Sukses

Lifestyle

5 Kisah Nyata tentang Memaknai Kesendirian dan Penantian Jodoh

Fimela.com, Jakarta Bersinggungan dengan istilah-istilah seperti kesendirian, kesepian, lajang, jomlo, dan penantian jodoh seringkali menghadirkan perasaan yang tak nyaman. Terlebih pada perempuan yang usianya dianggap sudah "matang" untuk menikah, banyak tuntutan dan tekanan sosial yang begitu menyesakkan. Meskipun begitu, bukan berarti hidup hanya akan diisi dengan rasa galau atau terus mengasihani diri sendiri.

Bagi yang saat ini sedang galau soal kesendirian atau sedih terkait penantian jodoh, kisah-kisah dari Sahabat Fimela ini mungkin bisa menghadirkan kehangatan di hati. Memaknai kesendirian dan penantian jodoh tak harus selalu disertai dengan perasaan muram, bukan?

1. Lajang di Usia Hampir 40 Tahun dengan 2 Adik yang Sudah Menikah

"Dahulu saat usiaku masih di bawah 30 tahun, keluargaku sangat mendorong aku untuk segera menikah bahkan mungkin berusaha untuk menjodohkan, tapi aku bergeming. Aku tetap santai dan meneruskan kehidupan single yang aku minati tanpa ada rasa ingin segera berkeluarga, karena memang aku belum bertemu dengan pria yang mampu membuatku ingin menikah. Aku sangat mencintai kebebasanku dan kespontananku meskipun pernah gagal dan jatuh namun itu bukan soal bagi aku."

Selengkapnya: Dilangkahi Dua Adik Laki-Laki dan Lajang Jelang Usia 40, Kujalani Hidup dengan Senyuman

2. Tak Mau Menikah Kalau Cuma untuk Status

"Aku wanita karier berusia 32 tahun, belum menikah. Sebuah kondisi yang mungkin terlihat sarat dengan keprihatinan bagi sebagian besar orang mengingat wanita seusiaku sudah mempunyai 2 anak atau bahkan lebih. Saat rekan sebayaku sudah beberapa langkah lebih maju membina rumah tangga lengkap dengan segala suka dukanya, saat wanita yang usianya jauh lebih muda dariku sudah menimang buah hati tercinta, aku masih sibuk menyiapkan mental dan jawaban atas pertanyaan “kapan”... ."

Selengkapnya: Untuk Apa Buru-Buru Menikah Kalau Hanya untuk Mengejar Status?

3. Kesendirian Tak Perlu Terus Diratapi

"Saya adalah orang dilangkahi oleh adik sendiri. Dia sudah memiliki calon, calon istrinya baik menurut penilaian saya sebagai sesama perempuan, serta sudah mapan. Saya masih single dengan keadaan ekonomi yang juga belum stabil. Kini keluarga adik saya sudah lengkap berkat kehadiran putrinya sementara saya masih dalam keadaan yang sama."

Selengkapnya: Merayakan Kesendirian: Tuhan Takkan Membiarkan Hamba-Nya Sendirian

4. Belum Menikah Bukan Berarti Menolak Hadirnya Jodoh

Pernikahan tak lepas dari yang namanya jodoh. Belum ada jodoh belum bisa menikah, belum menikah bukan berarti tak ada jodoh. Aku percaya dengan yang namanya jodoh ada di tangan Tuhan Yang Maha Kuasa. Ada yang mengatakan kalau kita tidak berusaha bagaimana jodoh itu datang. Jodoh itu juga usaha. Tetapi menurut pandanganku, sekuat bagaimapun kita berusaha, kalau Tuhan berkata dia bukan jodoh kita, apa yang kita harapkan melangkah ke jenjang pernikahan tak akan terjadi.

Selengkapnya: Belum Menikah Bukan Berarti Tak Ada Jodoh

5. Tetap Mengembangkan Banyak Potensi dalam Diri

Kukembangkan potensi yang kumiliki, meningkatkan kemampuan bahasa asing, belajar desain grafis, public speaking, tantangan baru yang ternyata mengasyikkan untuk dijalani. Sakit hati di masa laluku juga berimbas pada tegasnya kepribadianku kini. Aku berani berkata tidak, pada apa pun yang memang menurutku tidak. Aku acuh pada semua pembicaraan tentangku. Maklum saja, di masa ranumku, sebayaku kebanyakan sudah bersumpah di depan penghulu. "Tak mengapa!" kataku, "Asal aku tak merugikan mereka, jodoh tak ada beda dengan kematian yang memang hanya Tuhan yang berhak tentukan waktuku.''

Selengkapnya: Jodoh Sama dengan Kematian, Hanya Tuhan yang Berhak Tentukan Waktunya

Semoga kita semua tetap bisa menjalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya, ya. Yakin saja bahwa jodoh terbaik akan hadir pada waktu yang terbaik juga.

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading