Sukses

Lifestyle

7 Cara Efektif Meningkatkan dan Melatih Mental Berani

Fimela.com, Jakarta Secara umum, sebagai manusia kita memiliki dua jenis ketakutan. Pertama ketakutan yang menandakan kita dalam bahaya fisik seperti berada di ketinggian dan ketakutan yang menandakan ego kita dalam bahaya seperti minder berbicara di depan umum. 

Dalam masyarakat modern mungkin kita sedikit dipertemukan dengan situasi berada dalam bahaya fisik, jadi sebagian besar ketakutan yang kita rasakan lebih berkaitan dengan ancaman terhadap ego dan konsep diri. Namun, kedua jenis ketakutan ini terasa sangat mirip dan memprovokasi pertarungan dan respons pada tubuh kita. 

Melatih mental berani dan meningkatkannya bukanlah tentang menghilangkan ketakutan kita. Sebab ini adalah respons naluriah, sebaliknya ini tentang cara mempelajari menghadapi ketahukan dengan cara yang sehat.

Melansir dari lifehack.org, berikut tujuh cara efektif untuk mulai meningkatkan dan melatih keberanian mental mulai hari ini;

 

 

1. Ingatkan diri jika ketakutan tidak selalu membantu  

Rasa takut berguna dalam situasi di mana kita memiliki kendali dan dapat mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan risiko skenario bencana menjadi kenyataan. Misalnya saat ingin menyebrang jalan. 

Demikian juga jika kita akan menghadapi orang banyak dan berbicara di depan umum, ketakutan kita mungkin menunjukkan jika perlu lebih banyak latihan. Namun dalam beberapa situasi, rasa takut bisa lebih banyak merugikan daripada menguntungkan. 

Jika kita menanggapi setiap situasi yang menimbulkan rasa takut seperti kita berada dalam bahaya fana, pada akhirnya akan kehilangan kesempatan berharga untuk hidup dan menikmati pengalaman baru. Sebuah pertanyaann yang membantu dan meningkatkan mental berani untuk ditanyakan pada diri sendiri ketika memutuskan bagaimana menanggapi situasi adalah; "Apakah saya menghindari rasa sakit atau ingin bertumbuh?"

 

 

2. Perluas zona nyaman secara bertahap

Meningkatkan dan melatih mental berani bukanlah sesuatu yang terjadi dalam semalam. Ini adalah proses hari demi hari dan kemungkinan besar kita akan sukses di bidang ini jika berfokus dan memperluas zona nyaman selangkah demi selangkah.

Misalnya, jika kita merasa takut berbicara dengan orang baru, mulailah dari hal kecil dengan percakapan singkat dengan orang yang kita temui tetapi tidak mungkin untuk bertemu lagi seperti penjaga toko, orang dalam anteran dan sebagainya. Setelah kita merasa lebih nyaman melakukannya, mulailah melakukan percakapan yang lebih lama dengan orang yang mungkin jarang kita temui, lanjut ke orang yang kita temui secara teratur, dan seterusnya.

 

3. Ingatlah untuk bernapas

 

Keadaan fisik kita berdampak besar pada kondisi emosi dan mental. Saat merasa cukup tegang, cobalah membungkung selama 10 detik lalu duduk tegak dengan senyuman mempesona selama 10 detik dan rasakan perbedaan perasaan setelahnya. 

Jika kita ingin meningkatkan kebaranian dalam situasi tertentu, salah satu cara paling efektif untuk melakukannya adalah dengan memperlambar pernapasan kita. Saat kita merasa takut, napas secara tidak sadar menjadi lebih cepat dan dangkal. 

Menarik napas dalam-dalam mengirimkan sinyal ke pikiran kita. Jika semuanya baik-baik saja dan membantu kita relaks.

 

 

4. Mencoba objektif dan meminimalisir pikiran buruk

Biasanya, ketakutan yang kita rasakan bukan tentang skenario terburuk yang kita pikirkan. Melainkan tentang bagaimana perasaan kita jika skenario itu terjadi. 

Misalnya kita membayangkan skenario terburuk saat lupa dengan dialog dan isi pidato saat berbicara di depan umum. Lalu penonton mencemooh di luar panggung dan kita pulang dengan keadaan malu, putus asa dan sejumlah perasaan tidak nyaman lainnya. 

Lain kali kita dihadapkan pada kesempatan berbicara di depan umum, tentu akan menjadi perasaan yang akan terus diingat dan lebih takut lagi. Nah, untuk meningkatkan dan melatih mental berani kita, cobalah untuk tetap objektif dan fokus pada fakta yang terjadi daripada pikiran terburuk yang belum terjadi.

 

 

5. Pikirkan bagaimana jika situasi itu dialami teman kita

Salah satu tantangan terbesar bagi keberanian kita adalah kenyataan jika kita cenderung lebih keras dengan diri sendiri dibanding orang lain. Cobalah tanyakan pada diri sendiri, bagaimana kita memandang teman sendiri saat mengalami situasi yang sama?

Apakah kita akan fokus pada cemoohan atau justru mengagumi karena mereka telah mengambil risiko? Memikirkan tentang bagaimana kita memandang orang lain dalam situasi yang sama dapat membantu mengatur ulang skenario dan membawa kepercayaan diri dan keberanian.

 

6. Tanyakan "Aku harus menjadi siapa?" ketimbang "Apa yang harus saya lakukan?"

 

Dalm hal meregangkan zona nyaman dan melakukan tindakan keberanian, kita sering berfokus pada apa yang perlu kita lakukan. Misalnya, jika kita ingin aktif dan berlatih triathlon di akhir tahun, kita pasti mencari informasi apa yang akan berguna untuk melakukannya. 

Sibukkan diri dengan melihat kualitas apa yang akan dimiliki oleh versi pemberani di masa depan? Bagaimana mereka memulai setiap hari? Kebiasaan baru apa yang akan mereka kembangkan sampai kebiasaan lama apa yang mereka ubah?

 

7. Beraksi  

 

Ketika kita merasa kurang berani dan menunggu keberanian itu datang, pastinya akan lama sekali. Pada kenyataannya, justru akan mengurangi keberanian kita sendiri.

Satu-satunya hal yang akan membantu kita merasa lebih berani adalah beraksi mengambil tindakan, keluar dari zona nyaman, dan mengirimkan pesan pada diri sendiri jika kita adalah orang yang berani.

Simak Video Berikut

#ChangeMaker 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading