Sukses

Lifestyle

Olahraga Luar Ruangan? Pantau Kualitas Udara Lewat Aplikasi Canggih Ini

Fimela.com, Jakarta Indonesia merupakan salah satu negara yang ada dalam daftar dengan tingkat polusi tertinggi di dunia. Meski tidak separah Pakistan dan India, namun Sahabat Fimela tetap harus peduli dan melek soal polusi udara di sekitarmu. Apalagi, pandemi Corona membuat sebagian masyarakat memilih untuk berolahraga di luar ruangan. 

Namun, ternyata di luar ruangan pun tidak aman 100%. Aplikasi kualitas udara lokal, Nafas, merilis sebuah data adanya risiko kesehatan olahraga di luar ruangan, selama jam 04.00-09.00 WIB berdasarkan Polusi Particulate Matter (PM 2,5). 

Menurut Co-founder & Chief Growth Officer Nafas, Piotr Jakubowski mengatakan pihaknya mencoba untuk mengatai data kualitas udara di Jabodetabek. Data ini diharapkan bisa menjadi penentu keselamatan masyarakat saat berolahraga di luar ruangan.  

"Sudah bukan rahasia bahwa polusi udara sudah menjadi masalah terbesar di dunia, termasuk Indonesia. Ibukota Jakarta pun saat ini masuk ke dalam peringkat keempat kota paling tercemar di dunia1. Melihat adanya tren olahraga outdoor yang semakin marak, kami mencoba untuk mengamatidata kualitas udara di Jabodetabek yang diharapkan bisa menjadi penentu keselamatan saatberolahraga. Berdasarkan data temuan, banyak lokasi yang sering kali memiliki tingkat PM2.5yang telah melebihi 100 (ambang batas aman). Tentu ini menyoroti pentingnya mengambiltindakan pencegahan yang diperlukan untuk olahraga yang aman. Jangan sampai risikokesehatan dari polusi udara ternyata melebihi manfaat berolahraga," jelasnya. 

2 Daerah Paling Berpolusi

Nafas memantau kualitas udara di Jabodetabek selama 30 hari pada Agustus 2020. Wilayah yang dipantau adalah DKI Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, Depok, dan Bekasi. Ternyata, Tangerang Selatan dan Bekasi menjadi 2 wilayah dengan polusi yang paling parah. 

Sebaliknya, Bogor dan Jakarta Pusat merupakan daerah terbersih. Tangerang Selatan dan Bekasi memiliki kualitas udara 5 hari yang tidak layak untuk kamu hirup. Jangankan berolahraga, berjalan saja di luar ruangan selama lebih dari 30 menit tidak baik untuk kesehatanmu. 

Sampel tersebut diambil dari 46 sensor kualitas udara di Jabodetabek pada eksposur selama olahraga pagi, yaitu pukul 05.00-09.00 WIB. Di Jabodetabek, Jumat pagi menjadi waktu yang paling baik dari hari-hari lainnya. Namun untuk wilayah Jakarta Pusat dan Tangerang, Kamis pagi menjadi waktu sempurna untukmu berolahraga di luar.

Menurut Dr. ErlangSamoedro, Dokter Spesialis Paru (Pulmonologist), PM 2,5 merupakan polutan paling berbahaya kalau dihirup. Bahkan bisa meningkatkan risiko penyakit seperti stroke, asma, dan kanker paru. 

“Sekali kita berolahraga, tingkat pernapasan akan meningkat signifikan hingga 40-60napas per menit, berbeda dengan aktivitas normal yang hanya mengambil napas 15 kali permenit. Ditambah lagi, intensitas olahraga yang berbeda menyebabkan perbedaan volume udarayang dihirup. Tentu adanya peningkatan pernapasan saat berolahraga di kualitas udara yangburuk semakin memberi risiko jumlah aerosol yang terhirup, termasuk PM2.5. Beberapa risikopenyakit yang mungkin muncul karena terhirupnya PM2.5 antara lain asma, stroke, dan kankerparu-paru.”

#ChangeMaker

Simak Video Berikut

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading