Sukses

Lifestyle

Fimela Fest 2020: Dua Perempuan Hebat Asal Indonesia Masuk Daftar Forbes Asia's Power Bussinesswomen 2020

Fimela.com, Jakarta Ketangguhan para perempuan semakin nyata. Bahkan kini, industri yang banyak didominasi para pria, kini berbanding sejajar dengan para perempuan. Banyak perusahaan yang membawa perubahan, ternyata dipimpin oleh para perempuan.

Perempuan dan perubahan nampaknya memang nyata adanya. Sosoknya bisa menguasai segala bidang dengan seimbang baik untuk keluarga, perusahaan, hingga dampak nyata di masyarakat.

Seperti di tahun 2020 ini, Forbes telah merilis 25 pemimpin bisnis yang dikepalai oleh para perempuan dari seluruh Asia. Ternyata, dari deretan nama tersebut, beberapa diantaranya berasal dari Indonesia. Penasaran siapa saja mereka?

1. Dewi Muliaty

Dewi Muliaty adalah Presiden Direktur dari Prodia Widyahusada. Dimulai saat ia mengambil studi farmasi ketika sang profesor, Andi Wijaya, cofounder dari salah satu operator laboratorium klinis terbesar di Indonesia memperkerjakannya sebagai asisten manager di tahun 1988. Dua dekade setelah itu, ia menjadi Presiden Direktur dan pemimpin ekspansi klinik di mana hanya ada 107 di tahun 2010 dan kini sudah mencapai 285 klinik di tahun 2020.

Dia juga meningkatkan pengujian untuk gangguan autoimun dan penyakit lainnya, yang menghasilkan hampir seperlima dari pendapatan tahun lalu. Setelah penurunan permintaan mendorong penjualan paruh pertama turun 18% menjadi 657 miliar rupiah ($ 44 juta), Muliaty beralih menawarkan pengujian Covid-19 cepat yang dapat dilakukan di drive-through, klinik atau di rumah, dengan hasil yang diposting online.

2. Nabilah Alsagoff

Ia adalah Cofounder dan COO dari Nusa Satu Inti Artha. Pada tahun 2005, ketika Alsagoff memulai situs web dengan dewan pariwisata Bali, dia melihat bank lokal tidak dapat memproses pembayaran online yang ditariknya. Jadi dia dan dua temannya mendirikan Nusa Satu Inti Artha yang berbasis di Jakarta, yang paling dikenal dengan nama mereknya Doku (bahasa gaul lokal untuk “dompet”).

Doku jadi pelopor transaksi non tunai di Indonesia, melompati bank domestik untuk menawarkan layanan e-wallet. Pada tahun 2016, grup media Indonesia Elang Mahkota Teknologi membeli saham mayoritas di Nusa Satu dengan harga yang dirahasiakan, tetapi Alsagoff tetap menjadi chief operating officer Doku.

Tahun lalu, Doku menangani pembayaran 63 triliun rupiah ($ 4,3 miliar), 50% lebih tinggi dari tahun 2018 dan menjadikannya layanan pembayaran elektronik terkemuka di Indonesia. Transaksi melonjak karena penduduk rumahan menghindari pandemi, dan Doku telah berkembang menjadi konsultan untuk membantu lebih banyak bisnis bertransaksi secara online.

Untuk tahu lebih lanjut topik seputar ini, daftarkan dirimu di sini dan dapatkan info terupdate FIMELA FEST 2020. Jangan sampai terlewat ya.

#Changemaker

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading