringat, ketulusan, dan niat ikhlas untuk mencari rezeki demi saya dan anggota keluarga yang lain. Dawet yang dibuat bukan hanya berguna untuk yang lain, tetapi juga bermanfaat untuk keluarga kami di bulan yang penuh rahmat ini.

Kini, saya telah menikah dan tinggal jauh dari orangtua. Ramadan kali ini sungguh berbeda, karena saya tidak bisa beribadah bersama Emak dan Bapak. Saya tidak bisa turut membantu orang tua untuk menjajakan dawet di pasar. Tidak juga bisa menikmati dawet buatan mereka.

Suatu ketika saat saya telepon ke rumah, saya menanyakan perihal minuman berbuka puasa yang biasa mereka nikmati. Sekarang, tidak ada es dawet yang biasa kubuat bersama Emak. Pengganti minuman itu adalah es teh atau es serbat rasa buah.

Saat ini adalah Ramadan pertama saya di tempat baru. Saya tidak bisa berbohong. Ada rasa rindu untuk berada di tempat yang lama. Namun, hidup terus berjalan dan di sinilah saya memulai kenangan yang baru tanpa harus melupakan kenangan yang lama.

Adakah sesuatu yang istimewa di Ramadan Anda dan masih diingat hingga sekarang? Atau sesuatu yang istimewa itu masih bisa dirasakan hingga kini? Bagaimanapun kita harus menikmati apa yang kita jalani saat ini, karena kita tak tahu kapan hal tersebut berlalu dan mulai menghilang.

Selamat menjalankan ibadah puasa. Selamat bulan Ramadan dan bersiap untuk hari kemenangan. Jangan lupa untuk tetap menjaga kebersihan dan lindungi orang terdekatmu. Semangat!

#ChageMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading