Sukses

Lifestyle

Setelah Pandemi Berakhir, Aku Ingin Mengajak Ibu Tinggal di Malaysia

Fimela.com, Jakarta Seorang ibu menjadi sosok yang paling istimewa di hati kita. Saat menceritakan sosoknya atau pengalaman yang kita miliki bersamanya, selalu ada hal-hal yang tak akan bisa terlupakan di benak kita. Cerita tentang cinta, rindu, pelajaran hidup, kebahagiaan, hingga kesedihan pernah kita alami bersama ibu. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories November 2020: Surat untuk Ibu berikut ini.

***

Oleh: C

Lahir dan dibesarkan di Jakarta membuat saya menjadi wanita yang mandiri dan tidak ingin menyusahkan semua orang termasuk ibuku sendiri. Apa pun akan saya lakukan untuk membuat ibu saya bahagia.

Sebagai anak bungsu, saya mengerti bagaimana kerasnya hidup di kota dan tiga orang kakak saya tidak selalu mampu menopang kebutuhan keluarga karena mereka pun ada keluarga sendiri yang harus dicukupkan, saya tidak pernah mempermasalahkan tentang itu. Dua belas tahun setelah lulus sekolah, saya bekerja demi mencukupi kebutuhan saya sendiri dan orang tua meski saya belum mampu memberi lebih tetapi saya selalu mengutamakan mereka. Tahun 2014 ayah saya harus pulang ke pangkuan Tuhan dan meninggalkan seluruh kenangan. Dan di sinilah semuanya berubah.

Ketika ayah sakit, saya satu-satunya anak yang dipercayai ayah saya untuk menjaga merawat dan melindungi ibu saya. Saya berjanji tidak akan meninggalkan ibu saya dan selalu ingin melanjutkan hari-hari kedepan bersamanya dengan penuh sukacita.

Tetapi pada tahun 2015, saya berjumpa dengan pria yang saat ini sudah menjadi suami saya. Yang tidak pernah saya pikirkan seumur hidup saya, bahwa saya mencintai seorang pria berkewarganegaraan Malaysia. Saya menceritakan tentang sosok suami saya kepada ibu saya dan saya kaget bahwa beliau memberi restu kepada kami walaupun beliau sadar bahwa suatu hari saya akan pergi dari tanah kelahiran saya dan ikut dengan suami saya. Kalau saja ayah saya masih ada mungkin keadaannya tidak akan seperti ini.

Saat itu hati saya sungguh bergejolak, kenapa semua janji yang sudah saya ucapkan untuk selalu berada di samping ibu saya malah saya ingkari. Sebab saya yakin setelah saya menikah saya akan mengajak ibu saya untuk tinggal bersama saya dengan suami.

Suatu Hari Nanti

Saya pun harus meninggalkan tempat saya lahir dan dibesarkan, saya harus menyesuaikan dengan keadaan dimana saya tinggal sekarang ini. Semua rintangan saya jalani, ibu saya selalu mengatakan bahwa beliau selalu mendoakan saya meski raga kami terpisah jarak dan waktu. Doa ibu sungguh menguatkan saya, yang mampu membuat saya bertahan. Dan saya hanya bisa melihat beliau melalui video aall. Saya sungguh rindu sentuhanmu ibu.

Satu tahun lalu setelah pernikahan saya, saya mengerti bahwa sebagai pengantin baru segala sesuatu harus selalu ada pertimbangan termasuk masalah biaya hidup. Di sinilah saya sebagai seorang istri harus mengalah dan menahan keinginan saya untuk membawa ibu tinggal di sini bersama saya. Tetapi siapa sangka, Covid 19 datang tanpa diundang dan menghancurkan seluruh rencana.

Ya, saya harus menunda kembali membawa ibu saya ke Malaysia. Saya takut menghadapi karantina jika harus dipaksakan untuk tetap pergi ke Indonesia dan datang kembali ke Malaysia, terutama ibu saya yang usianya sudah rentan. Tetapi beliau sungguh mengerti dengan kondisi saat ini. Tetapi yang begitu meyayat hati saya, pada saat beliau mengatakan, “Semoga Mama selalu diberi kesehatan agar kita masih bisa berjumpa.”

“Ibu, maafkan aku telah meninggalkanmu. Setelah Covid-19 ini berakhir, aku akan datang menjemput ibu dan membawa ibu tinggal bersamaku di sini, semoga tidak ada penghalang lagi untuk kita berdua dan semoga ibu selalu diberi kesehatan. Amin.”

Kuala Lumpur, Malaysia

25 November 2020

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading