Sukses

Lifestyle

Langkah Mencegah Kebutaan Akibat Diabetes

ringkasan

  • Kebutaan dampak serius dari Diabetes Mellitus yang jarang diketahui
  • Risiko gangguan mata hingga kebutaan akibat diabetes disebut Retinopati Diabetik

Fimela.com, Jakarta Kebutaan menjadi salah satu dampak serius dari diabetes mellitus yang jarang diketahui sebagian besar masyarakat, bahkan oleh penderita diabetes sendiri.

Risiko gangguan mata hingga kebutaan akibat diabetes disebut Retinopati Diabetik, dan merupakan 3 besar komplikasi diabetes terbanyak dan penyebab kebutaan global ke-5 terbesar.

Dr. Yeni D Lestari, SpM(K) mengatakan lebih dari 60 persen pasien diabetes mellitus memiliki gangguan penglihatan yang disebabkan oleh berbagai kelainan seperti Katarak, kelainan refraksi, glaukoma, diabetik retinopati, dan lain-lain.

Faktanya, banyak pasien yang tidak memeriksakan matanya karena belum memiliki keluhan atau tidak sempat periksa mata karena harus berobat untuk kompllikasi diabetes mellitus lainnya.

"Gangguan penglihatan dan kebutaan akan menurunkan kualitas hidup pasien dan menjadi beban keluarga, masyarakat dan juga Pemerintah," ujar Dr. Yeni dalam acara kampanye “Fight Against Blindness from Diabetes.”

Penyebab kebutaan pada pasein diabetes

Diabetes mellitus merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secaraefektif. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah.

Retinopati diabetik terjadi saat kadar darah yang tinggi merusak pembuluh darah di retina mata. Pembuluh darah akan bocor sehingga muncul bintik-bintik perdarahan di retina. Hal ini menyebabkan penglihatan kabur hingga buta.

Prof. dr. Arief S Kartasasmita, SpM(K), PhD, mengatakan kerusakan pada retina ini sering tidak dirasakan oleh pasien terutama pada fase-fase awal penyakit, sehingga banyak pasien yang datang berobat pada keadaan yang sudah lanju dan perludiingat Kondisi ini akan bersifat permanen apabila tidak segera ditangani dengan tepat.

Pencegahan kebutaan

Dr. Yeni menyapaikan pemeriksaan atau skrining mata pada pasien diabetes mellitus sangat penting untuk mencegah kebutaan dan harus menjadi bagian dari layanan rutin yang disediakan oleh fasilitas kesehatan terutama di fasilitas kesehatan primer.

Untuk dapat mencegah dan mengobati retionopati diabetik diperlukan pemeriksaan dini agar dapat diketahui perawatan serta pengobatan yang tepat. Data yang akurat dapat juga memberikan indikasi beban sosial dan ekonomi yang dapat disebabkan oleh kebutaan.

Prof. dr. Arief, mengatakan pada pasien diabetes tipe-1, tes pertama bisa dilakukan 3 sampai 5 tahun setelah terdiagnosis dan kembali menjalani tes setiap tahun. Sementara pada penyandang diabetes tipe-2 disarankan segera melakukan tes setelah terdiagnosis dan kembali melakukannya setiap tahun.

Pemeriksaan bisa dilakukan menggunakan ophthalmoskop oleh dokter umum sebagai langkah deteksi pada fase awal. Selain pemeriksaan mata, pencegahan retinopati diabetik juga bisa melalui pola makan sehat dan beraktivitas rutin minimal 150 menit berjalan setiap minggu, memeriksa kadar gula darah beberapa kali dalam sehari dan memastikan kadar gula darahnya terkontrol.

"Walaupun masih pandemi, para pasien diabetes diimbau untuk tetap melakukan konsultasi dan pemeriksaan rutin, tentunya dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan guna memastikan penyakitnya tetap terkendali serta mengantisipasi kemungkinan terjadinya perburukan penglihatan,"papar Prof. dr. Arief.

Menurut WHO, setidaknya 2,2 miliar orang secara global memiliki gangguan penglihatan atau kebutaan. Sekitar 1 miliar orang diantaranya memiliki gangguan penglihatan yang sebenarnya bisa dicegah atau belum ditangani, dan 3 juta orang memiliki gangguan pengelihatan atau buta akibat retinopati diabetik.

#changemaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading